Kunjungan Wisatawan Di Yogyakarta Anjlok Hanya 20-30 Persen, Hotel Lebih "Menderita"

YOGYAKARTA, Kliknusae.com  - Memasuki hari ke-2 Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Selasa (12/1/2021), jumlah kunjungan wisatawan ke destinasi wisata Yogyakarta anjlok, hanya 20-30 persen dibanding hari biasa.

Kondisi ini juga berimbas pada sektor perhotelan yang hanya mampu berada di rata-rata 15 % untuk tingkat hunian kamar (okupansi) hotel.

"Iya, cukup dratis turunnya. Rata-rata keterisian kamar hotel hanya di 15 %," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yogyakarta Deddy Pranowo Eryono ketika dihubungi Kliknusae.com pagi ini, Rabu (13/01/2021).

Menurut Deddy, pihaknya sempat mampu menaikan okupansi hotel hingga di angka 70 persen pada saat Natal dan Tahun Baru 2021 lalu. Namun, perjuangan tersebut saat ini harus terhempas kembali ke titik nadir akibat pemberlakukan PPKM.

Padahal menurutnya kini hotel dan restoran yang di bawah naungan PHRI telah mendapatkan verifikasi protokol kesehatan (prokes) dari Gugus Tugas Covid-19 dan sertifikasi CHSE (Clean, Health, Safety, and Environment).

Ia memaparkan, hotel dan restoran di bawah PHRI yang sudah beroperasi ada 224, yang terverifikasi 189. Sisanya masih dalam perjalanan untuk mendapatkan verifikasi. Tapi kebanyakan mendapatkan sertifikasi CHSE.

"Padahal kita sudah modal seperti itu. Itu modal kita untuk penerapan prokes dan menumbuhkan kepercayaan masyarakat, mana hotel restoran yang memiliki sertifikat CHSE maupun terverifikasi Pemda. Kelihatannya jadi sia-sia," ujarnya.

Sementara itu Dinas Pariwisata Yogyakarta mengakui PPKM berdampak sangat luar bisa terhadap pertumbuhan industri pariwisata.

"Cukup berdampak signifikan pada kunjungan wisatawan pada destinasi pariwisata yang kami pantau," kata Plt Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Suci Iriani Sinuraya di Sleman, kemarin.

Ia mencontohkan Taman Tebing Breksi Prambanan yang selama Januari ini rata-rata dikunjungi oleh 500-an orang, pada Selasa sampai pukul 15.00 WIB hanya dikunjungi tidak lebih dari 150 orang.

Demikian juga dengan Studio Alam Gamplong, Moyudan, kata dia, jumlah pengunjung anjlok hanya 182 orang dan Kaliurang juga sepi dengan jumlah pengunjung tidak lebih dari 175 orang.

"Demikian juga dengan Watu Purbo yang sebelumnya dikunjungi rata-rata 400-an pengunjung, pada hari ke-2 PPKM ini dikunjungi oleh tidak lebih dari 50 wisatawan," katanya.

Suci mengatakan Dinas Pariwisata Sleman mengeluarkan SE Nomor 836/029 tertanggal 8 Januari 2021 untuk menindaklanjuti Instruksi Bupati Sleman No. 01/INSTR/2021 tanggal 8 Januari 2021 tentang Kebijakan Pengetatan Secara Terbatas Kegiatan Masyarakat dalam Rangka Pengendalian Penyebaran COVID-19 di Kabupaten Sleman.

"Surat Edaran tersebut lebih spesifik mengatur terkait operasional tempat usaha jasa pariwisata, destinasi pariwisata, dan juga kuliner agar jam buka operasionalnya hanya sampai pukul 19.00 WIB. Sedangkan untuk layanan antar/dibawa pulang sesuai dengan jam operasional," katanya.

Ia mengatakan untuk mencegah penyebaran COVID-19 selama masa PPKM dari 11 sampai dengan 25 Januari 2021 tempat kuliner pelayanan makan di tempat dibatasi kapasitasnya hanya 25 persen dari daya tampung.

"Sedangkan untuk tempat wisata alam agar lebih konsisten untuk pembatasan pengunjungnya maksimal 50 persen dari daya tampungnya serta tidak menyelenggarakan kegiatan yang berpotensi menciptakan kerumunan," katanya.

Beberapa destinasi lainnya di Sleman seperti Candi Ijo, Candi Sambisari, dan Taman Pelangi Monjali, tutup pada masa penerapan PPKM.

"Sedangkan Museum Gunung Merapi hanya pada masa PPKM ini mengubah hari pelayanan kunjungannya, melayani kunjungan hari Selasa sampai dengan Jumat, dan pada hari Sabtu, Minggu, dan Senin, tutup," katanya.

(*/adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya