BPBD Jabar Sebut Hanya 2 Hotel yang Mau Melakukan Simulasi Gempa Bumi Megathrust
KLIKNUSAE.com – Plh Kepala BPBD Jawa Barat Anne Hermadianne Adnan mengemukakan bahwa terkait gempa bumi Megathrust adalah sesuatu yang pasti akan terjadi. Hanya saja, kapan waktunya yang belum bisa dipastikan.
“Megahtrust sebuah siklus yang akan terjadi. Tinggal, kapan waktunya kita tidak tau. Ini bukan persoalan ingin menakuti, tetapi bagaimana kita harus melakukan antisipasi jika hal itu terjadi,” kata Anne.
Anne menyampaikan pernyataan tersebut saat memberikan sambutan pada Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan dan Kedaruratan tentang Gempa Bumi Megathrust di Sektor Perhotelan,di el Hotel Bandung, Senin 30 September 2024.
Hadir dalam acara yang dilanjutkan dengan pembentukan Asosiasi Emrgency Respon Team Bandung Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat Dodi Ahmad Sofiandi.
Kemudian, Sekretaris Dinas Kebakaran Kota Bandung Iwan Rusmawan, Kepala Seksi Operasi dan Siaga SAR Kantor SAR Bandung Mochamad Adip.BACA JUGA: Gempa Bumi di Jawa Barat Masih Membayangi, Ini Pesan Gubernur
Anne menyampaikan agar tamu hotel merasa nyaman, maka harus mengubah mindset (cara pandang) mereka bahwa pihak hotel telah siaga bencana (gempa).
“Siaga itu dengan apa? Salah satunya dengan menyiapkan Emergency Respon Team. Termasuk dengan menyediakan peralatan yang lengkap,” ujar Anne.
Libatkan Pengunjung dalam Sosialisasi
Selain itu, hotel juga harus memiliki simulasi dengan melibatkan pengunjung.
“Kami dari BPBD tahun lalu sudah menawarkan langsung kepada pengelola hotel, restoran di Bandung dan daerah-daerah lain di Jawa Barat untuk melakukan simulasi secara gratis,” ungkapnya.
BACA JUGA: Gempa Bumi Pangandaran tak Pengaruhi Kunjungan Wisatawan
Namun ironinya, yang menanggapi hanya dua hotel, yakni Hotel Laut Biru di Pangandaran dan InterCon.
“Dan yang melaksanakan cuma Hotel Laut Biru saja. Sedangkan yang lain, memberikan alasan tidak ikut karena takut menganggu pengunjung,” lanjut Anne.
Padahal sosialisasi kebencanaan, khususnya gempa menjadi penting untuk bisa menyelamatkan lebih banyak tamu hotel, saat peristiwa tersebut terjadi.“Sebetulnya kita bisa sampaikan kepada tamu hotel. Bahwa pada hari ini kita akan melakukan simulasi gempa dan kebakaran sebagai suatu bentuk keamanan di gedung ini,” paparnya.
Sebetulnya metode ini, tidak bedanya dengan pelaksanaan Cleanliness (kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keamanan), dan Environment Sustainability (CHSE) ketika terjadi wabah pandemi Covid-19, beberapa waktu lalu.
Menyelamatkan Tamu Hotel
Dengan telah menerapkan sertifikasi CHSE, banyak tamu hotel yang mau menginap karena merasa nyaman dan aman.
Ditempat yang sama Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat Dodi Ahmad Sofiandi menyambut baik sekaligus mengapreasi sosialisasi kebencanaan. Khususnya, dalam upaya mengantisipasi bencana gempa bumi.
BACA JUGA: BPS Sebut Okupansi Hotel di Jawa Barat Naik, Mencapai 54 Persen, Bagaimana Cirebon?
“Petugas hotel merupakan garda terdepan ketika terjadi bencana gempa bumi. Untuk itu, pengetahuan terhadap bencana alam seperti ini sangat penting,” kata Dodi.Menurut Dodi, karyawan hotel harus memahami dan mampu memberikan upaya perlindungan terhadap tamu hotel ketika terjadi bencana, seperti gempa bumi.
“Sebelum kita menyelamatkan diri, maka petugas hotel sudah harus paham. Bagaimana, cara melakukan evakuasi terhadap tamu. Atau, bisa memberikan penjelasan kepada tamu, saat terjadi gempa,” lanjut Dodi. ***