MICE Di Ruang Terbuka Menjadi Keunggulan Bali Pascapendemi Corona
Kliknusae.com - Menghadapi era tatanan kehidupan baru (New Normal) daerah setempat harus mampu berinovasi, termasuk menawarkan konsep Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition/MICE (Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran) di ruang terbuka.
"Dengan demikian, Bali dapat tetap unggul. Apalagi dengan keramahan penduduk Bali, penyelenggaraan MICE dijamin dapat berlangsung aman dan keindahan alam yang memberi inspirasi kepada peserta MICE," kata Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati yang akrab dipanggil Cok Ace itu dalam Webinar bertajuk Bali's New Normal Series II , Road Map to Bali's Next Normal, di Denpasar, Kamis (29/5/2020).
Cok Ace meyakini kegiatan MICE di ruang terbuka dengan mengimplementasikan protokol kesehatan yang sesuai dengan standar internasional akan menjadikan Bali tetap sebagai destinasi MICE terbaik di dunia.
Menurut Cok Ace, Bali memiliki salah satu produk unggulan yaitu wisata MICE. Keberhasilan Bali menyelenggarakan MICE tidak lepas dari dukungan beberapa faktor misalnya jumlah akomodasi kamar, ruang rapat /venue, dan fasilitas infrastruktur penunjang lainnya yang memadai.
Selain itu, keramahan penduduk Bali dan keindahan dan kedamaian alam Pulau Dewata juga turut mendorong Bali sebagai destinasi MICE dunia.
Beberapa kongres atau pertemuan tingkat dunia yang pernah diadakan di Bali dan berjalan sukses antara lain APEC 2013, IMF-World Bank Annual Meeting 2018 serta konferensi bertaraf internasional lainnya.
Namun, dengan terjadinya pandemi COVID-19 yang menyebar di hampir di seluruh negara di dunia, beberapa kegiatan MICE yang sudah direncanakan penyelengaraannya di Bali seperti Asia Pacific City Summit and Mayors, International Conference on Human Rights and Human Dignity, KTT Perubahan Iklim Dunia ditunda penyelenggaraannya.
"COVID-19 telah melahirkan budaya baru yang disebut sebagai era New Normal. Jadi, agar Bali bisa ambil bagian di era New Normal ini, ada beberapa persyaratan/protokol yang harus dipenuhi, yakni memenuhi standar kebersihan, memenuhi standar kesehatan dan memenuhi standar keamanan," ucapnya.
Dengan melihat kekuatan dan potensi Bali dalam penyelenggaraan MICE beberapa tahun terakhir, mau tidak mau Bali harus mengikuti apa yang disyaratkan di dalam ketentuan-ketentuan protokol kesehatan tersebut, termasuk inovasi menggelar MICE di ruang terbuka.
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio dalam sambutannya menyampaikan optimismenya bahwa MICE di Bali akan kembali bangkit.
Potensi ekonomi dari penyelenggaraan MICE sangat tinggi dan menjadi bagian strategis dari pariwisata.
"Untuk itu, perlu disusun dengan sebaik-baiknya, secermat-cermatnya terkait SOP pelaksanaan MICE," ujarnya.
Menurut Wishnutama, langkah pertama yang harus dilakukan adalah merumuskan protokol "The New Normal MICE" dan menggabungkannya dengan inovasi, serta dengan penawaran hal yang berbeda dan didukung dengan pelaksanaan protokol yang disiplin dan detail.
Selain itu, perlu juga dipersiapkan sanksi bagi yang melanggar. Maka dengan demikian akan tercipata rasa aman dan nyaman ketika berkunjung ke Bali.
Wishnutama optimistis pariwisata Bali akan bangkit dan MICE menjadi "core" devisa pariwisata.
Webinar yang diselenggarakan oleh Bali Travel Board dan GIPI Bali ini turut dihadiri oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho, Ketua BTB/GIPI Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana.
Webinar juga diisi dengan sejumlah pembicara di antaranya Kepala Politeknik Pusat MICE Jakarta Christina L Rudatin, DOSM Westin Resort Nusa Dua dan BICC Saraswati Subadia dan Direktur Pengembangan Bisnis EMEA at Simpleview Christian Ortlepp.
(adh/ant)