Provinsi Jabar Janji Segera Mendorong Realisasi Industri MICE

Kliknusae.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan segera mendorong realisasi industri MICE (Meeting,Intencive,Convention and Exhibition). Untuk itu semua unsur yang terlibat di dalam pentahelix (Pemerintah,Akademisi,Asosiasi,Komunitas dan Media) agar mempersiapkan segala yang dibutuhkan. Tidak saja dalam hal infrastruktur,tetapi juga pranata lain seperti sumber daya manusia (SDM)

"Rekomendasi kita nanti adalah, bagaimana mengumpulkan data ekport. Ini harus ada untuk menentukan market kita mau kemana. Apa saja yang mau di eksport dari industri manufaktur. Ini yang akan kita bidding ke daerah-daerah," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Dedi Taufik, menjawab pertanyaan Kliknusae.com di sela-sela acara  FGD "Startegi & Program Mewujudkan Jawa Barat Sebagai Destinasi MICE Internasional" di Kampus STP-NHI Bandung,Selasa (12/11/2019).

Dedi mencontohkan, bahwa di Bandung ada industri senjata Pindad yang bisa memperkenalkan bagai produk unggulannya. Begitu pun dengan Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) diharapkan bisa menarik market datang.

"Ke IPTN kan bisa mempelajari unsur pesawatnya, disitu bisa dikemas menjadi event MICE. Exhibition-nya juga bisa, seperti nanti menampilkan pesawatnya. Memang untuk mengarah ke sana masih banyak yang harus dipersiapkan,termasuk menentukan venue-nya. Tadi juga ada masukan-masukan soal konektivitas seperti harus dekat jalan tol," jelas Dedi.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sebagai leading sector, kata Dedi, telah mendengarkan keinginan stakeholder agar membuat surat untuk direkomendasikan kepusat dari beberapa point hasil FGD.

"Memang, kami juga menginginkan ada road map MICE, termasuk mempersiapkan kalender event selama satu tahun, dimana didalamnya bisa lebih focus terhadap target MICE yang ingin dituju," tambah Dedi.

Sementara itu Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Jawa Barat Herman Muchtar mengemukakan bahwa Industri MICE  menjadi salah satu industri yang diunggulkan oleh pemerintah.

Industri ini dinilai lebih prospek dari leisure meski sama-sama berpeluang mendatangkan wisatawan.

Jawa Barat sebagai provinsi yang cukup menunjang untuk industri ini, didorong untuk menjadi destinasi atau tujuan MICE internasional.

"Industri MICE ini tiga kali lipat lebih menjanjikan dari sektor wisata maupun leisure, karena industri MICE tidak terpengaruh dengan situasi apa pun," paparnya.

Ia menilai industri MICE lebih menguntungkan karena peserta MICE bukanlah wisatawan biasa karena akan tinggal lebih lama dan menghabiskan uang lebih banyak.

Dengan potensi inilah, pihaknya ingin Jawa Barat segera  memiliki pasar MICE yang ditunjang dengan fasilitas lainnya. Dengan demikian, kelak Jabar  bisa menjadi tujuan atau destinasi MICE internasional.

"MICE bisa memberikan dampak ekonomi yang cukup besar, karena bukan hanya bisnis eventnya saja tapi juga perputaran uang. Apalagi bila MICE yang digelar skala internasional, delegasi yang hadir bisa memberikan pengaruh sendiri, bisa jadi nation branding atau promosi Indonesia secara internasional," katanya.

Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata STP Bandung, Faisal mengapresiasi kegiatan FGD ini untuk mendukung program Pemerintah Provinsi Jawa Barat yakni menjadikan pariwisata sebagai lokomotif ekonomi Jawa Barat dan menjadikan Jawa Barat sebagai Provinsi Pariwisata.

"Dibanding FGD-FGD yang pernah dilaksanakan sebelumnya, kali ini kita lebih fokus. Oleh sebab  konsep acaranya juga kita persiapkan sebaik dan sedinamis mungkin agar jalannya diskusi berjalan sesuai yang diharapkan," katanya.

Dibagian lain Wakil Ketua Umum Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA) Budijanto Ardiansyah berharap pada FGD kali ini tidak lagi membahas hal yang bersifat teori,tetapi bagaimana bisa melahirkan rekomendasi terhadap apa yang akan dilakukan.

"Pemerintah kan sudah berencana untuk membangun venue. Ada dua yang saya dengar, satu dengan kapasitas 500 sampai 1000 both dan satu lagi venue yang berskala besar. Ini saja yang harus segera dieksekusi sambil kita mempersiapkan programnya," katanya.

Budijanto juga mengingatkan agar dalam mempersiapkan rancangan anggaran untuk kegiatan pariwisata, pemerintah harus betul-betul melibatkan seluruh komponen pariwisata.

"Boleh saja pemerintah daerah memiliki tim percepatan, tapi dia harus sinergi dengan kalangan industri yang selama ini memang sudah jalan dan memahami pasar pariwisata," lanjut Budijanto.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae