PHRI Minta Pedagang Musiman Jangan Masuk Pangandaran
Kliknusae.com - Pemerintah Kabupaten Pangandaran sebaiknya mulai mensosialisasikan supaya pedagang musiman dari luar tidak masuk saat liburan akhir tahun. Meski sudah ada aturan terhadap masalah ini,tetapi tetap menjadi penting untuk diingatkan.
"Pedagang musiman dulu pernah buat masalah. Semoga ini tidak lagi terjadi, makanya kami menghimbau mereka untuk tidak datang saat liburan akhir tahun," demikian disampaikan Ketua BPC Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Kabupaten Pangandaran Agus Mulyana kepada Kliknusae.com,Minggu (08/12/2019).
Pedagang musiman yang dimaksud disini adalah mereka yang berasal dari luar Pangandaran. Biasanya, setiap moment besar seperti libur lebaran dan tahun baru, para pedagang liar ini mendirikan bangunan-bangunan tenda atau seng di sekitar destinasi pantai.
"Mereka memberlakukan harga semaunya sehingga merugikan para wisatawan. Tentu ini sangat merugikan karena akan membuat kesan buruk Pangandaran kepada wisatawan yang datang," lanjut Agus.
Menurut Agus, kalau untuk pedagang asli dari Pangandaran tidak pernah menaikan harga yang terlalu tinggi. Kalau pun terjadi kenaikan masih di batas kewajaran.Pemerintah daerah sendiri sudah memiliki aturan pedagang musiman tidak lagi boleh masuk Pangandaran. Kecuali mereka yang sudah menyewa tempat berdagang permanen, tidak bisa dilakukan pelarangan.
"Memang ada beberapa pedagang dari luar menyewa lahan penduduk untuk mendirikan tempat usaha kuliner atau lainnya secara permanen. Kalau untuk ini tidak bisa kita larang karena mereka punya hak," tambah Agus.
Pangandaran selalu jadi destinasi favorit warga Jakarta dan sekitarnya untuk liburan akhir tahun. Dipastikan, libur akhir tahun akan selalu ramai pengunjung.
Hal senada dikatakan Dadang Gunawan, Sekretaris PHRI Pangandaran yang berharap ada semacam pembinaan atau sosialisasi dari Pemkab Pangandaran kepada para pedagang makanan atau minuman untuk tidak aji mumpung menaikkan harga jual di masa liburan.
"Walaupun sulit, tapi setidaknya ada sosialisasi, para pedagang diingatkan. Jangan sampai muncul kesan, harga-harga makanan atau kebutuhan di Pangandaran mahal," ujar Dadang.
Meraup untung saat musim liburan alias peak season seperti pada liburan akhir tahun, sah-sah saja. Asal, jangan mematok harga yang tinggi."Naik harga seribu rupiah wajarlah. Tapi kalau jadi harganya Rp 10 ribu, wisatawan pasti kecewa," katanya.
Kalau harga-harga melambung tinggi, tentu wisatawan bisa kapok. Citra pariwisata Pangandaran pun akan tercoreng.
Sementara itu diakui Agus Mulyana, untuk hotel setiap libur akhir tahun memang menaikan harga kamar hingga 100 persen.
"Misalnya kalau hari biasa per malamnya Rp 300 rebu di akhir tahun bisa menjadi Rp 600 ribu. Kalau untuk akomodasi tidak masalah, karena mereka para wisatawan sudah memahami," ungkapnya.
Oleh sebab itu, Agus memberikan tips agar seminggu sebelum memutuskan untuk berlibur ke Pangandaran sudah mulai memesan kamar hotel atau penginapan.
"Disini kan kondisional, kalau sudah ramai sampai rumah penduduk juga disewa. Makanya, sebaiknya pesan kamar hotel dari awal," katanya.
Tips lain bagi wisatawan yang ingin menikmati kuliner atau belanja oleh-oleh, pililah bangunan permanen atau yang memang sudah lama berjualan.
"Dijamin, kalau ada kenaikan tidaklah tinggi harganya. Jadi, bisa tanya ke pihak hotel kalau ingin kuliner diluat. Seperti restoran sea food dan lainnya," tambah Agus.
(adh)