LPPOM MUI Harus Dorong Percepatan Destinasi Halal

JELAJAH NUSA -  Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, Kosmetik Majelis Ulama Indonesia (LPPOM-MUI) dan  Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) hendaknya bisa duduk bersama dengan pelaku pariwisata di bidang perhotelan.

Hal ini dipandang penting untuk menyamakan persepsi,sekaligus mendorong percepatan berkembangnya hotel-hotel syariah. Sebab, wisata halal sekarang ini  mulai tumbuh dibeberapa daerah namun belum dibarengi dengan sertifikasi hotel syariah.

"Oleh sebab itu, kami akan berupaya untuk bisa menghadirkan LPPOM MUI dan BPOM untu bisa memberikan penjelasan langsung kepada rekan-rekan perhotelan. Tadi masih banyak pertanyaan kan, mereka masih kesulitan memperoleh sertifikat halal," kata  Irmansjah Madewa CHA, CMTA-TQ, CHIA, Penasehat Indonesian General Manager Association (IHGMA usai berbicara di acara "Halal Tourism Opportunities and Challenges for Hospitality Industry", yang berlangsung di El Royal Hotel Bandung,Rabu (28/2/2018).

Menurut Inan-begitu sapaan akrabnya, ada perbedaan signifikan soal pengurusan sertifat halal di Jawa Barat dan Bali. Di Bali LPPOM MUI-nya bergerak sangat cepat ketika ada hotel yang mengajukan seritifikasi halal sehingga tidak membutuhkan waktu lalu.

"Dalam hitungan pekan sudah selesai. Tapi kalau kita dengar tadi sampai berbulan-bulan di Jawa Barat, ini yang harus kita urai permasalahannya," lanjut  Former GM Aston Denpasar Bali ini.

Sementara itu Chairman Riung Priangan Fery Ferdiansyah mengemukakan bahwa wisata halal saat ini sudah menjadi kebutuhan, karena bukan hanya untuk kepentingan umat muslim, tapi juga dibutuhkan oleh mayoritas umat termasuk non muslim.

Fery berharap melalui workshop ini diharapkan dapat memberikan strategi dan target pasar untuk Halal Tourism agar dapat memperoleh sertifikasi Halal, baik sertifikasi Halal Pelayanan dan Halal Makanan.

Dikatakan Fery di Kota Bandung saat ini baru sekitar 10 Hotel dari Member of Riung Priangan yang memiliki sertifikasi Halal Makanan. Jumlah ini tentu masih sangat kecil dibanding jumlah anggota Riung Priangan yang mencapai 70 hotel.

"Harapan kami ke depan jumlah hotel syariah makin bertambah sesuai dengan tuntutan pasar," kata Fery yang juga General Manager Grand Pasundan Convention Hotel.

Tidak hanya Hotel-hotelnya saja yang diharapkan bersertifikasi halal namun Kota Bandung juga harus menjadi Kota Destinasi Halal.

Wisata halal mulai dilirik dan dikembangkan di Indonesia karena tingginya turis muslim mancanegaea yang berkunjung di Indonesia. Halal yang dimaksud tentu bukan hanya makanannya saja tapi hall secara keseluruhan.

"Mulai dari prosesnya hingga pelayanan yang dihasilkan. Potensi wisata halal ini diprediksi bisa menyumbang devisa negara secara signifikan," kata Fery.

Sedangkan wisata halal di Kota Bandung potensinya terbuka luas di masa yang akan datang. Apalagi Bandung dipilih sebagai salah satu destinasi dan andalan wisata nasional. Bandung telah mengalami berbagai perubahan infrastruktur yang akan menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara.

Tampil dan hadir dalam workshop Halal Tourism, Wisnu Rahtomo, Observer of Tourism Destinations & STP NHI Lecturer, Irmansyah Madewa, Former GM Aston Denpasar Bali serta puluhan General Manager/Hotel Manager dari Hotel-hotel berbintang di Kota Bandung.

(adh)

 

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya