Ada Nyi Loro Kidul Di Pameran Lukisan Istana

 

JELAJAH NUSA - Ada yang  berbeda di Istana Kepresidenan pada peringatan 72 tahun Indonesia kali ini. Sebuah seni rupa monumental digelar berupa pameran lukisan bertema Senandung Ibu Pertiwi. Sedikitnya, 48 lukisan koleksi istana kepresidenan di seluruh Indonesia ditampilkan.

Lembaga kepresidenan Indonesia sendiri memiliki beberapa istana, yaitu Istana Merdeka, Istana Negara, yang ada di Jakarta, Istana Bogor di Bogor, Istana Cipanas, yang ada di Jawa Barat, Istana Tampaksiring di Bali, serta Gedung Agung di Yogyakarta.

"Pameran lukisan istana kepresidenan ini untuk yang kedua kali kita lakukan," kata Kepala Sekretariat Presiden, Heru Hartono.

Pada 2016, Kementerian Sekretariat Negara bersama Badan Ekonomi Kreatif hanya menampilkan sebanyak 28 lukisan dari 21 pelukis Indonesia, dengan tajuk "17/71: Goresan Juang Kemerdekaan".

Istana kepresidenan memiliki koleksi seni bernilai sangat tinggi dan bersejarah dalam jumlah banyak dari dalam dan luar negeri. Terdiri dari seni lukis, seni patung, benda perhiasan, porselen, alat tulis dan perlengkapan makan, cindera mata tokoh-tokoh dunia, dan lain-lain.

Adalah Presiden Soekarno berperan besar dalam sentuhan seni-budaya di istana-istana kepresidenan pada saat itu. Seni juga menjadi alat perjuangan dan pembentukan karakter bangsa.

Menurut dia, tujuan Senandung Ibu Pertiwi itu memberikan akses kepada publik tentang koleksi benda-benda seni dan bersejarah bernilai tinggi milik negara yang ada di istana-istana kepresidenan.

Sebanyak 48 lukisan dari 41 pelukis yang selama ini dipajang di istana-istana kepresidenan akan dipamerkan kepada masyarakat di Galeri Nasional, di Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta.

Alhasil, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK), Selasa (1/8/2017) berkesempatan membuka langsung pameran lukisan koleksi Istana Kepresiden Republik Indonesia (RI) tersebut.

Dalam sambutannya, JK mengatakan pameran lukisan milik Istana menunjukkan banyak harta yang tidak ternilai dan bersejarah tersimpan dan harus diketahui masyarakat luas.

"Dalam rangka ulang tahun kemerdekaan kita berbagai acara diadakan salah satu adalah melihat begitu banyak harta yang tidak ternilai yang ada di Istana. Ini tentu patut diketahui begitu banyak lukisan yang sangat bermutu dan sangat berharga. Lukisan ini punya makna sejarah, keindahan alam, perilaku kita, ataupun makna lainnya," kata JK.

Pembukaan pameran tersebut dihadiri, antara lain Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendi, Kepala Staf Kantor Kepresidenan (KSP) Teten Masduki, Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Barekraf) Triawan Munaf, serta Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto.

Pameran lukisan koleksi Istana Kepresidenan tahun ini merupakan yang kedua kali digelar di Galeri Nasional Indonesia. Tema lukisan yang dipamerkan kali ini ialah "Senandung Ibu Pertiwi". Masyarakat umum dapat menikmati 48 lukisan pada 2-30 Agustus 2017.

Selain menampilkan pameran, panitia menyediakan workshop melukis, diskusi, dan tur bagi rombongan pengunjung.

Salah satu kurator, Mikke Santoso, menuturkan, dari pameran tersebut, para kurator ingin menerjemahkan konsep ibu pertiwi kepada masyarakat.

Mikke berpandangan konsep ibu pertiwi bisa dilihat dari alam, aktivitas yang dilakukan masyarakat, religi, dan mitologi.

"Selama terlalu besar (abstrak) konsep ibu pertiwi," ujarnya.

Dari 48 lukisan yang dipamerkan, kurator membaginya menjadi empat tema, yakni keragaman alam (12 lukisan), dinamika keseharian (11 lukisan), tradisi dan identitas (15 lukisan), serta mitologi dan religi. Untuk tema mitologi dan religi, ada dua karya dari pelukis terkenal yang bisa dinikmati pengunjung, yaitu Nyai Roro Kidul karya Basoeki Abdullah dan Harimau Minum karya Raden Saleh.

Usai diresmikan Jusuf Kalla, pameran lukisan koleksi Istana Kepresidenan ini bisa dinikmati pengunjung setiap hari mulai pukul 08.00.

Selain ditujukan kepada masyarakat domestik, pemerintah juga bermaksud menunjukkan karya-karya unggulan seniman Indonesia kepada komunitas internasional.

Pada acara kali ini, selain lukisan, panitia juga memamerkan arsip dan dokumentasi berkaitan dengan materi pameran serta karya pelukis Rusia, Konstanstin Makovsky, yang ditampilkan melalui layar LED besar.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait