Bojonegoro Tampilkan Tari "Encek Grenjeng" Di Surabaya
Kepala Bidang Budaya Disbudpar Bojonegoro Taufiq Amrullah di Bojonegoro, Kamis menjelaskan dalam festival karya tari yang digelar Disbudpar Jatim itu, untuk tari Encek Grenjeng akan diperkuat sembilan penari yang semuanya perempuan.
Sembilan penari itu, lanjut dia, sudah menjalani proses latihan selama tiga bulan, baik berlatih tanpa musik gamelan sampai digabung dengan musik.
Selain itu, uji coba penampilan tari Encek Grenjeng lengkap dengan musik gamelan langsung digelar di Desa Sraturejo, Kecamatan Baureno, pada 23 April.
"Uji coba tari Enceng Grenjeng langsung disaksikan jajaran perangkat desa, juga masyarakat Desa Sraturejo. Durasi tari Encek Grenjeng 6 menit 45 detik," ucapnya menjelaskan.
Karya tari Encek Grenjeng merupakan hasil karya koreografer Nika Musumawati, diperkuat penata musik Rian Susilo dan tata rias busana Dias Kirana.
Sesuai kisah dari desa setempat menyebutkan Encek Grenjeng mengambarkan upacara adat sedekah bumi sebagai bentuk penghormatan kepada sepasang leluhur desa setempat, yaitu Akuwu Basunanda dan Nyi Lebdasari.
Di dalam upacara adat itu digambarkan ada iring-iringan "encek" (tempat) berisi sajian gunungan hasil bumi dan makanan simbol rasa syukur dan suka cita masyarakat yang sudah menjadi tradisi dilengkapi hiburan tayub.
Sebelumnya, diawali dengan penyucian diri di sumur Nganten yaitu tempat sepasang leluhur itu menyucikan diri selepas dari tawanan para pemberontak.
"Dalam tari Encek Grenjeng juga diwarnai tari dengan gaya tayub," ucap Koreografer Disbudpar Bojonegoro Deny Ike Kirmayanti.
Ia menambahkan dalam Festival Karya Tari se-Jawa Timur tahun ini lawan terberat tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yaitu Banyuwangi dan Ponorogo.
"Tapi kami optimistis tari Encek Grenjeng akan mampu tampil dengan bagus. Sebab, Bojonegoro dalam dua tahun terakhir tampil sebagai juara dalam karya tari se-Jawa Timur, bahkan tingkat nasional (2016)," ucap Deny menegaskan.
(adh/ant)