Menjalani Puasa Berkontribusi Menurunkan Resiko Kanker, Simak Studi Ini

KLIKNUSAE.com – Menjalani puasa bagi umat muslim bukan sekedar menggugurkan kewajiban. Tetapi dibalik ibadah puasa ini ternyata mampu memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi kesehatan tubuh.

Selama beberapa tahun terakhir, banyak penelitian menunjukkan bahwa puasa intermiten atau diet yang meniru puasa dapat mengurangi faktor risiko dan membalikkan gejala kondisi kesehatan yang serius, termasuk kanker.

Apa itu puasa intermiten?

Melansir Healthline, puasa intermiten adalah puasa sesuai jadwal, diselingi dengan waktu makan.

Misalnya, Anda mungkin makan secara normal hampir sepanjang minggu. Tetapi pada hari Selasa dan Kamis hanya makan selama 8 jam dan berpuasa selama 16 jam tersisa. Ada juga yang menyebut praktik ini sebagai diet meniru puasa.

BACA JUGA: Pemerintah Tetapkan Awal Puasa atau 1 Ramadhan 1443 H, Minggu 3 April

Meskipun tampaknya tidak biasa dalam masyarakat modern di mana makanan berlimpah, tubuh manusia dibangun untuk mengakomodasi ketika sumber makanan langka.

Dalam sejarah, puasa seringkali diperlukan dalam menghadapi kelaparan atau bencana alam lainnya yang membatasi pasokan makanan.

Cara Kerja Puasa

Tubuh Anda dirancang untuk melindungi Anda dari kelaparan. Untuk melakukan ini, ia menyimpan cadangan nutrisi yang dibutuhkan untuk bertahan hidup saat Anda makan.

Ketika Anda tidak makan secara normal, ini menempatkan sel-sel di bawah tekanan ringan, dan tubuh Anda mulai melepaskan simpanan itu untuk bahan bakar dirinya sendiri.

Dokter menyarankan bahwa selama tubuh Anda memiliki waktu untuk menyembuhkan dirinya sendiri setelah periode stres ini, Anda tidak akan mengalami efek negatif.

Salah satu hasil paling cepat dari jenis diet ini adalah penurunan berat badan, karena tubuh Anda menggunakan lebih banyak kalori daripada yang dikonsumsi.

BACA JUGA: Batam Wonderfood dan Art Ramadhan Dibuka, Ajang Ngabuburit Warga

Puasa dan Kanker

Penurunan berat badan hanyalah salah satu manfaat puasa intermiten untuk orang dewasa normal yang sehat (bebas penyakit).

Penelitian pada hewan baru-baru ini dan beberapa percobaan pendahuluan pada manusia telah menunjukkan penurunan risiko kanker atau penurunan tingkat pertumbuhan kanker.

Dalam sebuah studi tentang asupan makan yang dibatasi waktu selama fase 9-12 jam, puasa terbukti membalikkan perkembangan obesitas dan diabetes tipe 2 pada tikus.

Obesitas adalah faktor risiko utama kanker, yang dapat mendukung bahwa menjalani puasa dapat mengobati kanker.

Studi kedua tikus menunjukkan bahwa diet meniru puasa dua bulanan mengurangi kejadian kanker.

Hasil serupa dalam uji coba percontohan oleh ilmuwan yang sama dengan 19 manusia; itu menunjukkan penurunan biomarker dan faktor risiko kanker.

BACA JUGA: Tradisi Nyepuh Menjelang Bulan Ramadhan Digelar Warga Ciamis

Dalam sebuah studi tahun 2016, penelitian menunjukkan bahwa kombinasi puasa dan kemoterapi memperlambat perkembangan kanker payudara dan kanker kulit.

Metode pengobatan gabungan menyebabkan tubuh menghasilkan tingkat yang lebih tinggi dari sel progenitor limfoid umum (CLP) dan limfosit infiltrasi tumor.

CLPs adalah sel prekursor limfosit, yang merupakan sel darah putih yang bermigrasi ke tumor dan dikenal untuk membunuh tumor.

Studi yang sama mencatat kelaparan jangka pendek membuat sel kanker sensitif terhadap kemoterapi sekaligus melindungi sel normal, dan juga mendorong produksi sel induk. ***

Sumber: Kompas.com

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae