Kemenparekraf Dorong Sulsel Gali Potensi Kuliner, Disiapkan Stimulus
KLIKNUSAE.com – Kemenparekraf dorong Sulsel bisa lebih banyak mengembangkan dan meningkatkan potensi sub sektor kuliner yang dimiliki.
Hal itu disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno saat menghadiri workshop Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif di Kantor Bupati Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel) seperti dikutip Kliknusae.com dari laman resmi Kemenparekraf, Kamis 26 November 2021.
Sandiaga menyampaikan bahwa Maros memiliki potensi kuliner yang sangat kaya, seperti Jalangkote, olahan kepiting termasuk kerupuk, abon, dan roti Maros.
BACA JUGA: Katto Bokko, Arifnya Wisata Budaya di Maros Sulawesi Selatan
Sehingga, ia pun mendorong peningkatan pemasaran produk-produk ekonomi kreatif ini melalui pemanfaatan platform digital dan peningkatan desain kemasan produk.
Serta dikolaborasikan dengan program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia.
"Tadi kemasannya sudah kita akan kerja samakan. Kemasan-kemasan yang lebih rumahan, tradisional,” ungkap Sandiaga.
Perbaikan Kemasan Kuliner
Perbaikan kemasan tersebut akan ditingkatkan melalui kolaborasi Rumah Kemasan dari Pemkab Maros dengan program-program Kemenparekraf seperti “Beda'kan" (Bedah Desain Kemasan Kuliner Nusantara).
BACA JUGA: 8 Wisata Pulau di Makassar yang Bisa Ditempuh dalam Sekedip Mata
“Dan tentu juga kita akan fasilitasi pendaftaran HKI (Hak Kekayaan Intelektual) supaya bisa lebih mendorong pergerakan perekonomian masyarakat,” katanya.
“Kita akan onboarding ke program gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia dengan stimulus Rp50 juta per merchant dan juga dengan voucher melalui belanja online nasional. Kami berharap ekspansi pasar ini bukan cuma lokal, tapi juga nasional," lanjut Sandiaga.
Selain itu, Sandiaga mengatakan potensi-potensi kuliner yang ada di Kabupaten Maros ini juga dapat mengikuti Program Indonesia Spice Up The World.
BACA JUGA: Kepulauan Selayar Sulsel Disiapkan Menjadi Daerah Wisata Andalan
Dari sana, nantinya bisa dipasarkan ke diaspora Sulawesi Selatan di luar negeri.
"Tujuannya agar produk kreatif Maros ini bisa diekspor," ujarnya.
Sandiaga menjelaskan, workshop ini bertujuan untuk mendata para pelaku-pelaku ekonomi kreatif di Maros.
Mereka, kedepan akan dibantu secara langsung melalui program-program yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu.
Mulai dari pemasaran, pembiayaan, pelatihan, dan pendampingan sekaligus perizinan dan pelaporan keuangan.
BACA JUGA: Tantangan Industri Kreatif Fesyen Muslim, Disebutkan Angela Adaptasi Digitalisasi
"Jadi ini bentuk pelaporan konkret kita. Kita akan menyiapkan menu mana saja yang dibutuhkan oleh UMKM," katanya.
Terapkan Protokol CHSE
Sandiaga juga mendorong agar para pelaku ekonomi kreatif di Kabupaten Maros untuk menerapkan protokol kesehatan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental sustainability).
"Karena di era pandemi COVID-19 ini kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan keberlanjutan lingkungan ini yang diperlukan. Jadi kami juga memberikan fasilitasi agar produk-produk dari ekonomi kreatif ini juga disajikan dalam bingkai protokol kesehatan yang ketat dan disiplin," ujar Sandiaga.
BACA JUGA: Soal Paket Wisata Wajib di Bali, Ini Kata Sandiaga Uno
Kegiatan workshop di Kabupaten Maros akan diikuti oleh 35 pelaku ekonomi kreatif dari berbagai subsektor di antaranya dari subsektor kuliner, fesyen, dan kriya.
Selain pemberian materi terkait peningkatan inovasi dan kewirausahaan, workshop ini juga diisi dengan sesi diskusi dan tanya jawab dengan pelaku ekonomi kreatif yang hadir dalam kegiatan ini.
Workshop ini juga dihadiri oleh Staf Khusus Menparekraf Bidang Pengamanan Destinasi Wisata dan Isu-isu Strategis, Brigjen TNI Ario Prawiseso; Direktur Infrastruktur Ekonomi Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf, Hariyanto; Direktur Poltekpar Makassar, M. Arifin; Bupati Maros, Andi Syafril Chaidir Syam; dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Maros, Ferdiansyah. ***