Traveloka Catat Perilaku Menginap Di Hotel Berubah, Seperti Apa ?
Kliknusae.com - Pandemi Covid-19 telah mengubah perilaku masyarakat saat menginap di hotel. Para pengguna memangkas lama waktu penginapan dari 1 minggu menjadi 3 hari. Selain itu, kamar yang dipesan juga cenderung lebih murah.
"Dalam jangka pendek kami lihat pemesanan kamar turun lebih rendah dari biasanya," kata President Traveloka Group Operations Henry Hendrawan dalam konferensi virtual Tech In Asia, Selasa (20/10/2020).
Lebih lanjut ia mengatakan, para pengguna Traveloka juga hanya melakukan perjalanan secara domestik atau dalam kota.
Covid-19 membuat mereka enggan atau tertahan untuk melakukan perjalanan lintas negara. Perjalanan juga dilakukan dalam waktu singkat.
"Orang jakarta tidak pergi ke Jepang, tapi ke Surabaya. Kami mengambil kesempatan ini karena kekuatan traveloka juga adalah local travel," kata Henry.
Adapun saat ini, kata Henry, kondisi tersebut berangsur pulih, Di Vietnam - salah satu negara yang terdapat layanan Traveloka - transaksi pemesanan tiket pesawat dan penginapan telah pulih 100 persen sebelum Covid-19.
Di Indonesia, trasaksi pemesanan hotel pulih lebih cepat dibandingkan dengan transaksi pemesanan tiket perjalanan.
"Pemulihan penerbangan akan lebih lambat dari hotel dan kami lihat permintaan hotel di kota metropolitan akan tumbuh lebih cepat karena orang-orang tetap ingin pergi ketika akhir pekan," kata Henry.
Senada, Co-founder & President Sociolla, Christopher Madiam mengatakan saat pandemi aktivitas masyarakat yang jarang keluar rumah, membuat transaksi perangkat kosmetik dan kecantikan Sociolla menurun hingga 18 persen.
Namun kondisi tersebut mulai membaik. Adaptasi masyarakat dengan kebiasaan baru - seperti konferensi virtual - membuat transaksi kosmetik di Sociolla kembali pulih.
Masyarakat mulai mulai memperhatikan kembali penampilannya di depan layar gawai dan ingin tampil memukau.
"Pada momen seperti ini kita harus survive, indentifikasi peluang untuk tumbuh dan membangun fundamental bisnis," kata Christopher.
Sementara itu, CEO Waresix Andre Susanto mengatakan bahwa pandemi membuat sejumlah korporasi bertransformasi digital lebih cepat. Hal ini menjadi peluang bisnis bagi Waresix.
Seperti diketahui Waresix, platform teknologi untuk logistik, mengumumkan penutupan ronde pendanaan Seri B, dengan total pendanaan yang telah dihimpun mencapai sekitar US$100 juta (Rp1,48 triliun).
Pendanaan tersebut diraih dari investor existing seperti EV Growth dan Jungle Venture serta dari investor baru seperti SoftBank Ventures Asia, grup EMTEK, Pavilion Capital, dan Redbadge Pacific. (adh)