Dr.Herlina Burhan: Staycation di Hotel Saat Liburan Lebih Aman

Kliknusae.com - Dokter sepsialis paru, dr. Erlina Burhan mengemukakan mengisi libur panjang dengan staycation (liburan di sekitar area tempat tinggal) di hotel lebih aman. Sebab, kontrol terhadap kesehatan akan lebih mudah.

"Menurut saya, berlibur itu boleh saja. Tetapi harus tetap menjaga protokol kesehatan. Misalnya, jangan berlibur lalu terjebak dalam keramaian. Bisa staycation di hotel, selama hotel itu tidak menyelenggarakan hiburan yang mengumpulkan orang banyak," kata Herlina dalam talk show di salah satu tv swasta, kamis (29/10/2020) petang.

Menurut Herlina, pilihan hotel sangat tepat jika merasa bosan liburan di rumah. Apalagi jika dilakukan bersama keluarga sendiri.

"Kalau di hotel, asalkan  tidak ikut bersama-sama di acara hiburan akan lebih baik. Kemudian, saat makan coba pilih yang tidak prasmanan, antre. Duduk di meja yang berjauhan dan makanannya diantarkan," lanjut Herlina.

Di waktu yang sama, Wali Kota Bogor Bima Arya mempersilahkan warga Jakarta berlibur di Kota Bogor. Tidak ada larangan, namun jangan terkejut jika sewaktu-waktu di restoran atau tempat rekreasi ada petugas yang datang.

"Kami akan memonitor setiap restoran dan hotel serta tempat rekreasi. Petugas kami akan melakukan rapid test secara acak untuk mencegah penyebaran virus corona," katanya.

Sementara itu ahli epidemiologi dari Griffith University, Dicky Budiman menganjurkan untuk  memilih hotel yang memiliki dan menerapkan safety plan Covid-19.

Misalnya, mulai dari melakukan pemesanan kamar via online, membatasi kapasitas jumlah tamu yang menginap di hotel, mengatur jumlah tamu hotel yang masuk ke dalam lift, membersihkan dan mendisinfeksi kamar hotel, dan sebagainya.

Dicky menegaskan, untuk kondisi saat ini, hindari makan buffet (prasmanan) selama staycation di hotel. Sehingga saat memilih hotel, perlu dipastikan lebih dulu pada pihak hotel apakah memungkinkan untuk mengantar sarapan ke kamar.

"Memang akan lebih merepotkan bagi pihak hotel, tapi ini demi keselamatan bersama. Makan buffet di restoran hotel memungkinkan interaksi dengan orang lain, entah itu berpapasan, bersenggolan atau bahkan antre dalam jarak dekat," ujar Dicky yang pernah menjadi tim pengendalian wabah flu burung di Indonesia berapa tahun lalu.

"Selain itu kita kan juga harus menghindari penggunaan barang bersama," imbuhnya.

Sedangkan bagi yang ingin memanfaatkan fasilitas kolam renang di hotel, Dicky juga mengingatkan untuk memerhatikan kapasitas kolam renang dan area sekitarnya.

Pasalnya, meski virus corona tidak menyebar melalui air, kondisi kolam renang yang ramai memungkinkan penyebaran virus corona melalui droplet.

Apalagi, saat berenang, orang tak akan memakai masker.

" Hotel seharusnya juga membuat kebijakan soal ini. Misalnya dibuat ketentuan, jam sekian untuk penghuni kamar di lantai sekian. Sehingga kapasitasnya bisa sangat dibatasi."

Lalu, apakah kamar hotel aman dari kontaminasi virus corona?

Menurut Dicky, harus ada jeda waktu yang memadai untuk membersihkan kamar, mengganti seprei dan handuk dengan yang baru, serta mendisinfeksi kamar, sebelum tamu hotel berikutnya masuk ke dalam kamar.

Selain itu, penting untuk membuka semua jendela di kamar saat proses pembersihan, sehingga ada pergantian udara untuk meminimalisir potensi penyebaran virus corona.

"Memang ada banyak hal yang harus diperhatikan secara mendetil oleh pihak hotel. Ini juga seharusnya dimonitor secara berkala oleh pemerintah daerah dan diberi sanksi bagi pihak yang abai."

"Tetapi jika safety plan Covid-19 dijalankan, semua kebutuhan bisa diadopsi dengan tetap meminimalisir penyebaran virus corona," tutupnya. (adh)

Share this Post:

Berita Terkait