Motif Batik Paoman Indramayu Identik dengan Unsur Laut
Motifnya banyak dipengaruhi ragam unsur laut karena lokasi desa tersebut berada di wilayah pesisir pantai utara Jawa. Ditambah mayoritas mata pencaharian warganya yaitu sebagai nelayan. Aktivitas membatik banyak ditekuni kaum perempuan di saat momen menunggu sang suami pulang melaut.
Menurut Siti Ruminah atau lebih dikenal Hj. Sudiono, pemilik Galeri Batik Paoman Art, selain dipengaruhi unsur laut, motif Batik Paoman juga banyak dipengaruhi dari budaya bangsa Cina, Belanda, dan Arab.
"Bangsa Arab yang pada waktu melakukan syiar Islam melahirkan motif Kembang Kapas segi 6 dan segi 5 yang melambangkan Rukun Iman dan Rukun Islam. Kemudian ada motif Bunga Tulip yang dipengaruhi budaya Belanda. Pengaruh Cina terlihat pada motif Lokcan. Sedangkan yang menjadi khas lokal Indramayu ada motif Kapal Kandas, Iwak Etong, Parang Teja, Tangga Istana, Merak Ngibing, Kereta Kencana, dan lainnya," papar Siti.
Batik Paoman memiliki kurang lebih 143 motif, 99 motif diantaranya sudah terdaftar di Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Menurut Siti, filosofi Batik tulis Paoman banyak mencerminkan suasana hati pembatiknya karena hanya menggunakan sedikit pola. Seperti motif Kapal Kandas yang mencerminkan doa sang istri mengiringi kepergian suami melaut dan berharap pulang dengan selamat sambil membawa hasil laut.
"Dari segi warna, Batik Paoman banyak menggunakan warna-warna alam, seperti warna biru indigo dari rumput indigo yang menjadi favorit wisatawan asing karena aman untuk kulit. Warna lainnya didapat dari mengkudu, kulit jengkol, daun jati. Batik dengan warna alam ini laku dijual dengan harga cukup tinggi," ujar Siti.
Seiring perkembangan zaman, kini Batik Paoman juga banyak menggunakan pewarna sintetis. Jenisnya bukan hanya batik tulis, tapi juga hadir batik cap dan printing. Mulai tahun 2006 lalu, Batik Paoman dengan jenis keliran mulai disukai para desainer nasional seperti Anne Avantie.*** (IG)