Kementerian PUPR Percepat Pembangunan Pengendali Banjir Bandara YIA

KLIKNUSAE.com - Kementerian PUPR terus mempercepat pembangunan infrastruktur pengendali banjir Bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA) di Kabupaten Kulon Progo.

Pembangunan tersebut untuk mendukung kegiatan pariwisata pada Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, perubahan iklim menjadi tantangan dalam pengelolaan sumber daya air di Indonesia.

Pergeseran dan perubahan masa musim hujan dan kemarau. Serta pola hujan dengan durasi pendek namun intensitasnya tinggi kerap mengakibatkan banjir.

BACA JUGA: PT KAI Bangun Fasilitas Pendukung Ke Bandara YIA, Apa Saja?

“Upaya penanggulangan bencana, termasuk banjir merupakan tanggung jawab kita bersama. Sesuai dengan tugas dan fungsinya, Kementerian PUPR berperan dalam masalah infrastruktur,” jelas Basuki seperti dikutip Kliknusae.com dari lamman resmi Kementerian PUPR, Rabu 9 November 2022.

Ia menambahkan, dalam pelaksanaan mitigasi dan pengurangan risiko bencana, penerapan teknologi sangat penting.

“Seperti pembangunan bendungan pengendali banjir, sabo dam, jembatan bailey, dan rumah tahan gempa,” ujarnya.

Dalam mengurangi risiko banjir Bandara YIA, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak, Ditjen Sumber Daya Air membangun sejumlah prasarana pengendali banjir pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Bogowonto dan Serang.

BACA JUGA: Baru Beroperasi, Bandara YIA Dongkrak Okupansi Hingga 40 Persen

Dukungan Infrastruktur

Dukungan infrastruktur dilakukan secara terpadu mulai dari perbaikan/normalisasi badan sungai, peningkatan kapasitas sungai, pembangunan sistem drainase, sodetan,dan  kolam retensi.

Termasuk,  pengadaan pompa banjir, hingga bangunan penahan penampung air sepanjang sungai (longstorage).

Pembangunan pengendali banjir Bandara YIA dibagi menjadi empat paket pekerjaan yang dilaksanakan sejak  2020 hingga 2023.

Pertama adalah Pembangunan Pengaman Muara Sungai Bogowonto Sisi Barat yang dilaksanakan kontraktor PT. Bumi Karsa-Abipraya, KSO dengan nilai kontrak Rp428,88 miliar.

BACA JUGA: PHRI: Keberadaan Bandara YIA Harus Didorong Direct Maskapai

Lingkup pekerjaannya berupa pembangunan jetty sepanjang 306 meter dan tanggul sungai 322 meter, dengan progres saat ini sudah sebesar 88%.

Paket kedua yakni Pembangunan Pengaman Muara Sungai Bogowonto Sisi Timur yang dilaksanakan kontraktor WIKA-ADP KSO dengan nilai kontrak Rp413miliar.

Lingkup pekerjaannya berupa pembangunan jetty sepanjang 306 meter dan tanggul sungai  258 meter, dengan progres saat ini sudah sebesar 97,9%.

Selanjutnya paket ketiga yakni Pembangunan Prasarana Pengendali banjir Sungai Bogowonto yang dilaksanakan kontraktor PT.

BACA JUGA: Penumpang Pesawat di Bandara Palembang Meningkat Jadi 5.000 Orang

Brantas Abipraya dengan nilai kontrak Rp360,2 miliar. Lingkup pekerjaan yakni peningkatan kapasitas sungai, pekerjaan long storage, perkuatan tebing/ revetment, kolam retensi dan pengadaan pompa banjir, dengan progres konstruksi sebesar 56.85 %.

Terakhir paket keempat yakni Pembangunan Prasarana Pengendali Banjir Sungai Serang yang dilaksanakan kontraktor PT. Pembangunan Perumahan dengan nilai kontrak Rp295 miliar.

Peningkatan Kapasitas Sungai

Lingkup pekerjaan paket keempat diantaranya pekerjaan Peningkatan Kapasitas Sungai, long storage, perkuatan tebing/ revetment, kolam retensi, dan pompa, dengan progres konstruksi sebesar 68.03 %.

BACA JUGA: Wajah Baru TMII Sudah Bisa Dinikmati Akhir Agustus 2022, Ini Pesan Mendagri

Resiko banjir Bandara YIA disebabkan karena kapasitas saluran drainase di kawasan bandara tidak mampu menampung debit banjir Sungai Bogowonto dan Serang.

Terdapat dua langkah penanganan oleh BBWS Serayu Opak yakni pembangunan sistem drainase dan pengendalian debit sungai.

Pengendalian banjir pada Sungai bogowonto dan Sungai Serang dilaksanakan dengan menggunakan sistem  drainase, kolam retensi, stasiun pompa, dan jetty untuk pembukaan muara sungai.

BACA JUGA: Keberadaan Homestay di Mandalika Dapat Dukungan BUMN dan PUPR

Sistem pengendalian banjir dibagi menjadi 3 yyakni sistem barat. Yaitu peningkatan kapasitas sungai Bogowonto Hilir, Kolam Retensi dan Long storage lereng.

Kemudian, normalisasi Sungai Deres, Long storage Carik Barat dengan pompa banjir. Sistem Timur meliputi sudetan Kalituru, peningkatan kapasitas Sungai Turi, Sungai Seling, Sungai Dengen.

Dilanjutkan, Sungai Kaligintung, Sungai Sidatan, Sungai Kebo Sungai Plumbon, Kolam Retensi Carik Timur dilengkapi pompa banjir.

Dan sistem selatan meliputi peningkatan kapasitas Sungai Ledeng, Sungai Jelantoro dan Drainase Macanan.

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae