Arab Saudi Kembali Buka Ibadah Umrah, Pengusaha Hotel Bergembira
Kliknusae.com - Setelah sempat tutup selama tujuh bulan akibat pandemi corona (Covid-19), Minggu (04/10/2020) waktu setempat, para peziarah kembali berdatangan ke Mekkah untuk melaksanakan ibadah umrah.
Secara perlahan otoritas Arab Saudi telah mencabut sebagian larangan melakukan umrah ke dua situs paling suci umat Islam yang dilakukan kapan saja sepanjang tahun itu.
Jutaan Muslim dari seluruh dunia biasanya turun ke Arab Saudi untuk umrah dan ziarah Islam. Keduanya memiliki ritual yang sama, tetapi haji, yang diadakan setahun sekali, adalah ritual panjang utama yang merupakan kewajiban sekali seumur hidup bagi umat Islam.
Arab Saudi, sejak Minggu kemarin mulai membuka ibadah haji umrah bagi jamaah domestik dengan pembatasan yakni dengan kapasitas 30%, atau 6.000 jamaah sehari.
Sedangkan untuk jamaah muslim dari luar negeri baru akan diberlakukan per 1 November mendatang. Tahun lalu negara teluk itu menarik 19 juta pengunjung umrah.
"Seluruh Mekah bahagia hari ini, ini seperti berakhirnya masa penjara. Kami telah merindukan perasaan spiritual para peziarah yang berkeliaran di kota," kata Yasser al-Zahrani, salah seorang pengemudi transportasi online, Uber.
Ia sebelumnya merupakan pekerja konstruksi setelah kemudian kehilangan pekerjaan akibat lockdown yang diberlakukan perintah Arab Saudi sejak bulan Maret lalu.
"Itu adalah mimpi buruk ... hampir tidak ada pekerjaan untuk menutupi tagihan saya," katanya kepada kantor berita, Reuters.
Sebelum pandemi, lebih dari 1.300 hotel dan ratusan toko berdesakan sepanjang waktu untuk melayani para peziarah yang mengunjungi kota suci Mekah dan Madinah.
Sekarang banyak yang sudah tutup. Yang terlihat adalah jendela-jendela berdebu karena ditinggalkan penghuninya.
Tampak tengah malam, puluhan jemaah haji yang terdaftar memakai masker bersiap memasuki Masjidil Haram dalam kelompok-kelompok kecil.
"Tahun ini sangat berat dan penuh tragedi. Saya berdoa memohon ampunan Tuhan bagi seluruh umat manusia," kata Eman, warga negara Pakistan yang tinggal di Arab Saudi, didampingi putrinya.
Saat para peziarah mengelilingi Ka'bah, sebuah bangunan batu yang paling suci dalam Islam dan arah yang dihadapi umat Islam untuk sholat, para pejabat memastikan mereka menjaga jarak yang aman.
Para jamaah tidak lagi diperbolehkan menyentuh Ka'bah, terbungkus kain hitam yang dihiasi kaligrafi Arab dengan emas.
Beberapa menikmati jeda dari keramaian yang biasa.
"Ini umrah termudah yang pernah saya lakukan," kata seorang Saudi yang mengidentifikasi dirinya sebagai Abu Fahad.
Ziarah adalah tulang punggung dari rencana untuk memperluas pariwisata di bawah dorongan Putra Mahkota Mohammed bin Salman untuk mendiversifikasi ekonomi pengekspor minyak utama dunia itu.
Ini bertujuan untuk meningkatkan pengunjung umrah menjadi 15 juta pada tahun 2020, rencana yang terganggu oleh virus korona, dan menjadi 30 juta pada tahun 2030.
Ziarah keagamaan menghasilkan pendapatan $ 12 miliar dari penginapan, transportasi, hadiah, makanan, dan biaya jamaah, menurut data resmi.
Kunjungan ibadah haji ke Arab Saudi tahun berkurang drastis pada akhir Juli untuk pertama kalinya dalam sejarah modern.
Dari biasanya mencapai 3 jutaan muslim, kali ini hanya beberapa ribu jemaah haji. Itu pun merupakan pengunjung domestic.
Di dekat Masjidil Haram, hotel-hotel di menara tinggi sebagian besar kosong dan pusat perbelanjaan tutup beberapa jam sebelum umrah dimulai. Lusinan toko dan restoran tutup.
Dengan kembali dibukanya ibadah umrah, harapan untuk bangkit kembali sudah di depan mata.
"Kami tentu bergembira jika umrah kembali diperbolehkan. Artinya, hotel akan penuh lagi," ujar salah seorang pemilik hotel.
Ekonom memperkirakan sektor hotel Mekah mungkin kehilangan setidaknya 40% dari pendapatan yang didorong oleh haji tahun ini.
Lima pekerja hotel, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan bahwa mereka diberikan cuti tanpa bayaran selama lockdown dan mengatakan ratusan lainnya di sektor perhotelan diberhentikan.
"Kami lupa bagaimana rasanya berinteraksi dengan orang-orang, semuanya online selama beberapa bulan terakhir," kata seorang karyawan supermarket, yang menolak disebutkan namanya, sambil mengisi kembali rak-rak kosong. (reuters/adh)