Disiplin 3M, Kunci Pergerakan Ekonomi Di Sektor Pariwisata
MANADO, Kliknusae.com - Kesadaran untuk terus meningkatkan disiplin 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) menjadi indikator, apakah roda perekonomian suatu daerah bisa segera bangkit kembali di tengah pandemi.
Deputi Bidang Kebijakan Strategis, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Kurleni Ukar mengatakan bahwa agar roda perekonomian terus bergerak dan masyarakat produktif di masa pandemi, kuncinya penerapan protokol kesehatan.
"Penerapan protokol kesehatan harus menjadi budaya baru yang dijalankan oleh seluruh pihak untuk bangkit kembali dengan menciptakan peluang-peluang baru di era adaptasi new normal di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," kata Kurleni Ukar saat menghadiri acara Gerakan Bersih, Indah, Sehat, dan Aman (BISA) di Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (10/10/2020)
Senada dengan Kurleni, Direktur Pengendalian Kebijakan Strategis, Hassan Abud, optimistis daerah yang berhasil menerapkan protokol kesehatan akan berhasil mempertahankan status zona hijau, secara langsung akan mengembalikan kepercayaan wisatawan untuk berkunjung.
"Butuh kesadaran dan komitmen dari seluruh pihak, baik pemerintah daerah, pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif, hingga masyarakat umum untuk menjadikan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) sebagai kebiasaan baru, dan 3T (testing, tracing, treatment) secara berkelanjutan," katanya.
Hassan menambahkan, aspek kebersihan, kesehatan, keselamatan dan lingkungan (cleanliness, healthy, safety, and environment/CHSE) juga merupakan salah satu faktor penting yang berkontribusi pada peringkat Indonesia dalam Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI).
Kemenparekraf mengedukasi para pemangku kepentingan untuk memberikan perhatian lebih pada hal ini, terutama di era normal baru.
Berbagai sarana pendukung CHSE, sebut dia, diberikan untuk mendukung kesiapan destinasi, seperti alat semprot disinfektan, wastafel portabel, papan informasi Covid-19, cat tembok, cat kayu, cangkul, sapu, pengki, tempat sampah dan seterusnya.
Oleh karena itu dia berharap, Gerakan BISA (bersih, indah, sehat dan aman) dapat diteruskan pemerintah daerah dan menjadi kegiatan rutin yang dapat secara perlahan namun pasti akan memberi dampak signifikan untuk kebersihan, keindahan, keamanan destinasi.
Berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata dan Dinas Kehutananan Provinsi Sulawesi Utara, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Minahasa, serta Dinas Pariwisata Kota Tomohon, Kemenparekraf berhasil mengajak 500 pelaku parekraf untuk turut andil dalam meningkatkan kebersihan, keindahan, kesehatan dan keamanan destinasi pariwisata.
Provinsi Sulawesi Utara menjadi titik pelaksanaan ke-14 dari seluruh rangkaian Gerakan BISA. Kegiatan tersebut dibuka secara serentak dari lima lokasi yaitu di Kabupaten Minahasa (Bukit Kasih Kanonang, Benteng Moraya, dan Sumaru Endo) dan Kota Tomohon (Taman Wisata Alam Kota Tomohon dan Gunung Mahawu). (*/adh)