Industri Hotel Berharap Kedatangan Jokowi Bisa Redakan Kabut Asap

Kliknusae.com - Kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pekanbaru,Riau diharapkan bisa segera meredakan kabut asap. Sebab akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) berdampak pada bisnis perhotelan.

"Kami berharap kedatangan pak Jokowi, kabut asap hilang. Karena sampai pagi ini jarak pandang disini masih terbatas. Tebalnya kabut asap membuat beberapa kegiatan di hotel juga tunda,termasuk pembatalan chek in," demikian disampaikan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI)  Provinsi Riau,Nifrizal kepada Kliknusae.com,Selasa pagi (17/9/2019).

Sebagaimana diketahui, Presiden Jokowi  Senin  petang (16/9/2019) berhasil mendarat di Landasan Udara Roesmin Nurjadin Pekanbaru setelah menembus kabut asap dalam jarak pandang dua kilometer.

Jokowi disambut Gubernur Riau Syamsuar, Kapolda Riau Irjen Widodo Eko Prihastopo, dan Komandan Lanud Marsekal Pertama Ronny Moningka.

Jokowi datang mengenakan kemeja batik. Tidak seperti biasa, Jokowi datang tak didampingi istrinya, Iriana Jokowi. Sejumlah menteri yang sering bersama Jokowi juga tak terlihat.

Orang nomor satu di Indonesia itu langsung berangkat ke Novotel, Jalan Riau, tempatnya bermalam. Di sana, ada sejumlah hal dibahas Jokowi secara tertutup dengan Satgas Karhutla Riau.

Menurut Nofrizal, kondisi kabut asap yang mulai berada dititik terburuk jika tidak segera ditanggulangi akan berdampak luas secara ekonomi.

Baca Juga: Maskapai Mulai Gagal Mendarat Di Pekanbaru,Hotel Kehilangan Omset Puluhan Miliar

"Kami yang bergerak di industry perhotelan benar-benar terpukul. Omset turun dratis karena okupansi anjlok cukup tajam. Sekarang rata-rata di angka 50 %," katanya.

Tiap hari omset rata-rata setiap hotel bisa turun hingga Rp 10 juta. Di Pekanbaru ada 200 hotel,belum termasuk homestay. Kalau 200 hotel saja kehilangan omset 10 juta, maka dipastikan mereka kehilangan pendapatan mencapai Rp 2 miliar setiap hati.

"Dampak asap langsung terasa di segi bisnis. Beberapa hari yang lalu koran lokal dalam headline-nya menulis kalau pendapatan hotel-hotel di Pekanbaru menurun puluhan juta perhari, itu memang benar," ungkap Mahesa Perdana, Sales & Marketing Executive Hotel Amaris Pekanbaru sebagaimana dikutip kompas,kemarin.

Ia menyatakan bahwa dampak asap sudah dirasakan pada Agustus bulan lalu. Asap di Pekanbaru, Riau, hingga saat ini juga masih tebal dan tidak membaik.

Dampak dirasakan seluruh hotel di Pekanbaru dan disampaikan saat diskusi Persatuan Hotel Republik Indonesia untuk kawasan Pekanbaru.

"Asap hingga saat ini masih tebal dan tidak ada perubahan. Kalau segi bisnis pendapatan hotel sudah turun dari bukan Agustus. Dari bulan lalu turunnya perlahan," paparnya.

Ia menuturkan bahwa penurunan pendapatan tersebut dirasakan oleh semua hotel di Pekanbaru.

Baca Juga: 20 Penerbangan Batal dan 33 Mengalami Keterlambatan

"Di rapat Persatuan Hotel Republik Indonesia untuk Pekanbaru hal itu menjadi keluhan seluruh hotel yang ada di sini," lanjut Mahesa.

Pemasukan yang didapat di hotel, lanjutnya, menurun drastis. Ada banyak pembatalan kamar yang terjadi karena beberapa penerbangan ke Pekanbaru ditutup sementara.

"Pendapatan menurun hingga 50 persen bahkan pemasukan yang didapat hanya mencapai 30 persen dari target. Semua itu dampak dari asap kebakaran, lalu banyak kamar hotel yang dibatalkan," ungkapnya.

Selain itu, ada pula event nasional maupun perusahaan yang harus dibatalkan. Begitu pula rencana wisatawan yang ingin berwisata di Pekanbaru.

"Ada yang kemarinnya sudah deal namun pada hari H dibatalkan karena asap. Lalu juga ada tamu-tamu yang ingin berwisata di Pekanbaru haris terpaksa dibatalkan karena asap yang tebal," ungkapnya.

Hal yang sama juga dirasakan oleh hotel Dafam di Pekanbaru. Dampak dari kabut asap adalah banyak pemesanan kamar banyak yang dibatalkan.

"Nah yang Pekanbaru yang parah, banyak pekerjaan proyek-proyek yang ditutup sementara, asap sudah ganggu peenerbangan, Dan banyak efek yang kita terima banyak tamu batal datang," ungkap Corporate PR dan Sales Manager PT Dafam Hotel Management Ninik Haryanti.

Jika dibandingkan dengan kabut asap Kalimantan, menurut Ninik, hotel-hotel yang berada di Pekanbaru merasakan dampak yang signifikan. Sementara itu, okupansi beberapa hotel yang ada di Kalimantan masih stabil.

"Dafam di Banjarmasin masih aman dan sangat aman," ungkap Ninik.

Baca Juga: Hotel Di Pekanbaru Belum Terdampak Kabut Asap

Sementara itu,adan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Pekanbaru menyebut jarak pandang sudah berangsur membaik dari pagi harinya.

Jika sebelumnya jarak pandang hanya sekitar 800 meter, pada pukul 17.00 WIB menjadi 2,1 kilometer.

Jarak pandang mendadak membaik juga terjadi di Pelalawan. Jika pada pagi harinya BMKG menyebut jarak pandang di sana hanya 300 meter saja, pada petangnya jarak pandang berubah drastis menjadi 3 kilometer.

"Sementara di Rengat (Indragiri Hulu) 300 meter dan Kota Dumai 800 meter," sebut Kasi Data dan Humas BMKG, Marzuki, Senin petang.

Selain itu, titik panas sebagai indikasi Karhutla Riau juga turun drastis. Jika pada pagi hari terpantau 73 titik panas, pada petangnya hanya tersisa 7 titik panas.

Menurut Marzuki, titik panas di Riau tak terdeteksi maksimal oleh satelit karena sebagian besar wilayah Bumi Lancang Kuning itu berkategori blank area. Blank area jika dilihat dalam gambar berarti garis hitam besar.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

E-Magazine Nusae