Jaringan Hotel Terbesar Dunia Sebut Perjalanan Wisata Pulih Tahun Ini

KLIKNUSAE.com – Jaringan hotel terbesar dunia, Marriott dan Hilton di Amerika Serikat memperkirakan orang-orang mulai melakukan perjalanan bisnis dan liburan tahun ini.

Kondisi seperti ini belum pernah terlihat sejak muncul pandemi corona dan kini banyak orang mulai mengemas tas mereka untuk liburan.

Hotel dan perusahaan terkait perjalanan lainnya memberikan pandangan cerah dalam hasil kuartalan minggu ini.

Ini setelah adanya kenaikan tingkat vaksinasi dan penurunan kasus COVID-19 di Amerika Serikat (AS), usai  gelombang musim dingin varian Omicron.

BACA JUGA: Sekjen PHRI Protes Soal Tudingan Hotel Di Lombok ‘Mainin’ Harga Kamar

Negara-negara juga mencabut pembatasan perjalanan, seperti Kanada yang memberikan kemudahan masuk bagi pelancong internasional yang divaksinasi penuh mulai 28 Februari.

Hasil kuartalan terbaru Marriott International Inc dan Airbnb Inc melampaui perkiraan Wall Street, sementara pendapatan Hilton Worldwide Holdings Inc hampir dua kali lipat.

CEO Marriott Anthony Capuano pada Selasa, 15 Feberuari 2022  mengatakan kepada investor bahwa pembatalan grup meningkat akhir tahun lalu dan tahun ini karena Omicron.

BACA JUGA: Kasus Omicron Tak Merubah Pembukaan Penerbangan Internasional ke Bali

Sekarang, pembatalan telah melambat dan pemesanan grup baru mendapatkan momentum.

Capuano menunjuk pertemuan Salesforce di New York City minggu lalu sebagai bukti permintaan kuat untuk pemesanan grup AS karena kasus Omicron turun.

Belanja Lagi Dengan Sepenuh Hati

Pertemuan tersebut melibatkan 25.000 kamar bermalam di 11 properti Marriott.

Sementara itu, CEO Wynn Resorts Craig Billings mengatakan pada hari yang sama bahwa para pelanggan di resor Las Vegas-nya "belanja lagi dengan sepenuh hati."

BACA JUGA: Rakernas PHRI 2023 Pindah Ke Yogyakarta, Pelaku Usaha Hotel Tertekan Lagi

"Tahun 2021 adalah tahun pemulihan, dan 2022 akan melewati COVID dan menjadi tahun pertumbuhan yang kuat untuk sektor ini," kata Jamie Lane, Vice President of Research for AirDNA, sebuah perusahaan riset persewaan liburan .

Pada Januari, AirDNA mencatat sekitar 58.000 persewaan jangka pendek baru di Amerika Serikat.

“Yang paling banyak itu  sejak awal pandemi, dan jumlahnya bertambah setiap hari, “ kata Lane.

Data AirDNA juga menunjukkan peningkatan 35 persen sewa malam jangka pendek yang dipesan di AS pada Januari 2022.

BACA JUGA: eL Hotel Royale Bandung Beri Promo Menarik, Begini Caranya

Ini sama dengan periode Januari 2019, dan peningkatan 12 persen dari 2019 secara global.

Terkait  Omicron memang ada sedikit gangguan, namun tidak membuat pemesan turun. Hanya saja, ada pembatasan di bisnis Hilton hingga kuartal pertama 2022.

Dengan sebagian besar acara dijadwal ulang untuk akhir tahun, jaringan hotel terbesar dunia itu tetap optimis.

CEO Hilton Christopher Nassetta mengatakan kepada investor, perusahaan perhotelan memperkirakan pemesanan bisnis akan mengalami percepatan hingga sisa tahun 2022.

Begitu pula dengan agen perjalanan daring Expedia Inc, melaporkan pekan lalu bahwa pemesanan telah "sangat rebound" sejak lonjakan Omicron.

Banyak Pekerja Mendapatkan Fleksibelitas

Banyaknya pekerja yang mendapat fleksibilitas dengan pekerjaan jarak jauh permanen. Airbnb mengatakan orang-orang yang menggunakan situs sewa jangka pendeknya memesan masa inap lebih lama selama kuartal yang baru saja berakhir.

BACA JUGA: Tanam Dahulu Baru Petik Kemudian, Ini Permintaan Luhut ke Presiden

“Sekitar setengah dari malam yang dipesan pada kuartal keempat adalah untuk masa inap satu minggu atau lebih,” ungkap CEO Airbnb Brian Chesky.

"Orang-orang menyebar ke ribuan kota besar dan kecil, tinggal selama berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bahkan sepanjang musim," kata Chesky.

Mereka tidak terlalu terikat dengan kantor, jadi mereka sekarang bisa tinggal di mana saja, lanjutnya.

Erin Francis-Cummings, CEO dari firma riset pasar pariwisata Destination Analysts, mengatakan prospek cerah untuk perjalanan "bukan kesalahan jangka pendek," menambahkan pergeseran ke masa tinggal yang lebih lama kemungkinan akan bertahan.

Namun dia memperingatkan bahwa varian dan lonjakan COVID di masa depan dapat mengurangi prospek, meskipun hanya untuk sementara.

***

Sumber: Antaranews

Share this Post:

Berita Terkait

E-Magazine Nusae