Kampung Sumber Alam Garut Memiliki Keunggulan Karena Filosofi Kesundaan

Kliknusae.com - Sekitar 47 tahun yang lalu kawasan objek wisata ini barulah berupa kolam-kolam besar dengan air yang jernih. Rumput hijau tumbuh asri di sekelilingnya. Suasana pegunungan yang nyaman,segar dan asri menjadikan lokasi tersebut cukup nyaman untuk beristirahat.

Kini dengan perjalanan waktu, area seluas 3 hektar lebih tersebut telah berubah menjadi objek wisata unggulan dan menjadi salah satu ikon Kabupaten Garut,Jawa Barat.

Tempat itu adalah Kampung Sumber Alam yang berada di Jalan Raya Cipanas 122 Pananjung Tarogong Kaler, Pananjung, Cipanas.

"Dulu, orangtua saya punya Balong (kolam ikan) pada tahun 1972. Kebetulan kakak saya ambil master agronomi di Jepang dan ibu saya berkesempatan dibawa jalan-jalan ke sana. Tiba, di satu kuil yang berada di atas kolam, ibu saya sangat tertarik. Rupanya ibu terinspirasi dan bilang, suasana seperti ini bisa dibuat di Garut," kata Direktur Kampung Sumber Alam Rahmat Syukur Maskawan membuka perbicangan dengan Kliknusae.com, Selasa petang (26/11/2019).

Menurut Ukun-begitu akrab disapa, Kampung Sumber Alam adalah warisan budaya daerah yang tetap mempertahakan kearifan lokal. Tidak saja dalam hal lingkungan,tetapi juga sosial masyaraktnya.

"Dari hanya 8 orang pertama kali kita berdiri, sekarang sudah ada 80 orang yang terus mendedikasikan dirinya untuk mengembangkan dan menjaga Kampung Sumber Alam ini," kata Ukun.

Seperti pesan sang ibu, bangunlah sesuatu dengan tetap menjadikan air sebagai "penyangga". Karena dengan air kehidupan akan terus berlangsung. Oleh karena itu, dari beberapa arsitek yang membangun resort Kampung Sumber Alam selalu berangkat dari filosofi air.

"Pembangnan rumah-rumah di selalu diciptakan di atas kolam-kolam. Jadi, berbagai arsitek dan konsultan saya semuanya mengacu kepada air," ungkap Ukun.

Bagi wisatawan yang pernah ke Garut, Kampung Sumber Alam memang cukup melekat diingatan. Inilah objek wisata yang masih sangat natural.

Tak heran, jika mereka yang dari kota-kota besar seperti Jakarta,Surabaya,Sumatera bahkan dari Bali memiliki kawasan ini karena dianggap masih cukup asri.

Tempat ini sangat indah dan bisa memberikan sensasi yang berbeda dengan aktivitas kita sehari hari.

Penduduk lokal daerah Cimanggaten juga sangat ramah terhadap wisatawan lokal maupun wisatawan asing.

Kekuatan di Kampung Sumber Alam adalah bentuk resort-nya yang dibangun ala  tradisional yang unik dengan konsep kampung yang ditata secara artistik khas arsitektur Sunda.

Semua bangunan berada di atas balong, beratapkan ijuk, dan teras ngapung seolah mencerminkan budaya arsitektur Kampung Cipanas Tempo Doeloe.

Kelebihan lainnya yakni memiliki dua sumber air yakni air panas untuk berendam dan air segar bagi mereka yang ingin merasakan sensasi dinginnya air pegunungan.

"Air yang mengalir ke sini, sebagian saya bekerjasama dengan masyarakat sekitar untuk memasok air. Ada petani dan peternak yang kita libatkan untuk ikut merasa memiliki Kampung Sumber Alam ini," lanjut Ukun.

Keterlibatan masyarakat setempat,menurut Ukun,bukanlah sesuatu yang asing mengingat mereka merupakan bagian dari sejarah perjalanan Cipanas.

"Dari anak-anaknya,cucunya yang tinggal di Cipanas bekerja disini. Jadi, Kampung Sumber Alam ini bisa hidup karena didukung mereka. Sudah menjadi bagian dari keluarga besar Cipanas hingga saat ini," papar pria yang someah ini.

Permainan Tradisional

Pada tahun 2006-2007 ketika Kepala Dinas Pariwisata Jawa Barat dijabat oleh Budiana sering mengirim wisatawan lokal dan mancanegara ke Kampung Sumber Alam karena memiliki kekhasan permainan Kasundaan.

Sejak itu, Kampung Sumber Alam "mendunia" karena ramai dikunjungi wisatawan. Ada permainan ngabedakeun kolam. Bahkan semua televisi  yang ada di Indonesia diundang untuk mengabadikan permainan yang unik ini.

"Pada waktu misi promosi di Singapura,Belanda,Malaysia, Canton Festival China dan beberapa negara lainnya, Sumber Alam Garut dijadikan ikon Jawa Barat yang menjual arsitektur Kesundaan," papar Ukun.

Sayangnya, kesenian khas Sunda seperti Hong yang dulu selalu hadir di Garut,khususnya di Kampung Sumber Alam kini tergerus oleh cepatnya perubahan zaman.

"Hong, akhirnya tak bisa rutin tampil disini. Bukan karena terkikis oleh permainan model sekarang. Justru Hong seperti Angklung mulai mendunia, sementara pelaku seninya sendiri masih kurang sehingga untuk acara di dalam negeri, mereka kewalahan mengatur jadwal," kata Ukun.

Hong, adalah permainan tradisional yang mulai hadir pada tahun 2005 dan dirikan oleh Komunitas Hong pimpinan Zaini.

https://youtu.be/acufGLtqs5Q

Permainan rakyat ini lebih mengedepankan pada nilai-nilai kebersamaan, keceriaan, kesenangan dan sebagainya.

Berbeda dengan permainan modern yang tujuannya selalu mengejar kemenangan, kemenangan dan kemenangan dan cenderung individual.

"Turis sangat menyukai permainan ini, karena menurut mereka tidak ada dinegaranya," kata Ukun.

Ukun berharap dengan membaiknya pengelolaan pariwisata di Kabupaten Garut, permainan tradisional ini bisa terus dipertahankan.

"Pak Bupati (Rudi Gunawan), sangat concern terhadap pembangunan pariwisata di Garut. Mudah-mudah selain mengeksplore keindahan alam,juga tetap bisa menghidupkan seni budaya Kasundaan," tutupnya.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya