Bisnis Holywings Menghadapi Tantangan, Akankah Ganti Nama?

KLIKNUSAE.com - Bisnis Holywings, merek restoran populer yang mengkhususkan diri dalam hidangan sayap ayam lezat, sedang menghadapi serangkaian tantangan yang cukup berat.

Dalam beberapa bulan terakhir, 12 outlet Holywings di Jakarta terpaksa ditutup karena masalah perizinan yang rumit.

Kejadian ini menimbulkan beban tambahan bagi perusahaan, yang juga sedang berjuang dengan kontroversi seputar promosi minuman beralkohol gratis untuk pelanggan bernama Muhammad dan Maria.

Masalah izin yang menimpa outlet Holywings tersebut telah menjadi pukulan telak bagi reputasi merek mereka.

BACA JUGA: Hotman Paris Bangun Beach Club di Pangandaran, Ini Kata PHRI

Holywings juga dihadapkan pada tuduhan terkait diskriminasi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) akibat promo yang telah mereka lakukan.

Dalam situasi yang demikian, pertanyaan muncul: apakah perlu bagi Holywings untuk mengubah nama merek mereka?

Sebagai praktisi dan konsultan marketing dari Inventure, Yuswohady memberikan pandangannya terkait masalah ini.

Menghadapi Dua Opsi

Menurutnya, Holywings menghadapi dua opsi untuk memperbaiki situasinya. Pertama, mereka dapat melakukan rebranding jika reputasi merek tersebut masih terjaga dengan baik.

BACA JUGA: Restoran Mie Gacoan Resmi Bersertifikat Halal, Gak Ada Lagi Menu “Iblis”

"Jika merek Holywings belum sepenuhnya tercoreng, tidak ada alasan yang ekstrem untuk mengubah nama. Holywings telah membangun nama yang baik, kuat, dan berharga, dan menggantinya secara total akan menjadi langkah yang mematikan," ujar Yuswohady kepada detikcom.

Dia menambahkan bahwa rebranding juga dapat dilakukan dengan mempertahankan sebagian nama Holywings, seperti "Apa by Holywings."

Hal ini memungkinkan Holywings untuk tetap hadir dalam kesadaran konsumen sambil memperkenalkan elemen baru dalam merek mereka.

BACA JUGA: Pengunjung Kafe dan Restoran di Kota Bandung Naik 15-20 Persen

Reputasi yang tercemar

Namun, mengubah nama sepenuhnya adalah opsi lain yang perlu dipertimbangkan. Tentu saja, ini bukanlah keputusan yang mudah karena membangun sebuah merek bukanlah hal yang sederhana.

Sebelum melakukan perubahan nama, Holywings perlu melakukan riset untuk mengetahui sejauh mana reputasi merek mereka telah tercemar di mata masyarakat.

"Namun, perlu dilakukan riset untuk menilai apakah merek Holywings telah merosot parah dan tidak layak digunakan lagi. Jika itu terjadi, terpaksa mereka harus mengadopsi nama yang sama sekali berbeda," katanya.

BACA JUGA: Ratusan Hotel dan Restoran di Jawa Barat Tumbang Akibat Penurunan Omzet

"Namun, perlu diingat bahwa memulai dari awal tidak menjamin keberhasilan. Membangun merek yang sukses melibatkan faktor strategi, keberuntungan, dan faktor lain yang sulit diprediksi, sehingga bukan perkara yang mudah," sambung Yuswohady.

Dalam menghadapi berbagai tantangan yang sedang dihadapinya, Holywings harus mempertimbangkan secara matang pilihan yang mereka ambil.

Keputusan untuk mengganti nama merek bukanlah langkah yang ringan, tetapi dapat menjadi strategi yang efektif jika dilakukan dengan tepat. ***

Share this Post:
E-Magazine Nusae