Glenmore Banyuwangi, Wisata Kuliner di Hutan Mahoni

Kliknusae.com - Bagi para penikmat kuliner tradisional, kini bisa mencoba ragam menu kuliner tradisional khas Banyuwangi dengan susana tempat yang berbeda. Namanya Glenmore Food Market, sebuah destinasi wisata kuliner yang berada di tengah hutan mahoni. Tepatnya di Perkebunan Kalikempit PTPN XII, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi.

Glenmore Food Market ini, diresmikan langsung Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan Direktur Utama PTPN XII M.Cholidi, pada 29 Desember 2019 lalu. Lokasinya tepat di tepi jalan nasional Banyuwangi-Jember, sehingga sangat mudah dijangkau. Tempat ini dibuka setiap Minggu pagi.

"Kini berwisata di Banyuwangi tidak hanya untuk menikmati keindahan alamnya, namun juga bisa mencicipi ragam kuliner lokal buatan warga yang banyak tersebar di beberapa area, salah satunya di sini," papar Bupati Anas, Selasa (31/12/2019) lalu, dikutip dari laman resmi Pemkab Banyuwangi.

Di sana, wisatawan bisa mencicipi aneka kuliner tradisional Banyuwangi di bawah rindang dan sejuknya Pohon Mahoni yang tertanam di atas luas lahan 8 hektar. Aneka jajanan dan kuliner, di antaranya lontong campur, cimplung, es dawet wortel, dawet sawi hijau, dan buah naga. Serta aneka jajan tradisional lainnya.

Masih menurut Anas, setiap wilayah di Banyuwangi memiliki potensi kuliner yang unik. Pemkab pun mendorong masyarakat untuk bisa mengangkat potensi itu menjadi salah satu sumber pengungkit ekonomi lokal.

"Makanya kami terus mendukung kolaborasi warga dan swasta yang membuka pasar kuliner seperti ini. Seperti di Glenmore Foodmarket ini yang merupakan hasil kolaborasi PTPN XII dan warga setempat. Karena dengan begini warga terlibat langsung dan merasakan geliat pariwisata daerah, sekaligus menambah daftar destinasi bagi wisatawan," ungkap Anas.

Glenmore sendiri merupakan salah satu kecamatan di wilayah selatan Banyuwangi yng terletak di kaki Gunung Raung. Glenmore pun selama ini menjadi salah satu tujuan wisatawan asing yang berkunjung ke Banyuwangi.

Nama "Glenmore" diduga berasal dari Bangsawan Skotlandia yang membeli lahan perkebunan di daerah ini. Dalam Bahasa Gaelic sebagai bahasa asli Skotlandia, Glenmore berarti "big glen", yakni daerah dengan kontur perbukitan yang menghampar sangat luas.

Walaupun nama Glenmore lebih dekat dengan Skotlandia, secara fisik Glenmore cukup dekat dengan hal-hal yang berbau Belanda, karena Belanda cukup lama menguasai lahan perkebunan di daerah ini. Bangunan-bangunan peninggalan Belanda seperti markas, stasiun kereta uap, sistem irigasi, hingga gudang penimbunan hasil perkebunan masih ditemukan hingga sekarang.

"Glenmore memiliki sejarah yang panjang, banyak wisatawan Eropa, khususnya Belanda datang kemari untuk berwisata sejarah. Kami ingin melengkapi kawasan ini dengan atraksi kuliner bagi wisatawan. Salah satunya dengan food market ini," ujar Anas.

Selanjutnya Direktur Utama PTPN XII M.Cholidi menuturkan, pihaknya sangat terbuka untuk pengembangan pariwisata dengan memanfaatkan aset-aset perusahaan bersama masyarakat setempat. PTPN sendiri memiliki banyak aset di Banyuwangi yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai spot pariwisata menarik.

"Kami akan terus mendukung pengembangan pariwisata daerah. Terlebih konsep yang dijalankan oleh Banyuwangi selama ini tidak mengganggu keaslian alam yang ada. Ke depan akan ada beberapa program yang dikembangkan bersama," tutur Cholidi.

Kini di Banyuwangi terus tumbuh pasar kuliner tematik berbasis desa. Seperti Pasar Kuliner Tradisional di Desa Olehsari tiap malam minggu, Pasar Wit-witan di Kecamatan Singojuruh dan Jajanan Tradisional Desa Kemiren di hari Minggu, hingga Arabian Food Street yang menawarkan makanan khas Timur Tengah di Kelurahan Lateng setiap Kamis malam.

Sedangkan bagi para pecinta kopi, kini ada juga Malangsari Food and Coffee Market yang berada di areal Perkebunan Malangsari, Kecamatan Kalibaru.***(IG)

Share this Post:

Berita Terkait

E-Magazine Nusae