Menteri Erick Thohir Meracik Strategi Besar, Menggabungkan BUMN Ini untuk Efesiensi

KLIKNUSAE.com - Kementerian BUMN (Badan Usaha Milik Negara) kembali meracik strategi besar dalam merampingkan struktur perusahaan pelat merah.

Langkah ini bukan hanya soal efisiensi, tapi juga membangun sinergi lintas sektor untuk meningkatkan daya saing di pasar domestik maupun internasional.

Menteri BUMN, Erick Thohir, mengumumkan sejumlah rencana merger pada rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI awal pekan ini, yang mencakup beberapa sektor strategis mulai dari kesehatan hingga kelautan.

Rumah Sakit dan Bio Farma: Menuju Pelayanan Kesehatan Terpadu

Erick Thohir mengusulkan agar seluruh BUMN Rumah Sakit berada di bawah naungan PT Bio Farma (Persero) yang kini menjadi induk Holding BUMN Farmasi.

Langkah ini diharapkan membentuk sistem kesehatan nasional yang terintegrasi, mencakup layanan apotek, produksi obat, hingga rumah sakit.

"Kita ingin membangun sistem health care yang menyeluruh," ujar Erick.

“Merger ini akan memperkuat layanan dan akses kesehatan bagi masyarakat,' sambungnya.

BACA JUGA: PHRI Sambut Baik Rasionalisasi Hotel Milik BUMN, Jangan ‘Ngerusuhin’ Bisnis Swasta

ASDP, Pelni, dan Pelindo: Menyatukan Armada Maritim

Sementara itu, pada sektor transportasi laut, Erick berencana menggabungkan PT Pelni (Persero) dan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) ke dalam PT Pelindo (Persero).

Tujuannya jelas, menciptakan satu kekuatan besar di sektor pelabuhan dan transportasi laut yang selama ini terfragmentasi.

"Negara kita ini negara maritim. Tanpa konsolidasi, kita tidak bisa bersaing,” tegasnya.

Dengan bergabungnya ketiga perusahaan ini, Erick yakin layanan kelautan BUMN akan lebih kuat dan efisien.

Perhutani dan PTPN III: Konsolidasi Kehutanan dan Perkebunan

Sedangkan, di sektor kehutanan dan perkebunan, Kementerian BUMN akan menjadikan Perum Perhutani sebagai bagian dari holding perkebunan.

Nantinya, akan ada di bawah PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III (Persero). Jika terealisasi, lahan yang dikelola kedua entitas ini akan mencapai 2,2 juta hektare.

BACA JUGA: Qatar Investasi Hotel di Labuan Bajo, Segini Nilainya

Ini bukan hanya soal luas lahan, tetapi juga peran strategis untuk mendukung swasembada pangan.

“Dengan gabungan lahan ini, kita bisa petakan mana yang bisa dimanfaatkan untuk swasembada pangan,” ungkap Erick.

BUMN Karya: Mengukir Infrastruktur dalam Tiga Pilar

Pada sektor infrastruktur, Kementerian BUMN tengah merumuskan konsolidasi tujuh perusahaan konstruksi pelat merah menjadi tiga entitas besar.

Perusahaan yang akan dilebur termasuk PT Waskita Karya, PT Hutama Karya, PT Nindya Karya, PT Brantas Abipraya.

Kemudian, PT Adhi Karya, PT Wijaya Karya, dan PT Pembangunan Perumahan.

Erick memastikan rencana strategi besar ini akan segera rampung usai mendapat persetujuan dari Menteri Pekerjaan Umum. Dengan target konsolidasi tuntas dalam pekan mendatang. ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae