Penutupan Ruas Jalan Jadi "Kampanye Negatif" Bagi Pariwisata Kota Bandung

BANDUNG, Kliknusae.com - Kebijakan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung menerapkan sistem buka tutup di sejumlah ruas jalan protokol menyebabkan okupansi hotel drop.

Jika kondisi ini berlangsung lama, dipastikan tingkat hunian hotel semakin memburuk, setelah sempat pulih beberapa waktu lalu.

"Sangat berpengaruh sekali. Sekarang saja, di weekend okupansi kita masih di bawah 40%. Kalau buka tutup jalan diterapkan, kemungkinan besar tamu yang datang semakin berkurang," kata General Manager eL Hotel Royale Bandung, Iyok Supriatna ketika dihubungi Kliknusae.com, Kamis (17/09/2020).

Menurut Iyok, jika harus ada penutupan jalan sebaiknya seperti sebelumnya, yakni dimulai pukul 21.00 WIB.

"Sepertinya masih agak mending penutupan mulai jam 9-an malam seperti kemarin-kemarin. Tamu tidak terlalu dibuat repot karena akses keluar masuk hotel," tambah Iyok.

El Hotel Royale Bandung yang terletak di Jl. Merdeka No.2, Braga, Kecamatan Sumur Bandung memang cukup terdampak terhadap kebijakan buka tutup ini.

Hal senada juga dikemukakan Hotel Manager (HM) Favehotel  Braga Bandung Andri Novriandi bahwa sistem buka tutup jalan tersebut dinilai sebagai kebijakan yang reaktif, bukan preventif.

Seharusnya, jika pertimbangannya karena untuk mencegah kenaikan kasus Covid-19 cukup dengan melakukan pengetatan protokol kesehatan. Buat aturan yang tegas, dimana jika ada pelanggaran yang dilakukan diberikan sanksi hingga penutupan.

"Sekarang semua sentra bisnis diperbolehkan buka. Mal, restoran, tempat hiburan, perkantoran swasta masih jalan. Nah, kalau pemberlakuan penutupan jalan dimulai pukul 18.00 WIB, itu kan peak hours (jam sibuk) orang pulang kerja. Apa tidak kontra produktif ini," kata Andri.

Pada dasarnya industri perhotelan sangat setuju dengan kebijakan pemerintah untuk terus menekan kasus Covid-19, dengan penegakan disiplin protokol kesehatan.

Namun, penutupan jalan cukup dirasakan pengaruhnya terhadap jalannya roda ekonomi di sektor perhotelan.

"Bagi kami, dampaknya sudah pasti ada. Booking hotel menjadi berkurang. Tidak semua tamu yang dari luar Bandung juga tau jalan-jalan tikus, karena Map hanya menujukan pada jalan protokol. Kami, masih ada jalan lain, bagaimana yang seperti Gino Feruci Braga Hotel yang sama sekali hanya mengandalkan jalan satu arah," ujarnya.

Bagi perkembangan pariwisata di Kota Bandung, kebijakan penutupan jalan menjadi "kampanye negative". Pengunjung jadi berpikir ulang untuk datang ke Bandung. Bertolak belakang dengan kebijakan, dimana bisnis diperbolehkan buka, hotel 24 jam, tetapi ada pembatasan pergerakan manusia.

Seperti diketahui, Kasatlantas Polrestabes Bandung Kompol Muhammad Rano Hadiyanto mengatakan, mulai besok,  Jumat (18/09/2020), penutupan jalan akan kembali dilakukan di kota Bandung. Menurut Rano, penutupan jalan ini dilakukan sebagai pengingat kepada warga bahwa covid-19 masih ada.

"Mengingat dengan adanya peningkatan pandemi covid-19 di Kota Bandung, direncanakan mulai besok pagi akan diadakan penutupan beberapa ruas jalan, ada lima titik. Tujuannya adalah untuk mengingatkan kembali kepada masyarakat bahwa virus corona atau yang dikenal Covid-19 masih ada," kata Rano, Kamis (17/09/2020).

Untuk penutupan pada pagi hari ini dijadwalkan akan dimulai pada pukul 09.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB. Adapun ruas jalan yang ditutup adalah Jl. Asia Afrika - Tamblong, Jl. Otista - Suniaraja, Jl. Purnawarman - Riau, Jl. Merdeka - Riau, dan Jl. Merdeka - Aceh.

Sementara untuk penutupan di malam hari tetap dilakukan seperti biasa mulai dari pukul 22.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB.

"Pada malam hari pukul 9 (21.00) sudah mulai prepare atau persiapan-persiapan sekaligus memberikan kesempatan kepada masyarakat akses pulang dari tempat kerjanya masing-masing," terangnya.

Meski ada penutupan, Rano memastikan jika warga yang tinggal atau bekerja di lokasi penutupan jalan masih tetap bisa melintas dengan memperlihatkan kartu identitas kependudukan atau ID Card perusahaan tempat kerja.

Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Bandung Ricky Gustiadi menuturkan jika penutupan ini dilakukan untuk meminimalisir pergerakan warga di lokasi-lokasi tersebut yang dinilai cukup banyak pergerakan orang.

"Nanti petugas Dishub atau Kasatlantas akan floating petugas di sana dan akan tetap melayani masyarakat apabila memang aktivitasnya di lokasi tersebut," tegasnya.

Untuk penutupan ini akan dilakukan selama 14 hari. Nanti akan ada evaluasi apakah penutupan ini dilanjutkan, dihentikan, atau ada penambahan ruas jalan yang ditutup. (adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya