Fokus SDM Pariwisata Indonesia di 2018
SEIRING dengan semakin meningkatnya image Indonesia sebagai destinasi pariwisata dunia serta meningkatnya Pendapatan Bidang Pariwisata menjadi penyumbang devisa No. 2 setelah kelapa sawit, maka pariwisata kini menjadi bagian terdepan bangsa ini.
Sektor pariwisata tanah air mulai diperhitungkan dan dilirik sebagai akibat serta dampak dari gencarnya promosi Wonderful Indonesia di kancah dunia.
Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya Wonderful Indonesia menjuarai kontes video promosi baik di Kawasan Asia maupun Eropa.
Suksesnya promosi serta kampanye Wonderful Indonesia ini tentu akan berimplikasi pada meningkatnya wisatawan datang ke Indonesia terutama 10 Bali Baru yaitu 10 destinasi baru yang dipersiapkan pemerintah untuk menampung lonjakan wisatawan dan wisatawan nusantara untuk berkunjung ke daerah tersebut.
Tentu pemerintah sudah memikirkan dari sisi 4A yaitu Accesibility, Atraction, Amenities And Anciliary untuk mendukung kesiapan destinasi tersebut menjadi daerah primadona bagi wisatawan.
Disamping itu juga perlu dipikirkan dari sisi 4H yaitu Habitat, History, Heritage dan Handicraft agar desitansi tersebut menjadi lengkap dan sempurna.
Percepatan pembangunan Pariwisata ini tentu harus diimbangi dengan persiapan SDM yang matang dimana tahun 2019 Pariwisata ditargetkan mampu menciptakan 13 Juta lapangan kerja untuk mendukung pelayanan bagi 20 Juta wisatawan sesuai target pemerintah.
SDM memegang peranan penting didalam mensukseskan target pemerintah tersebut. Sebab kalau SDM tidak siap maka kampanye yang dilakukan akan sia sia dan menjadi mubasir.
Langkah strategis yang dilakukan Assisten Deputi SDM Kementrian Pariwisata Republik Indonesia dengan melakukan sertifikasi serta uji kompetensi bagi pekerja di sektor pariwisata kerjasama dengan Badan Sertifikasi Profesi Nasional ( BNSP ) merupakan terobosan yang patut di acungi jempol walau pelaksanaannya tetap harus diawasi dan di monitor agar kwalitas sertifikasi di dalam meningkatkan kompetensi pekerja di sektor pariwisata benar benar sesuai dan berdaya saing global.
Konsep 3C ( Calliberation, Confident dan Competence) harus terwujud agar SDM Pariwisata siap bersaing secara global. Langkah teranyar yang dilakukan adalah dilakukannya sertifikasi Dosen Vokasi Ahli Perhotelan Level 8 ( setara S2) merupakan langkah berani yang patut mendapat appresiasi.
Program sertifikasi para General Manager yang sudah berpengalaman minimal 5 Tahun dapat di berdayakan untuk menjadi dosen di sekolah sekolah Pariwisata di seluruh Indonesia yang berjumlah 137 Perguruan Tinggi Pariwisata serta Hampir 881 Sekolah Menengah Kejuruan yang tersebar di seluruh Indonesia.
General Manager sebagai ujung tombak serta pimpinan tertinggi di sektor perhotelan tentu akan mampu memberikan sharing pengalaman yang sangat di butuhkan adik adik mahasiswa serta mahasiswi yang berbasis konsep Vocational yaitu 70% praktik dan 30% teori.
Terobosan ini merupakan kerjasama Assisten Deputi Pengembangan Kelembagaan Parwisata - Asisten Deputi SDM Kemenpar bekerjsaama Indonesian Hotel General Manager Association ( IHGMA ) dengan Badan Sertifikasi Profesia Nasional ( BNSP ).
Dengan terlaksananya program yang sudah berlangsung sampai Batch 3 ini diharapkan mampu mempercepat kesiapan SDM Parwisata Indonesia untuk menjadi tuan rumah di negeri sendiri di era MEA ( Masyarakat Ekonomi ASEAN ) serta mampu mewujudkan mimpi Bapak Jokowi dan Bapak Menteri Pariwisata Dr Arif Yahya untuk menjadikan pariwisata sebagai Core Business Indonesia.
Tentu disamping itu mampu merealisasikan tujuan pembangunan Kepariwisatan Indonesia sesuai UUD No 10 Tahun 2009 untuk menciptakan kesejahteraan bagi Masyarakat Indonesia serta mengurangi kemiskinan.
Jayalah Pariwisata Indonesia.
Penulis :
I Made Ramia Adnyana, SE, MM, CHA
Wakil Ketua Umum 1 DPP IHGMA
Mahasiswa Program Studi Doktor Pariwisata
Fakultas Pariwisata Universitas Udayana