Wantim Kadin Henry Husada Dukung Realisasi UMP Bagi Pekerja
KLIKNUSAE.com - Wantim Kadin Henry Husada mendukung penuh program kerja Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat. Termasuk, didalamnya terhadap realisasi kenaikan Upah Minimum Propinsi (UMP) Tahun 2024.
"Rapat Pimpinan Provinsi (Rapimprov) Kadin Jabar berjalan lancar. Banyak point-point yang dihasilkan untuk memajukan sektor usaha di Jawa Barat. Termasuk, dalam memberikan perhatian UMP," kata Henry, selaku Dewan Pertimbangan (watim) Kadin Jabar, Minggu 3 November 2023.
Menurutnya, pergerakan ekonomi di Jawa Barat memiliki prospektif yang sangat baik pada tahun mendatang. Diantaranya, dengan hadirnya kereta api cepat Whoosh.
"Ini peluang cukup besar untuk menggalakan sektor usaha di Bandung, dan Jawa Barat secara umum terhadap arus penumpang kereta cepat," tambah Wantim Kadin Henry Husada--yang juga CEO Kagum Group ini.
BACA JUGA: Kadin Jabar Ingin Pemilu 2024 Menjadi Momen Kebangkitan Ekonomi Lokal
Sebagaimana diketahui, Kadin Jabar mengelar Rapat Pimpinan Provinsi III Kadin Provinsi Jawa Barat Tahun 2023 di El Royale Hotel, Kota Bandung, Jumat (1/12/2023).
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat, Cucu Sutara, dalam pandangannya menyebutkan bahwa kenaikan UMK 2024 sekitar 4 persen dianggap sebagai langkah yang adil.
Baik bagi pihak pengusaha maupun pekerja, mengingat kondisi ekonomi yang masih belum stabil saat ini.
"Saya kira cukup adil melihat kondisi ekonomi saat ini. Karena memang ekonomi kita sedang tidak baik-baik saja," ujar Cucu Sutara.
BACA JUGA: Kadin Jabar Sambut Baik Investasi UEA, Asal Pertimbangkan Syarat Ini
Tantangan Bisnis
Apa yang disampaikan Cucu merupakan cerminan kehati-hatian dalam menghadapi kondisi perekonomian yang masih menantang.
Menurutnya, kenaikan tersebut dianggap cukup untuk saat ini, mengingat tantangan bisnis yang dihadapi di Jawa Barat.
Cucu Sutara menyoroti beban berat yang harus diemban pengusaha dalam menjaga kelangsungan bisnis dan pembayaran gaji karyawan.
“Nanti kalau ekonomi sudah membaik, produktivitas juga sudah naik, upah secara otomatis akan ikut naik. Jadi mari kita sama-sama menciptakan iklim usaha yang damai dan kondusif,” tambahnya.
BACA JUGA: Kadin Sebut Anggaran PEN Sudah Rasional, Bisa Membantu UMKM
Dengan kerja bersama, saling bahu-membahu dan kolaborasi yang baik akan memberikan harapan untuk masa depan ekonomi yang lebih stabil.
Cucu Sutara juga menegaskan bahwa meskipun pihaknya tidak melarang aksi demonstrasi dari para buruh. Namun, ia berharap agar aksi tersebut tidak mengganggu produktivitas kerja.
"Kita harus tetap menjaga kedamaian serta kondusivitas di Jawa Barat," pintanya.
Sementara itu, Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengmukakan Kadin Jabar sebagai mitra strategis Pemda penting untuk mengonsolidasikan langkah strategis.
BACA JUGA: Henry Husada Berharap Pelaksanaan FIKI Bisa Berdampak Positif Bagi UMKM
Memajukan Jawa Barat
Khususnya, dalam menghadapi berbagai dinamika ekonomi dan tantangan global tahun 2024.
"Kadin dapat terus menjadi mitra strategis Provinsi Jabar. Dan saya yakin semangatnya adalah memajukan Jawa Barat. Ketika pandemi COVID-19 memang ada penurunan. Tapi situasi sudah recovery dan (Kadin) segera dapat meningkatkan kinerja kembali," kata Bey dalam keterangan persnya yang diterima Kliknusae.com, hari ini.
Bey mengungkapkan pula, rapim ini menjadi momentum silaturahmi Kadin Jabar dengan Kadin provinsi lainnya di Indonesia.
BACA JUGA: Henry Husada Janjikan Produk UMKM Bisa Masuk Kagum Group
"Ini selain menjadi momentum silaturahmi bagi Kadin Jabar juga untuk mengonsolidasikan langkah strategis. Yakni, dalam menghadapi berbagai dinamika ekonomi dan tantangan global di tahun 2024 mendatang," ujarnya.
Sedangkan, Plh Ketua Umum Kadin Indonesia, Yukki Nugrahawan, memberikan pandangan serupa. Ia mendorong peningkatan produktivitas para pekerja.
Dengan cara ini, diharapan dapat meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat Indonesia yang saat ini masih di kisaran USD4.200 per tahun.
“Saat ini produktivitas pekerja kita itu masih rendah, kalau dibandingkan dengan Malaysia, produktivitas 2 jam di Indonesia di Malaysia sudah 1 jam,” ungkap Yukki Nugrahawan. ***