Haryadi Sebut Pangandaran Bisa Menarik Wisman Lebih Banyak Lagi, Ini Syaratnya

KLIKNUSAE.com – Ketua Umum GIPI Haryadi B Sukamdani menyebutkan destinasi Pangandaran bisa menarik wisman (wisatawan mancanegara)  lebih banyak lagi.

Namun, untuk mencapai target wisman yang lebih lebih signifikan perlu adanya infrastruktur yang memadai.

Salah satunya adalah ketersediaan sarana transportasi yang optimal agar perjalanan menuju Pangandaran di Jawa Barat ini lebih singkat.

Jika komponen ini tersedia, maka akan lebih memudahkan wisman yang datang dari Jakarta untuk menjelajahi wilayah tersebut.

"Pangandaran itu kalau dari Jakarta kan 7-8 jam sehingga untuk cover dari market Jakarta itu masih sedikit. Pangandaran covernya lebih banyak dari daerah sekitar dan Bandung," kata Haryadi dalam keterangan persnya, Rabu 31 Januari 2024.

BACA JUGA: Selama Libur Natal Okupansi Hotel Pangandaran 100 Persen, Perputaran Uang 20 Miliar

Sebelumnya, saat mengukuhkan kepengurusan Gabungan Industri Pariwita Indonesia (GIPI) Jawa Barat periode 2024-2029 di Bandung, Selasa 30 Januari 2024, Haryadi juga menyinggung perlunya koordinasi.

“Untuk mengembangkan potensi pariwisata di Jawa Barat ini, kepengurusan GIPI Jabar yang baru harus lebih banyak melakukan koordinasi. Baik, dengan pemda provinsi, kota dan kabupaten,” katanya.

Hariyadi menyakini bahwa dengan perbaikan aksesibilitas, jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Pangandaran dapat meningkat secara signifikan.

Di sisi lain, ia juga menyoroti bahwa sejumlah penerbangan internasional masih belum dibuka.

BACA JUGA: Pantai Barat Pangandaran, Eksotisme dan Kenyamanan Wisata

Ia berharap agar pada tahun 2024, jumlah penerbangan internasional ke Indonesia dapat ditingkatkan.

Hal ini didasarkan pada data tahun 2019, di mana jumlah wisman yang datang ke Indonesia (inbound) lebih banyak.

Penerbangan Internasional

Paling tidak, jika  dibandingkan dengan jumlah wisatawan Indonesia yang bepergian ke luar negeri (outbound).

"Nah ini juga harapan kita di tahun 2024 ini penerbangan untuk internasionalnya juga ditingkatkan. Melihat datanya 2019 inbound-nya 16,1 juta outbound-nya dan outbound-nya 11,6," tambahnya.

BACA JUGA: Masyarakat Pangandaran Perlu Dilibatkan dalam Pengembangan Destinasi

Hariyadi berpendapat bahwa pemerintah Indonesia bisa mengambil contoh dari Turki, yang membuka akses luas bagi wisatawan asing.

Menurutnya, sebagian besar wisman memiliki anggaran lebih besar untuk menjelajahi Indonesia dibandingkan dengan wisatawan lokal.

"Orang yang ingin melakukan perjalanan (keliling) Indonesia itu sebetulnya banyak. Cuma masih ada keterbatasan karena harga tiketnya mahal,” ungkapnya.

BACA JUGA: Bupati Jeje : Tunggu Saja,Pangandaran Sebentar Lagi Maju Pesat

“Nah jadi, yang kita harapkan sarana (transportasi), terutama untuk (wisatawan) yang mancanegara ini dibuka lebih banyak," sambungnya.

Oleh sebab itu, GIPI berharap Indonesia dapat mencapai capaian mengesankan sebanyak 14,3 juta kunjungan.

Dimaana angka ini diharapkan mampu menyumbangkan devisa senilai US$ 15 miliar atau sekitar Rp 236,9 triliun (dengan kurs Rp 15.797).

"Bisa, saya yakin bisa--mencapai target tersebut. Kalau di target Kemenparekraf US$ 15 miliar, menurut saya masuk akal. Karena rata-rata per-orang (wisman), kan, dihitung US$ 1.200 spending per-kali kunjungan,” pungkasnya. ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya