KLIKNUSAE.com – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi membuka Festival Dulag Istimewa di Bale Pakuan, Kota Bandung, Minggu malam, 31 Maret 2024.

Mengusung tema “Merawat Tradisi Melalui Harmoni untuk Jabar Istimewa,” festival ini menjadi wadah pelestarian tradisi ngadulag yang telah lama mengakar dalam budaya masyarakat Sunda.

Di hadapan hadirin yang memadati halaman Pakuan, Dedi menegaskan bahwa ngadulag bukan sekadar seni menabuh bedug, tetapi juga bagian dari identitas budaya Islam kultural di Indonesia.

“Menabuh bedug merupakan penanda spiritualitas, terutama dalam menyambut hari-hari ganjil di bulan Ramadan. Dari sinilah muncul istilah ‘baju bedug’ yang kerap dipakai saat Lebaran,” ujar pria yang akrab disapa Kang Dedi itu.

Festival ini, menurut Dedi, bukan sekadar pertunjukan seni, melainkan juga upaya membumikan kembali warisan leluhur kepada generasi muda.

“Saya ingin anak-anak muda tetap mengenal dan mencintai budaya mereka sendiri. Tradisi ini harus lestari, bukan sekadar menjadi artefak sejarah,” katanya.

BACA JUGA: Gelar Open House, Gubernur KDM Salat Idulfitri Pertama Bersama Ribuan Warga Bandung

Sebagai bagian dari perayaan malam takbiran, Festival Dulag Istimewa juga diharapkan menjadi ruang ekspresi yang lebih tertib dan kondusif.

“Daripada pawai keliling yang berpotensi menimbulkan kemacetan atau gesekan sosial, lebih baik kita rayakan dengan penuh kebersamaan di satu tempat,” ujar Dedi.

Ajang ini diikuti oleh 27 kabupaten/kota se-Jawa Barat serta 27 peserta dari perangkat daerah di lingkungan Pemprov Jabar.

Antusiasme masyarakat begitu terasa. Sorak-sorai dan tabuhan bedug bergemuruh di langit Bandung. Menandakan betapa tradisi ini masih mendapat tempat di hati warganya.

Dengan Festival Dulag Istimewa, Dedi berharap tradisi ngadulag terus hidup, tidak hanya sebagai pelengkap Ramadan, tetapi juga sebagai simbol harmoni dan kebersamaan masyarakat Jawa Barat.