Sejak 1400 Masehi, Jambi Diakui Sebagai Kota Pusat Peradaban Melayu

Kliknusae.com - Sejak tahun 1400-an Jambi sudah diakui sebagai pusat peradaban (kota) dari Kerajaan Melayu Kuno. Menurut sejarahnya, Jambi sebagai pusat kebudayaan Melayu sudah tercatat dalam literatur Tiongkok dan beberapa prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya.

Secara geografis Kota Jambi berada di lokasi strategis, berada di tepi Sungai Batang Hari yang pada zaman dahulu kala adalah bandar yang ramai di jalur perdagangan dunia. Sehingga wajar bila Kota Jambi tempo dulu menjadi peradaban dari Kerajaan Melayu.

Kemudian saat memasuki era pasca kemerdekaan, tepatnya pada 17 Mei 1946, Kota Jambi diakui sebagai kota besar di lingkungan Sumatera Tengah oleh Gubernur Sumatera pada saat itu. Baru pada 6 Januari 1957, Kota Jambi disahkan sebagai Ibu Kota Provinsi Jambi.

Sebagai Ibu Kota Provinsi Jambi, kota ini dikelilingi delapan kabupaten dan satu Kotamadya, yakni Kabupaten Batang Hari, Muaro Jambi, Bungo, Sarolangun, Merangin, Kerinci, Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, Tebo, dan Kota Sungai Penuh. Di provinsi inipun terdapat Gunung Kerinci yang merupakan gunung tertinggi di Sumatera dan Sungai Batang Hari yang merupakan sungai terpanjang yang membelah Sumatera.

Posisi Kota Jambi sendiri berada di dua kawasan yang terpisah oleh Sungai Batang Hari. Kota Tuo Jambi dikenal dengan Seberang Kota Jambi yang merupakan Kota Jambi peninggalan Kerajaan Melayu Kuna. Sementara itu, Kota Jambi modern sebagai pusat administratif dan bisnis berada di sisi lainnya dari Sungai Batang Hari.

Kini Kota Jambi memiliki beberapa ikon yang menjadi landmark, antara lain Jembatan Pedestrian Titian Arasy yang menghubungkan antara Kota Jambi dengan Seberang Kota Jambi (Sekoja) yang merupakan kota tempo dulu. Jembatan dengan panjang 540 meter, lebar 4,5 meter, dan memiliki tiang pancang setinggi 60 meter ini, didesain khusus untuk pedestrian (pejalan kaki). Tampil dengan desain yang unik dan berkelok seperti huruf S.

Di ujung jembatan Titian Arasy terdapat menara jam berlonceng yang diberi nama Gentala Arasy. Memiliki arti sebagai "suara selaras menuju ke langit". Sebab, lonceng di menara Gentala Arasy yang dengan tinggi 80 meter tersebut, akan berbunyi saat memasuki 5 waktu sholat fardu. Dan terkoneksi langsung dengan Masjid Agung Al-Falah atau dikenal juga sebagai Masjid 1000 tiang.

Landmark lainnya yaitu Tugu Keris Siginjai yang terletak di depan Kantor Wali Kota Jambi. Sebelum mengalami pemugaran, Tugu Keris Siginjai dikenal sebagai Tugu Monas atau Tugu Jam. Keris Siginjai merupakan pusaka yang dimiliki secara turun-temurun dari Kerajaan Jambi. Bentuknya meliuk layaknya ular. Tugu Keris Siginjai memiliki filosofi tersendiri, sembilan struktur besi berbentuk spiral saling merangkai membentuk satu kesatuan yang utuh.

Bagi Anda yang berkesempatan berkunjung ke Kota Jambi, jangan lupa untuk menyusuri warisan leluhur di Kota Tua Seberang Kota Jambi (Sekoja), Candi Muaro Jambi, Jembatan Titian Arasy serta Menara Gentala Arasy, juga tugu Keris Siginjai yang telah menjadi landmark Kota Jambi.*** (IG/Sumber: pesona.travel)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae