Wisman: Itu Gempa Kan Bencana Alam,Kenapa Harus Takut

JELAJAH NUSA - Kawasan wisata Gili Matra,Gili Meno,Gili Air,dan Gili Trawangan, di Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat kembali menggeliat. Sebelumnya destinasi favorit wisman ini sempat terhenti akibat gempa berkekuatan magnitudo 7 pada 5 Agustus 2018 lalu.

Dari pantauan pekan ini, aktivitas di Pelabuhan Bangsal yang berada di Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, terlihat sejumlah kapal penyeberangan yang tiba dari keberangkatan Gili Trawangan.

Tidak sedikit penumpang yang turun dari setiap kapal penyeberangan dari Gili Trawangan, baik wisatawan mancanegara dan lokal maupun para pegawai di Gili Trawangan.

Koperasi Angkatan Laut Karya Bahari yang mengelola rute penyeberangan menuju Gili Matra juga terlihat buka meskipun tidak menggunakan kantor koperasi yang biasanya sebagai tempat penjualan tiket penyeberangan.

"Kita buka di sini dulu pak (bangunan sementara dekat kantor koperasi). Kita sudah buka sejak empat hari yang lalu," kata Firli, petugas Koperasi AL Karya Bahari di Pelabuhan Bangsal,Kamis (16/8/2018).

Dari keterangannya, aktivitas penyeberangan dari Pelabuhan Bangsal menuju Gili Matra kian meningkat sejak empat hari yang lalu. Bahkan tidak sedikit wisatawan mancanegara yang datang berlibur ke Gili Trawangan.

"Memang tidak seramai sebelum gempa. Tapi mulai dari awal kita buka sampai sekarang, jumlah penyeberangan lumayan, semakin meningkat, hari ini saja sudah 10 kali penyeberangan," ujarnya.

Edward, wisatawan mancanegara asal Australia, yang mengaku sudah berlibur di Lombok sejak sebelum gempa, tidak merasa terganggu dengan situasi dan kondisi saat ini. \

Bahkan Edward yang ditemui bersama keluarganya turun dari kapal penyeberangan Gili Trawangan itu mengaku tidak khawatir dengan bencana. Melainkan dia sedih melihat kondisi warga yang menjadi korban gempa.

"Itu (gempa) kan bencana, gangguan alam, kenapa harus takut. Bencana itu bisa saja terjadi dimana pun," ujarnya sembari menunjuk dan menatap sedih seorang warga lokal yang sedang duduk di dekat reruntuhan bangunannya.

Kedatangan Edward bersama istri dan kedua anaknya ke Gili Trawangan hanya ingin melihat kondisi dan suasananya. Tidak untuk menginap, karena dia bersama keluarganya sudah lebih dulu membuka kamar penginapan di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat.

"Kita ingin lihat kondisi setelah gempa, ada bangunan yang rusak, tapi aktivitas di sana normal-normal saja, cuma tidak begitu ramai. Semoga suasananya cepat pulih," ucapnya.

Hal senada juga diharapkan oleh Fajar, pemilik usaha kapal penyeberangan rute Pelabuhan Bangsal-Gili Trawangan. Dia bersama teman seprofesinya, mengharapkan suasana Gili Trawangan kembali seperti sebelumnya.

"Kalau harga tiket normal pak, tapi masih belum begitu ramai. Tapi kita-kita yakin, kondisinya akan cepat kembali normal," kata Fajar.

Dalam upaya menghidupkan kembali dunia pariwisata di Kabupaten Lombok Utara, Dansatgas Penanggulangan Darurat Bencana Gempa Lombok Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani, menargetkan wilayah Kecamatan Pemenang, termasuk Gili Trawangan, bersih dari puing reruntuhan bangunan bekas gempa dalam kurun waktu sepekan terhitung sejak Rabu (15/8/2018).

(adh/kom)

 

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae