Beberapa Negara Kagumi Surabaya Cross Culture Festival

JELAJAH NUSA - Tak seperti biasanya,suasana di Jalan Tunjungan Surabaya mendadak ramai. Ratusan orang terlihat berkumpul di bahu jalan. Mereka sedang menyaksikan peserta Surabaya Cross Culture International Folk Art Festival (SCCIFAF) 2018  yang berlangsung, Minggu (15/7/2018). Berbagai utusan negara lain juga tampil disini.

Menggunakan pakaian khas  masing-masing negara, mereka menghibur warga Surabaya dengan tarian dan iringan musik. Sesekali mereka berteriak, membuat keriuhan di Jalan Tunjungan.

Tak lupa mereka merekam dan memotret satu-persatu kesenian dan kebudayaan yang ditampilkan dengan gawai. Ada pula penonton yang tak berkedip melihat pertunjukan.

Setelah seluruh peserta tampil di hadapan ratusan warga Surabaya, mereka dibonceng becak yang di hias bunga menuju Balai Kota Surabaya.

Walikota Surabaya Tri Rismaharini terlihat mendampingi perjalanan mereka. Apresiasi masyarakat terhadap walikota satu ini memang cukup tinggi. Beberapa kali ia dielu-elukan warga.

Terkait acara Cross Culture Festival Risma menyebutkan, tahun ini jumlah peserta meningkat dibanding tahun 2017.

Cross Culture Festival 2018 diikuti beberapa negara yakni, Korea Selatan, China, Polandia, Meksiko, Rumania, Russia, Bulagaria, Jerman, New Zealand, dan Uzbekistan.

"Sebetulnya peserta Cross Culture Festival lebih dari itu, Sebagian negara ada yang mundur karena kejadian kemarin (bom Surabaya, Red)," ujarnya.

Risma bertekad membuktikan bahwa Surabaya aman. Ia pun berharap tahuh depan jumlah peserta lebih meningkat

"Kami buktikan Surabaya aman. Warga Surabaya juga sudah tau bahwa Kota Pahlawan telah menjadi jujukan destinasi wisata dan pertukaran ilmu seni serta budaya," terangnya.

Disisi lain, agar Surabaya benar-benar menjadi destinasi wisata, seni dan budaya, kedepan Risma akan memperbanyak mengadakan confrence (pertemuan) dengan negara lain.

"Bukan hanya wisata harus ada nilai lain yakni seni dan budaya," ucapnya.

Risma menambahkan, sebentar lagi Surabaya mengadakan UCIC pada September dengan peserta 150 negara dan Start Up Nation Summit di bulan November.

"Pesertanya dari 100 negara. Ini pertemuan teknologi informasi pertama di Asia," tandasnya.

Sedang peserta asal Jerman bernama Nina Schirmer mengaku kagum atas antusias warga Surabaya yang begitu besar.

Nina menjelaskan saat di Jalan Tunjungan Ia bersama puluhan temannya mempertunjukan, bagaimana kehidupan para petani Jerman.

"Mereka rela bagun pagi untuk melihat kami. Saya sangat mengapresiasi," katanya.

SCCIFAF 2018 akan berlangsung hingga Kamis, (19/7/2018) mendatang. Ada banyak venue yang disiapkan oleh penyelenggara. Hal ini untuk menampung antusiasme para peserta yang berasal dari beragam latar belakang bangsa.

SCCIFAF 2018 diikuti 10 negara dari 4 benua. Wakil dari Benua Asia adalah Tiongkok, Korea Selatan, Uzbekistan.

Benua Eropa diwakili Jerman, Polandia, Rumania, Rusia, dan Bulgaria. Meksiko akan menjadi wakil Benua Amerika. Sedangkan Selandia Baru menjadi representasi dari Benua Australia-Oseania.

"Jumlah peserta dari mancanegara ini cukup lengkap. Diikuti oleh 10 negara tentu luar biasa. Hal ini jadi bukti kalau event ini besar dan sangat menarik," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surabaya,Antiek Sugiarti.

Bukan hanya koneksi internasional, SCCIFAF 2018 ini juga akan diikuti tiga peserta lokal. Mereka ini berasal dari Bone, Singkawang, dan Banjarmasin.

Antiek menambahkan, peserta ini akan menampilkan beragam tarian hingga musik khas masing-masing.

"Tiga daerah itu akan meramaikan event ini. Nanti semua peserta akan unjuk skill melalui tarian dan musik yang menjadi ciri khas mereka," jelasnya lagi.

SCCIFAF 2018 akan diikuti sekitar 300 peserta. Rinciannya, sebanyak 210 peserta berpaspor asing. Lalu, sebanyak 90 peserta berpaspor lokal termasuk tuan rumah Surabaya. SCCIFAF 2018 telah menyiapkan banyak venue menurut sub event yang akan ditampilkan.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya