5 Kuliner Khas Banyuwangi, Patut Dicoba Pasca Corona
Kliknusae.com - Berakhirnya pandemi Corona (Covid-19) menjadi hal yang paling dinanti masyarakat di Indonesia, bahkan di dunia. Pasti banyak yang sudah mendambakan ragam hal yang akan dilakukan usai pandemi tersebut. Mulai dari mencicipi kuliner, berlibur, berwisata, atau sekadar berkumpul melepas rindu bersama kerabat, sahabat, atau kolega.
Satu hal yang bisa dilakukan pasca pandemi corona, yakni wisata kuliner ke suatu daerah, seperti Banyuwangi. Kuliner dapat menjadi ciri khas suatu daerah. Makanan dengan jenis yang sama pun, bisa berbeda rasa sesuai dengan lokasi atau daerahnya. Seperti lima (5) jenis kuliner di bawah ini yang menjadi khas Banyuwangi, Jawa Timur, antara lain:
Rujak soto
Kuliner khas Banyuwangi ini merupakan perpaduan atau rujak sayur dan soto babat. Rasa yang dihasilkan tentu saja unik dan sulit didapatkan di tempat lain. Rujaknya terdiri dari campuran sayur-sayuran rebus dengan bumbu kacang serta petis. Bagian lain yang tak boleh dilupakan adalah pisang klutuk atau pisang batu yang menjadi campuran bumbu rujak. Pisang inilah yang memunculkan rasa khas di makanan ini.
Sego Cawuk
Nama sego cawuk berasal dari Bahasa Osing, bahasa khas Banyuwangi. Sego berarti "nasi", sedangkan "cawuk" adalah cara memakan makanan dengan tangan. Menu ini paling cocok dinikmati untuk sarapan. Sego cawuk disajikan dengan parutan kelapa muda dan serutan jagung bakar yang dibumbui cabai, bawang merah, bawang putih, dan asam. Lauknya beragam dan tinggal pilih, ada telur pindang, pepes ikan, pepes cumi, pepes terlur ikan, kikil, dan dendeng manis.
Pecel rawon
Kuliner yang satu ini sama seperti rujak soto. Pecel rawon juga merupakan perpaduan dari dua makanan. Pecel rawon terdiri dari nasil pecel berisi sayuran rebus dan sambal pecel. Kemudian, nasi pecel ini disiram dengan kuah rawon, tanpa menyertakan dagingnya. Sebagai pengganti daging, tersedia udang goreng, empal sapi, ragi, paru goreng, dan rempeyak kacang.
Sego Tempong
Berikutnya ada sego tempong, yaitu nasi yang disajikan dengan berbagai lauk, lalapan, dan sambal yang khas. Walau terlihat sederhana, makanan ini memliki rasa yang istimewa dan khas. Dalam Bahasa Osing, tempong berarti "tampar". Salah satu ciri khas makanan ini memang sambal pedas yang membuat bibir kita serasa kena tampar saat memakannya.
Pecel pitik
Hidangan pecel pitik atau pecel ayam merupakan sajian kuliner dengan bahan dasar ayam kampung yang dipanggang lalu disuwir-suwir dan dilumuri dengan parutan kelapa berbumbu kemiri, cabai rawit, terasi, daun jeruk, garam, dan gula. Di Banyuwangi, makanan ini sudah bisa ditemui di banyak restoran atau warung.
Awalnya, dulu pecel pitik hanya disajikan saat ritual Suku Osing. Ada beberapa aturan saat membuat makanan ini, salah satunya dilarang menyuwir ayam dengan pisau, tetapi harus dengan tangan. Orang yang memasaknya pun dilarang berbicara selama proses berlangsung.*** (IG/Pesona Indonesia)