Blanja.com Pilih Mundur Dari Kancah e-Commerce, Ini Kata Pemiliknya

JAKARTA, Kliknusae.com - Dunia e-Commerce memang keras. Salah menerapkan strategi bisa masuk jurang dan sulit diangkat kembali. Alih-alih bisa meraup untung, yang ada malah buntung.

Benarkah startup Blanja.com adalah salah satu korban keganasan e-commerce akibat salah urus sehingga pilih mundur dan berhenti beroperasi?

Yang jelas, platform e-commerce Indonesia yang dimiliki bersama oleh raksasa AS eBay dan perusahaan telekomunikasi milik negara PT Telekomunikasi Indonsia Tbk. (Persero) ini, resmi menyatakan tutup atau menghentikan operasi pada 1 September 2020.

Blanja.com didirikan pada September 2012 sebagai pasar C2C. Pada awalnya, Blanja.com dikenal dengan penawaran gadget yang dibundel dengan paket data internet dari Telkomsel, unit jaringan nirkabel Telkom.

Baca Juga: Presdir BCA Minta Diizinkan Buat "Platform e-Commerce" Untuk UMKM

Dalam perkembangannya, Blanja.com juga menawarkan barang-barang seperti produk kecantikan serta makanan dan minuman.

Pada 2016, Telkom dan eBay dikabarkan telah menyuntikkan dana sebesar US$ 25 juta atau setara dengan 350 miliar (kurs 14.000) ke Blanja.com.

Namun Blanja.com sempat kesulitan bersaing dengan unicorn seperti Tokopedia dan Bukalapak, serta Shopee, dalam hal akuisisi dan retensi pelanggan.

Menurut data iPrice, pada Q1 2020, Blanja.com turun ke posisi 27, dengan lebih dari 400.000 kunjungan web bulanan.

Blanja.com didirikan pada tahun 2013 sebagai usaha patungan oleh eBay dan raksasa telekomunikasi lokal Telkom

Pada tahun 2018, Aulia Marinto yang merupakan CEO perseroan, mengundurkan diri dari Blanja.com untuk kembali ke Telkom Group.

Sejauh ini, perusahaan hanya meninggalkan langkah di situsnya bagi pelanggannya untuk menarik saldo e-commerce mereka dari e-wallet Blanja.com sebelum akhir September.

Ini adalah penutupan penting terbaru yang telah terjadi di kancah e-commerce Indonesia sejak dimulainya wabah COVID-19 di negara ini. Sebelumnya, situs e-commerce fashion Sorabel juga mengumumkan penutupannya pada Juli lalu.

Apa pun tanda tanya yang ada dibenak public, berikut 5 fakta menarik dari penutupan Blanja.com:

1.Blanja.com Umumkan Penutupan Secara Resmi

Dalam website resminya, Blanja.com, mengungkapkan bahwa pemberhentian operasi tersebut merupakan bagian dari perubahan strategi bisnis yang dilakukan oleh Blanja.com. Adapun untuk pembelian, penjualan, pembayaran dan pengiriman yang masih dalam proses, masih bisa diselesaikan.

"Maka kami sampaikan bahwa terhitung mulai 1 September 2020 seluruh kegiatan pembelian di BLANJA akan dihentikan," tulis Blanja.com dalam situsnya, Rabu (2/9/2020).

Blanja.com pun mengimbau kepada para pengguna dan juga Teman Blanja untuk melakukan penarikan saldo pada Dompet Blanja sebelum tanggal 30 September 2020.

2.Pengguna Diimbau Tarik Saldo Dompet Blanja.com

Dilansir dari website resmi Blanja.com berikut cara penarikan Saldo dari Dompet Blanja.com baik dari versi desktop maupun mobile.

Blanja.com menjelaskan bahwa penarikan dana artinya mentransfer dana di Dompet Blanja ke rekening Bank. Penarikan dana dapat menggunakan rekening dari Bank apa saja. Minimal penarikan dana adalah Rp10.000 dan biaya transfer merupakan tanggungan buyer/seller.

Adapun, untuk penarikan saldo di Dompet Blanja di atas 30 September bisa dengan mengirimkan email ke support@blanja.com dengan email yang terdaftar dan melampirkan file identitas diri (KTP dan salinan buku rekening).

3.Telkom Indonesia Buka Suara

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Persero) membenarkan kabar penghentian opersional platform dagang elektronik, Blanja.com.

Direktur Digital Business Telkom, Fajrin Rasyid mengatakan sejalan dengan program transformasi perusahaan, terhitung 1 Oktober 2020 Telkom hanya akan fokus pada bisnis e-commerce di segmen korporasi dan UMKM melalui transaksi business to business (B2B).

"Ini merupakan bagian dari langkah strategis perusahaan untuk mengembangkan bisnis e-commerce ke arah yang lebih baik, sejalan dengan rencana strategis jangka panjang perusahaan dalam rangka meningkatkan profitabilitas perusahaan," kata Fajrin dalam siaran pers, Rabu (2/9/2020).

Dia menuturkan bahwa perseroan tengah fokus menangkap peluang bisnis e-commerce di pasar korporasi. Salah satu cara yang ditempuh adalah melalui Pasar Digital (PaDi) UMKM untuk mengembangkan bisnis dan ekosistem UMKM. Telkom bersama 8 BUMN lain.

4.Saham TLKM Justru Naik

Laju saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. dengan kode TLKM terpantau menguat cukup signifikan di sesi pertama perdagangan Rabu (2/9/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, saham Telkom menguat 1,38 persen atau 30 poin ke posisi 2.940 pada pukul 10.25 WIB. Saham Telkom dibuka pada posisi 2.900 dan bergerak di rentang 2.900 s.d 2.940.

Total perdagangan saham berkode TLKM mencapai 32,88 juta lembar dengan nilai transaksi Rp99,23 miliar. Kenaikan harga saham mengantarkan kapitalisasi pasar saham TLKM ke posisi Rp292,23 triliun.

Saham Telkom tercatat 1 dari 3 saham big caps yang mencetak penguatan di saat indeks harga saham gabungan (IHSG) terkoreksi 0,16 persen ke posisi 5.301,12 pada pukul 10.29 WIB.

Kenaikan saham Telkom tidak terpaut jauh dari pengumuman perseroan terkait penutupan situs belanja Blanja.com. Platform tersebut merupakan hasil patungan dengan eBay.

5.Dugaan Blanja.com Kalah Bersaing

Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) menilai beralih fokus pada bisnis e-commerce di segmen korporasi dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan transaksi business to business (B2B) adalah alasan dari berhenti beroperasinya lokapasar daring, Blanja.com.

Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Ignatius Untung mengatakan langkah tersebut tidak mengartikan Blanja.com tidak dapat bersaing dengan kompetitor lain. Namun, perusahaan joint venture antara PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Persero) dan eBay tersebut melihat peluang lain yang lebih besar.

"Blanja.com bukannya tidak kuat bersaing tetapi tidak mau bersaing dengan mereka (e-commerce lain). Telkom dan eBay punya kemampuan dan uang, bahkan untuk melawan raksasa e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, Blibli, Bukalapak, dan Lazada," jelasnya saat dihubungi, Rabu (2/9/2020). (*/adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya