Ciater Menjadi Puncaknya Bandung, Butuh Rp 5,8 Triliun Garap 76 Destinasi
BANDUNG, Kliknusae.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) mempersiapkan pengembangan 76 tempat wisata. Salah satunya, kawasan Ciater, Kabupaten Subang.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Dedi Taufik, setidaknya dibutuhkan investasi sekitar Rp5,8 triliun untuk pengembangkan 76 tempat wisata baru.
Objek wisata berbasis alam tersebut berada di 21 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jabar.
"Jadi total investasi untuk membangun infatsruktur pariwisata di Jabar cukup lumayan. Dalam kurun waktu empat tahun ke depan kita perlu akselerasi dengan pertemuan hari ini," kata dia dalam acara West Java Investment Summit 2020 (WJIS), Selasa (17/11/2020).
76 tempat wisata baru berbasis alam berada di kawasan milik PTPN, Perhutani dan pihak swasta lainnya yang dikategorikan atau masuk dalam beberapa kelompok seperti brown book, blue book dan green book.
Untuk brown book persiapannya sudah matang mulai dari FS (Feasibility Study) dan (Detail Engineering Design) DES, tahapannya sudah selesai.
Sedangkan kawasan yang masuk kategori blue book menunggu pendaftaran dari pemerintah daerah yang menentukan akan mengutamakan lebih dulu daerah mana yang mereka setujui.
Optimalisasi potensi 76 tempat wisata baru di Jawa Barat ini, lanjut Dedi Taufik, adalah salah satu strategi Pemprov Jabar untuk melakukan pemulihan ekonomi di tengah pandemi COVID-19 dengan tetap mengedepankan aspek kesehatan di sektor pariwisata.
"Karena memang sektor pariwisata ini merasakan sekali dampak dari pandemi COVID-19. Untuk itu dalam tourism investment summit yang dikemas di WJIS 2020 ini, menawarkan potensi-potensi di wilayah Jawa Barat untuk bisa dikembangkan," kata dia.
Pentingnya pertemuan bisnis di WIJS 2020 ini, karena untuk mengangkat sebuah potensi wisata baru tidak bisa hanya mengandalkan dari anggaran pemerintah daerah atau pemerintah pusat.
Apalagi, anggaran pemerintah daerah dan pusat sekarang tengah dialihkan untuk penanggulangan COVID-19.
"Kalau mengandalkan APBN atau ABPD tidak akan selesai dalam membangun pariwisata. Terlebih kita (Disparbud Jabar) re-focusing anggaran hampir Rp6 triliun untuk langkah emergency kesehatan COVID-19," kata dia.
Oleh karena itu Disparbud Jawa Barat menyambut baik dilakukan MoU antara PTPN VIII dengan BUMD Jabar yakni PT. Jasa dan Kepariwisataan Jabar (Perseroda) atau Jaswita Jabar, di hari kedua WJIS terkait pengembangan tempat wisata baru.
"Diharapkan dengan adanya antara MoU Jaswita dan PTPN VIII, maka yang lainnya juga bisa melakukan MoU lainnya, khususnya dalam investasi di bidang pariwisata mengingatkan besarnya market pariwisata kita. Seperti sekitar 70 persen kalangan milenial memiliki ketertarikan ke wisata alam. Ini potensi yang perlu kita kolaborasikan bersama melalui forum WJIS 2020 ini," kata dia.
Sementara itu, Direktur PTPN VIII Muhammad Yudayat mengatakan bisnis utama PTPN VIII selama ini adalah terkait komoditas seperti teh, sawit dan karet dan saat ini pihaknya ingin mengembangkan pariwisata potensial yang ada di lahan PTPN VIII.
"Sekarang kami melihat peluang lain, ada aset-aset kami yang optimalisasinya masih rendah yang bisa kami kembangkan. Kita tahu ada yang di Ciwidey, di Pangalengan di Gunung Mas, itu semua lahan-lahan milik PTPN VIII yang cocok dikembangkan untuk pariwisata," kata dia.
Selain itu, dalam waktu dekat ini pihaknya juga mencoba memfinalisasikan kerja sama pengembangan pariwisata di Kawasan Ciater, Kabupaten Subang.
"Ciater ini puncaknya Bandung, udaranya sejuk, hamparan teh bagus, pemandangan indah. Minggu lalu Pak Gubernur Jabar dan tim ke sana dan meyakini ini bisa dikembangkan lebih lanjut pariwisatanya," kata Yudayat. (*/adh)