Hasil Rapid Test 119 Orang Di Kawasan Gunung Mas Puncak Non-Reaktif

BOGOR, Kliknusae.com - Sosialiasi gerakan Bersih, Indah, Sehat dan Aman (BISA) di kawasan Agrowisata N8 Gunung Mas, Puncak Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat berakhir hari, Selasa (08/09/2020).

Dalam program yang diinisiasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah dilakukan berbagai macam kegiatan diantaranya; melakukan sosialiasi penerapan protokol kesehatan kepada masyarakat, membersihkan beberapa spot wisata hingga melakukan rapid test.

"Total yang mengikuti rapid tes ada sebanyak 199 orang, termasuk di dalamnya adalah management dan karyawan Agrowisata, Gunung Mas," kata General Manager Agrowisata Gunung Mas Hikmat Eka Karyadi kepada Kliknusae.com.

Peserta gerakan BISA di Gunung Mas berjumlah 100 orang ditambah panitia pelaksana dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor sebanyak 20 orang. Dari hasil rapid tes, semua dinyatakan non-reaktif.

Sementara itu, Koordinator Promosi Wisata Minat Khusus Kemenparekraf, Afrida Pelitasari menerangkan tujuan dilaksanakannya kegiatan ini guna mempromosikan dan mensosialisasikan gerakan BISA diseluruh objek wisata.

"Agar masyarakat dapat membudayakan, memelihara dan menjaga lingkungan disekitar objek wisata tersebut. Diantaranya, tidak membuang sampah sembarangan, selalu menjaga kebersihan serta menerapkan protokol kesehatan apabila mengunjungi objek wisata."

Disamping itu, juga dapat menerapkan 3M yaitu mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.

"Intinya, program ini guna mempersiapkan semua masyarakat, pelaku dan pengusaha pariwisata untuk AKB dengan memperhatikan protokol kesehatan," tambahnya.

Rebound Strategy

Ditempat yang sama, Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan mengemukakan dilaksanakannya kegiatan BISA ini sebagai upaya untuk mempersiapkan destinasi wisata dan para pelaku pariwisata serta ekonomi kreatif di sekitar lokasi agar beradaptasi dengan kebiasaan baru menuju masyarakat yang produktif dan aman Covid-19.

"Sektor pariwisata merupakan salah satu garda terdepan yang diharapkan dapat mendorong pemulihan ekonomi khususnya di Kabupaten Bogor. Karenanya, saya sangat mengapresiasi gerakan BISA sebagai bagian dari rebound strategy protokol kesehatan berbasis cleanliness, healthy, safety and environmental (CHSE) untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata," katanya.

Ia menyatakan, saat ini Pemerintah Kabupaten Bogor tengah menyiapkan kembali destinasi wisata, salah satunya Gunung Mas agar  BISA dikunjungi kembali oleh para wisatawan.

Dalam situasi pandemi, lanjut Iwan, kemampuan menangani pandemi dan beradaptasi dengan kebiasaan baru menjadi tolak ukur pemulihan ekonomi, termasuk sektor pariwisata.

Apalagi, sekarang ini kasus terkonfirmasi positif covid di Kabupaten Bogor serta berbagai daerah lainnya masih mengalami peningkatan.

"Kabupaten Bogor berada pada zona oranye Covid-19 di Jawa Barat. Penyebabnya, karena masih rendah kesadaran masyarakat akan bahaya Covid serta kewajiban menerapkan protokol kesehatan," tegasnya.

Oleh sebab itu, menjelang diterapkannya fase AKB di Kabupaten Bogor, Iwan mengingatkan  agar AKB jangan diartikan sebagai pelonggaran protokol kesehatan.

"tru harus semakin disiplin menerapkannya. Dengan begitu aktifitas dapat berjalan produktif dan kesehatan masyarakat tetap terlindungi," tandasnya.

 

Pemerintah Kabupaten Bogor sendiri melalui Satgas Kecamatan dan Desa terus berupaya melakukan protokol kesehatan.

Terutama soal penggunaan masker, penerapan hidup bersih, menjaga jarak di level desa hingga tingkat RT/ RW. Disamping, menggalakan program Gebrak Masker dan mengoptimalkan  testing, tracking dan tracing (3T).

Karena itu, Iwan berharap segala upaya yang dilakukannya dapat menekan laju penyebaran Covid-19. Sekaligus mendorong percepatan pemulihan sektor pariwisata.

"Saya berharap, para pelaku pariwisata  mampu meraih kepercayaan dan meyakinkan kembali masyarakat bahwa lokasi wisatanya telah menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Sehingga masyarakat dapat berwisata dengan aman dan terlindung dari ancaman penyebaran atau penularan Covid-19," pintanya. (adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae