Lada Muntok Masih Menjadi Andalan "Tambang Emas" Belitung

BELITUNG, Kliknusae.com  - Sejak dulu, Bangka Belitung (Babel) dikenal sebagai salah satu daerah penghasil lada terbaik karena nilai piperinnya berada di angka tujuh.

Piperin adalah senyawa khas yang ada pada lada, yang baik untuk melawan penyakit yang berkaitan dengan obesitas.

Lada Putih Muntok merupakan lada khas Babel yang menjadi andalan ekspor Indonesia.

Wakil Bupati Belitung Isyak Meirobie, menuturkan bahwa baik lada di Bangka maupun Belitung memiliki kualitas yang sama.

"Sama-sama tinggi pedasnya. Jejak sejarah lada di Belitung sudah ada sejak 1939. Perkebunan lada terdapat di sepanjang jalan penghubung antar distrik di Pulau Belitung," ungkap Isyak.

Hal ini disampaikan olehnya dalam International Forum On Spice Route 2020 bertajuk "Celebrating Diversity and Intercultural Understanding Through Spice Route as One of the World's Common Heritage", Rabu (23/9/2020).

Sejak saat itu, Isyak menuturkan bahwa hingga kini lada ditanam secara masif oleh masyarakat setempat.

Lada Belitung sudah terkenal sejak dulu. Bahkan, lada Belitung sampai masuk dalam sebuah catatatn dalam buku Tijdschrift voor nijverheid en landbouw in Nederlandsch-Indie yang diterbitkan pada 1874.

"Ada banyak tanah di Belitung yang budidaya lada dapat didorong seperti gambir. Belitung punya potensi yang sangat besar dari sisi ladanya," kata Isyak.

Harga lada anjlok dan inovasi hasil panen

Sebagian besar masyarakat Belitung masih hidup dengan berkebun dari tanaman lada. Namun, Isyak menuturkan bahwa pihaknya tidak sanggup mendongkrak harga lada.

"Harga lada sekarang jatuh di titik terendah Rp 45.000 - Rp 50.000 per kilo. Padahal piperin kita yang terbaik," ujar Isyak.

Isyak mengungkapkan, hal tersebut membuat para petani lada di Belitung terpuruk. Pemprov Babel dan Pemkab Belitung pun bekerjasama menangani hal tersebut.

Selain dijual sebagai barang mentah, hasil panen lada para petani juga dikembangkan menjadi produk yang memiliki nilai tinggi.

"Salah satunya KINGs PEPPER. Dikembang anak-anak muda Belitung. Mereka buat ini racikan sehat rempah asli Belitung. Isinya murni lada dan lain-lain," ungkap Isyak.

Tujuan produk tersebut adalah untuk meningkatkan imunitas tubuh. Dalam waktu dekat, produk tersebut akan diluncurkan.

Jika diterima baik oleh masyarakat dan permintaan pasar banyak, hal ini akan menguntungkan para petani lada di Belitung.

Oleh-oleh berbahan dasar lada milik Pepper Secret yang bisa dibeli di Belitung atau secara online.

kendati saat ini lada masih ada yang dijual dalam bentuk mentah, namun Isyak menuturkan bahwa mereka mengemasnya dengan unik.

"Lada dalam bentuk botol yang sudah ada grinder, siap pakai. Kemasan beda. Ini laku sekali saat dibawa ke pameran di Rusia beberapa waktu lalu sebelum pandemi, langsung habis," kata Isyak.

Menurutnya, produsen lada Belitung dapat membantu meningkatkan harga lada melalui kemasan yang menarik.

Selanjutnya, ada lagi lada mentah yang cukup berbeda yang dijual yakni lada hijau produksi Billiton Spice. Lada yang belum terlalu matang sudah diproses kering dan dimasukkan dalam botol.

Kendati aromanya tidak sekuat lada putih, namun aroma khas lada putih Muntoknya masih terasa.

Selain sejumlah produk yang telah disebutkan, Isyak menuturkan bahwa pihaknya juga menjual produk oleh-oleh berbahan dasar lada lainnya.

"Inovasi lada Belitung bukan hanya dalam bumbu masak. Tapi sudah digabungkan dengan kulit jeruk mandarin dalam bentuk sabun cair, lotion, dan sabun batangan," tutur Isyak.

Selain produk perawatan tubuh, Pepper Secret selaku produsen oleh-oleh berbahan dasar lada Belitung juga menjual pewangi ruangan.

"Ini sudah masuk ke pasar internasional. Ini cukup laku di pasaran, memang sasarannya ke pasar internasional. Di setiap toko oleh-oleh di Belitung ini digemari sekali," ujar Isyak. (kom/adhi)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae