Kenny Segera Tindaklanjuti Keluhan Agen Perjalanan Asing
"Masalah pengawasan memang menjadi tantangan di lapangan. Yang pasti dari Pemkot Bandung melalui Dinas Pariwisata terus berkomitmen untuk memperbaiki pelayanan bagi wisatawan. Termasuk salah satunya kegiatan-kegiatan pembinaan terhadap SDM dan usaha pariwisata terus kita tingkatkan," kata Kenny saat dihubungi Klik nusae,Rabu (10/4/2019).
Sebagaimana disampaikan Sekretaris Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Jawa Barat Joni Sofyan dari hasil kegiatan sales mission yang diselenggerakan di Malaysia belum lama ini, pihaknya mendapatkan sejumlah masukan.
Ada beberapa hal yang menjadi perhatian dan diharapkan dapat segera dilakukan perbaikan.Tiga hal tersebut yakni masih adanya ulah oknum pengamanan yang memaksa masuk ke dalam bus pariwisata yang ditumpangi. Tentu hal ini sangat menggangu kenyamaman dan keselamatan.
Kemudian soal perlunya pembinaan dan etika bisnis bagi SDM yang brhubungan langsung dengan penanganan tur,misalnya guide dan sopir.
"Ada yang mengarahkan belanja atau menawarkan tur berikutnya tanpa melewati Tour Agent (TA) yang memberikan tugas kepada mereka," kata Joni sebagaimana dilansir "PR",kemarin.
Selanjutnya masalah kenaikan tarif,khususnya bermain golf yang semakin tinggi. Bahkan,seringkali harga yang dikenakan berubah dengan cepat tanpa informasi kepada tour agent lokal atau TA Malaysia.
"Harga bulan ini bisa berbeda dengan bulan sebelumnya. Perubahannya bisa 3-4 kali dalam setahun dan tanpa info kepada TA," ungkap Joni.
Kondisi ini jika tidak segera diperbaiki dikhawatirkan akan berdampak negative terhadap geliat pariwisata tanah air yang membuat wisman enggan kembali datang.
"Secara umum, minat mereka berkunjung ke Jabar atau Bandung sangat baik.Antusiasme dari para tour operator untuk mendatangkan wisatawan sangat tinggi," katanya.
Indikator ini bisa dilihat saat kegiatan sales mission lalu,acara yang semula dilaksanakan pukul 15.00 - 17.00 baru selesai 20.30 atas permintaan buyers.
"Tinggal,bagaimana koreksi dan masukan yang disampaikan harus segera diperbaiki," lanjut Joni.
Sementara itu Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asita Budijanto Ardiansjah juga mengaku mendapat banyak masukan dari sejumlah biro perjalanan. Beberapa keluhan yang disampaikan adalah tentang kemacetan yang semakin parah.
Kondisi ini ditambah lagi dengan tarif parkir yang sangat tinggi yakni mencapai Rp.100.000 - Rp. 200.000 untuk setiap bus.
"Biro perjalanan mengeluhkan masalah parkir di dalam Kota Bandung karena tariff yang tidak resmi. Praktik ini masih terjadi di beberapa tempat yang menjadi tujuan wisatawan," paparnya.
Oleh sebab itu,lanjut Budi,perlu segera ada penertiban tariff parkir bagi bus pariwisata sehingga ada kepastian tariff. Dengan demikian diharapkan tidak ada lagi parkir liar dengan tarif yang diluar kewajaran.
(adh)