Permukiman Suku Batak Toba Masuk Geosite UNESCO, Sandiaga Perintahkan Dijaga

KLIKNUSAE.com – Permukiman suku Batak Toba di Kecamatan Pangruran, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara masuk kawasan Geosite UNESCO.

Untuk itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno meminta agar asset budaya tersebut dijaga dengan baik.

“Selain kerbau, juga ada kambing putih dan juga ada burung elang. Ini yang harus kita jaga sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark,” ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno saat mengunjungi Desa Wisata Huta Tinggi sebagaimana dikutip Kliknusae.com dari laman resmi Kemenparekraf, Sabtu 13 November 2021.

BACA JUGA: Akan Ada Wisata Budaya Keturunan Marga Silaban di Kawasan Danau Toba, lo!

Sebagaimana diketahui, Kaldera Toba ditetapkan sebagai Geosite UNESCO Global Geopark pada 2020 lalu. Setidaknya ada 16 geosite di sekitarnya yang diakui oleh UNESCO.

Salah satunya, Desa Wisata Huta Tinggi ini. Selain bisa menikmati keindahan alam, wisatawan juga bisa menikmati wisata edukasi dan budaya yang ada di kawasan tersebut.

Masuk 50 Besar Desa Wisata Terbaik

Desa Wisata Huta Tinggi termasuk dalam daftar 50 besar desa wisata terbaik dalam Ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.

BACA JUGA: Sandiaga Uno Tinjau Bobo Cabin di Danau Toba, Begini Kondisinya

Sebagai kawasan desa wisata, Huta Tinggi menawarkan sejumlah atraksi bagi wisatawan, seperti wisata edukasi, wisata alam, dan wisata budaya.

Disini, wisatawan bisa belajar bagaimana memerah susu kerbau dan mengolahnya secara langsung.

Ada sajian khusus yang biasa dibuat masyarakat sekitar dari susu kerbau bernama dali ni horbo. Olahan susu kerbau tersebut kerap dijuluki sebagai keju khas batak Toba.

BACA JUGA: Bukan Sulap, Bukan Sihir, Ternyata Ada Danau di Atas Danau Toba. Kok, Bisa Sih?

Selain itu, wisatawan bisa secara langsung mengamati rumah adat khas batak toba, rumah bolon.

Kegiatan lainnya adalah menyaksikan pertunjukan budaya, seperti tari tor tor dan pertunjukan gondang.

Desa Wisata Huta Tinggi terletak di Pulau Samosir. Untuk mencapai desa ini, wisatawan bisa menggunakan kapal feri untuk menyeberangi Danau Toba.

Waktu tempuh dari Pelabuhan Ajibata menuju Ambarita-sebagai permukiman Suku Batak Toba kurang lebih 40 menit. Dari pelabuhan, wisatawan bisa melanjutkan perjalanan darat selama kurang lebih satu jam menggunakan mobil. ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya