ASITA: Libur Cuti Bersama Oktober "Test Case" Desember
JAKARTA, Kliknusae.com - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) mengungkapkan libur panjang cuti bersama 28-31 Oktober 2020 merupakan "test case", apakah kasus covid-19 bisa dikendalikan.
Kuncinya, jika selama memasuki cuti bersama ini semua masyarakat disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan, maka pemerintah tidak akan memberlakukan kebijakan PSBB pada libur akhir tahun nanti.
"Kalau libur cuti bersama pada Oktober ini akan menimbulkan kenaikan Covid-19, pastinya pemerintah akan berpikir lagi untuk Desember ada transisi PSBB. Oleh sebab itu, saya sudah sampaikan kepada seluruh anggota Asita untuk benar-benar memperhatikan standar protokol kesehatan ini," kata Ketua Umum Asita Asita Nunung Rusmiati saat berbicara dalam diskusi virtual bertajuk Protokol Kesehatan di Bandara dan Tempat Wisata, Senin (26/10/2020).
Menurut Nunung, pihaknya akan mendukung penuh untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata. Salah satu program yang sudah dipersiapkan Asita adalah akan mempersiapkan toilet umum di beberapa destinasi wisata Jawa Barat.
"Saya sudah bicara dengan Gubernur Jawa Barat dan Dinas Pariwisata, mudah-mudahan program penyediaan jamban ini akan happen, bisa dilaksanakan secepatnya dan kemudian menyusul di provinsi-provinsi lainnya," lanjut Nunung.
Pandemi Corona memang benar-benar membuat pelaku perusahaan perjalanan wisata sangat terpukul. Untuk itu perlu semangat yang tinggi bersama stakeholder dan pemerintah daerah untuk kembali menggairahkan pariwisata.
Saat ini, 90 persen hingga 95 persen dari total anggota yang berjumlah 7.000 agen perjalanan benar-benar stagnan, tidak menjalankan bisnis-nya selama delapan bulan terakhir ini.
"Poinnya, betul-betul anggota Asita ini 'tiarap'," ungkapnya.
Namun, ia mengatakan sejalan dengan pelonggaran PSBB, bisnis agen perjalanan mulai bergeliat. Hal ini juga didorong dengan upaya pemerintah menghidupkan pariwisata domestik.
Misalnya, di Banyuwangi, Jawa Timur, sebanyak kurang lebih 1 juta wisatawan domestik sudah memanfaatkan jasa agen perjalanan dalam 1 bulan terakhir.
"Sebelum PSBB transisi, 90 persen-95 persen (anggota Asita) betul-betul tidak ada kegiatan, tur betul-betul tidak ada. Alhamdulillah, setelah satu bulan ini mulai ada gerakan," ucapnya.
Oleh sebab itu, ia menyatakan akan gencar mendorong anggotanya menyiapkan paket menarik bagi wisatawan domestik, khususnya ready viewed menjelang libur panjang akhir Oktober hingga awal November ini.
Ia menegaskan paket wisata tersebut tetap mengutamakan protokol pencegahan penularan covid-19, sehingga para pelancong nyaman dan terhindari dari risiko.
Selain itu, ia menuturkan Asita mendorong anggotanya melakukan sejumlah kolaborasi baik dengan maskapai penerbangan, pemerintah daerah, hingga Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).
Tujuan kolaborasi itu guna menawarkan paket menarik kepada pelanggan.
"Kami juga membuat program pay now, travel later. Dalam arti, misalnya kami memberikan garansi perjalanan selama 1 tahun," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga meminta pemerintah memberikan insentif kepada para agen perjalanan, yang terdampak pandemi covid-19.
Mengingat, sebelum pandemi melanda, para agen perjalanan ini memiliki peran cukup penting dalam mempromosikan pariwisata hingga ke luar negeri.
Kata Nunung, agen perjalanan juga memiliki kontribusi mendatangkan devisa ke dalam negeri dari wisatawan mancanegara sebelum pandemi.
"Saat ini, kami minta kepada pemerintah termasuk DPR agar stimulus cepat turun, karena saya tanya kepada anggota Asita belum ada stimulus sedikit pun kepada anggota Asita," terang dia.
Namun, ia mengaku mengapresiasi pemberian subsidi harga tiket pesawat untuk penerbangan domestik dalam bentuk penghilangan biaya Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) di 13 bandara.
Harapannya, insentif tersebut mampu menghidupkan kembali sektor pariwisata sehingga memberikan dampak positif kepada agen perjalanan. (adh)