Wishnutama Janjikan Promosikan Hotel dan Restoran di Luar Negeri, Ini Syaratnya
BANDUNG, Kliknusae.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengajak Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) menjadikan situasi pandemi corona sebagai momentum kebangkitan.
"Saya ingin, kita coba memanfaatkan tekanan pada pandemi saat ini sebagai momentum buat pariwisata kita berubah menjadi lebih baik daripada sebelumnya," kata Wishnutama saat memberikan sambutan secara virtual dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ASITA yang berlangsung di Grand Sunshine Hotel, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (01/12/2020).
Menurut Wishnutama, penyiapan ekonomi bagi para pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dengan cepat beradaptasi merupakan kunci utama untuk menghadapi tantangan kedepan.
Oleh sebab itu, dibutuhkan kolaborasi dari seluruh unsur yang terdiri dari pemerintah masyarakat akademisi dan pelaku usaha di pariwisata.
"Setiap unsur berperan penting dalam menciptakan sistem yang positif dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional. Hal ini, bisa dilakukan melalui pertukaran informasi pemberdayaan dan pengembangan SDM," katanya.Kementerian Pariwisata,lanjut Wishnutama, telah mempersiapkan strategi kepariwisataan kedepan dari quantity tourism menuju quality tourism.
"In tourism, bukan berarti kita membangun pencakar langit dan lain sebagainya, tapi bagaimana kita bisa menciptakan pengalaman yang unik dan sangat berkesan. Tentu perlu juga dukungan berbagai macam infrastruktur konektivitas untuk menunjang ke arah sana," tandasnya.
Bangsa Indonesia harus bersyukur karena diberikan keindahan alam yang luar biasa. Tinggal sekarang, bagaimana mendorong sedemikian rupa sehingga mampu memberikan dampak untuk kemajuan bangsa Indonesia ke depan.
Wishnutama menyakini, sektor pariwisata ke depan dapat bangkit kembali jika semua stakeholder dengan kedisiplinan tinggi terus menerapkan protokol kesehatan.
"Kenapa ini menjadi hal penting. Dengan standar kesehatan yang kita ciptakan harapannya sektor pariwisata seperti seperti hotel, restoran dan lain-lain bisa cepat melakukan recovery," ujarnya.Kemenparekraf telah menjajaki kerjasama dengan perusahaan transportasi online seperti Grab dan Gojek untuk menampilkan sertifikasi kesehatan hotel dan restoran.
"Begitu juga di luar negeri, kita sedang mempersiapkan rencana mempromosikan hotel-hotel dan restoran yang sudah mempunyai sertifikasi CHSE (Clean, Health, Safety & Environment) atau Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan," paparnya.
Dengan telah mengantongi sertifikasi CHSE,lanjut Wishnutama, akan menciptakan rasa aman bagi wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia.
"Tadi saya sudah bicara dengan imigrasi. Pada saat cross-border sudah bisa dibuka, kita juga akan merekomendasikan hotel yang mempunyai aktivitas CHSE," katanya.Sementara itu, Rakernas 1 ASITA yang masih akan berlangsung hari ini, Rabu (02/12/2020), dalam pembukaan semalam cukup meriah. Meski dibatasi kapasitas peserta yang hadir karena aturan satuan tugas Covid-19, namun tidak mengurangi kemeriahan.
Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat, tampak hadir hampir sebagian besar utusan DPD ASITA se-Indonesia.
Tampak hadir Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Dedi Taufik, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Jawa Barat-yang ketua Ketua PHRI Jabar Herman Muchtar, Bupati Kabupaten Bandung-yang diwakili Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Ketua DPD ASITA Jawa Barat Budijanto Ardiansjah, beberapa perwakilan kedutaan seperti Iran, Malaysia, Singapura dan negara lainya.
Pada malam tadi, secara virtual melalui "zoom meeting" beberapa jaringan ASITA di luar negeri juga mengikuti jalannya pembukaan Rakernas 1 ASITA. Beberapa diantaranya memberikan sambutan terhadap pelaksanaan event tahunan ini."Kami ingin sampaikan bahwa ASITA terus menjalin hubungan baik dengan beberapa negara untuk sama-sama kembali membangkitkan sektor pariwisata. Bahkan, kami juga telah menfasilitasi beberapa investor dari luar negeri untuk melakukan investasi di Indonesia," kata Ketua Umum ASITA Nunung Rusmiati.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Dedi Taufik menyampaikan apresiasi terhadap pilihan lokasi Rakernas ASITA di Soreang, Kabupaten Bandung pada tahun ini.
"Terimah kasih, ASITA telah memilih Jawa Barat untuk pelaksanaan Rakernas 1 tahun ini. Nanti, bapak dan ibu silahkan menikmati suasana pegunungan Ciwidey dan Pengalengan. Kami akan siapkan 2 bus Bandung Tour On Bus (BANDROS)," kata Dedi dalam pembukaan sambutannya.
Disampaikan Dedi bahwa pariwisata di Jawa Barat sangat merasakan terdampak terhadap pandemi Covid-19.
Pada tahun 2019 lalu tingkat kunjungan wisatawan nusantara (wisnu) masih mencapai 62 juta orang. Kalau saja setiap orang membelanjakan 1 juta, maka kontribusi terhadap PAD daerah sudah mencapai 62 Triliun.
Tetapi memasuki tahun 2020, kunjungan wisatawan hingga Desember hanya mencapai 20 juta orang."Kemarin saya ikut rapat di Bali, ternyata Bali juga mendapatkan pukulan lebih berat yakni minus 12, sementara Jawa Barat minus 5,6 sekarang sudah turun menjadi 4," ujarnya.
Untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata, kata Dedin, ASITA memegang peranan penting sebagai garda terdepan untuk membawa para wisatawan.
Dedi mengajak ASITA untuk bersama-sama Go Digital. Kenapa hal ini perlu dilakukan karena 71 % pasar pariwisata adalah kaum milenial.
"Nah, mereka pasti bermainnya gadget. Begitu masuk ke lokasi objek wisata atau satu tempat langsung selfie. Makanya, kita harus menguasai digirtal dalam memasarkan pariwisata," ujarnya. (adh)