PHRI Jabar Bentuk Tim Sikapi Kerjasama Dengan VHO
Klik nusae - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (Jawa Barat) membentuk tim untuk melakukan kajian terhadap keberadaan Virtual Hotel Operator (VHO) yang merambah,Kota Bandung dan Jawa Barat pada umumnya.
"Iya, kita sudah membentuk tim terkait kerjasama dengan pihak VHO. PHRI Jabar juga sudah membuat rancangan agar bisa saling sinergi dalam bekerjasama mengembangkan okupansi hotel," kata Ketua PHRI Jawa Barat Herman Muchtar,Jumat (28/6/2019).
Menurut Herman, beberapa draft yang telah digodok PHRI Jabar diantaranya nantinya akan menjadi acuan dalam melakukan kerjasama dengan para operator hotel (virtual). Bahwa praktek VHO tidak bisa dilarang dalam era digitalisasi seperti sekarang.
Namun demikian PHRI berharap operasional VHO,khususnta di Jawa Barat bisa terkendali. Salah satu contoh,misalnya, VHO sebaiknya bekerjasama dengan property yang memiliki izin.
"Memang dalam hal bekerjasama,para pihak harus saling mempertimbangkan dan memperhatikan dari sisi bisnis yang berkelanjutan (sustainable)," lanjut Herman.Herman yang juga Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Jawa Barat ini belum bisa mengemukakan secara rinci bagaimana sikap PHRI selanjutnya dalam mensikapi kerjasama dengan VHO.
"Kita tunggu saja,bagaimana hasil pertemuan dengan mereka (VHO) nanti. Rencananya, pekan ini kita akan jadwalkan untuk melakukan pertemuan," ungkap Herman.
Sementara itu Ketua BPC PHRI Kota Bogor Yuno Abeta Lahay mendukung langkah yang diambil PHRI Jawa Barat untuk segera melakukan diskusi dengan para pihak VHO. Sebab, cepat atau lambat penetrasi pasar mereka, dikemudian hari bisa saja terkendala oleh ketidaksepahaman dengan pemilik property.
Ditambahkan Yuno,pihaknya Rabu (26/6/2019) lalu, sudah melakukan pertemuan dengan pihak OYO atas permintaan Wakil Walikota Bogor Dedie A. Rachim agar BPC PHRI Kota Bogor mendampingi dalam hal membahas operasional VHO di wilayah Kota Bogor.
"Dalam pertemuan tersebut saya sampaikan,supaya gampang dan tidak ribet dibagi kavling saja. Mereka (VHO) pegang digital marketing,system,accounting, saya sebagai pemilik property,ibaratnya ngurus kerjaan babunya-lah. Simple kan," kata Yuno yang juga Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kota Bagor ini.
Sementara itu Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim meminta partnership antara VHO (OYO) dengan pengusaha hotel dapat meningkatkan dan memperbaiki capaian Pendapatan Asli Daerah (PAD)."Bahkan lebih jauh dari itu, saya ingin VHO juga bisa berkontribusi dalam promosi pariwisata di Kota Bogor," tandasnya.
Sebagaimana diketahui VHO adalah model bisnis baru yang dijalankan oleh perusahaan rintisan bidang digital atau startup.
Di Indonesia saat ini sudah ada beberapa VHO, seperti Airy, OYO, ZEN Room, Nida Rooms, dan RedDoorz.
Pola kerja sama startup ini pada dasarnya sama seperti pemain hotel manajemen atau hospitality, seperti Aston, Accor, dan Tauzia. Hanya saja VHO menawarkan kerja sama yang mudah dan murah.
Baca Juga :
PHRI Sulsel: Permainan Harga OYO dan Reddoorz Terlalu Liar
Berikan Akomodasi Gratis,DPP dan PHRI Jabar Bahas Kesiapan Munas Di Karawang
PHRI Dorong Pemerintah Terapkan "Open Sky"
Namun belakangan keberadaan mereka dirasakan "menabrak" etika bisnis dengan memberikan harga diskon diluar kewajaran sehingga dikhawatirkan kelak bisa merusak trust pemilik property (hotel) itu sendiri.
Sementara RedDoorz belum lama ini mengumumkan rencana ekspansi mereka di Jawa Barat dengan target penambahan 45 properti baru pada paruh pertama 2019, sehingga total ada 100 properti.
RedDoorz mulai beroperasi di wilayah ini pada Januari 2016, dimulai dengan Bandung, dan telah meningkatkan jumlah properti tiga kali lipat di delapan kota di Jawa Barat.
Dalam sebulan terakhir, RedDoorz meluas ke lima kota, yakni Garut, Pangandaran, Pelabuhan Ratu, Sukabumi, dan Tasikmalaya.
Rishabh Singhi, Chief Operating Officer RedDoorz, mengatakan, Indonesia menjadi titik awal yang bagus bagi RedDoorz.
Pengembangan RedDoorz dengan pendekatan dari kota ke kota dilakukan hingga menjangkau lebih dari 11.000 kamar di 26 kota di Indonesia.
(adh)