Akibat Pandemi Corona Kota Bogor Kehilangan Potensi Pajak Pariwisata Ratusan Miliar
Kliknusae.com - Sebagai daerah yang sangat bergantung kepada tourism, Kota Bogor, Jawa Barat merasakan cukup terpukul oleh wabah pandemi corona (Covid-19).
Jika sebelum muncul Covid-19 kontribusi sektor pariwisata terhadap APBD mencapai 297,4 miliar, maka tahun ini drop hingga 50 persen.
"Pengaruh Covid-19 ini sangat dahsyat bagi kami, terutama untuk sektor pariwisata. Oleh sebab, jika tidak segera dilakukan sentuhan-sentuhan khusus, maka masa depan Kota Bogor akan suram. Bukan saja kita berbicara warga yang terdampak, tapi kota ini bisa-bisa tidak akan bergerak," demikian dikemukakan Wali Kota Bogor Bima Arya saat berbicara dalam webinar MarkPlus Government Roundtable Series 4 : Destinasi Investasi Prioritas Indonesia (Jabar), Kamis (25/6/2020).
Diakui Bima Arya, dilema terbesar yang dihadapi saat ini adalah bagaimana bisa menyeimbangkan antara kebutuhan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan protokol kesehatan.
"Jadi, selama satu bulan terakhir kami berjibaku, bagaimana memastikan Covid-19 ini bisa diatasi dengan memfokuskan kepada tiga strategis besar," lanjutnya.
Tiga strategi besar tersebut, pertama yakni melakukan mitigasi infeksi. Kedua, melaksanakan swab massal dan ketiga; meningkatkan protokol kesehatan.
"Menekan angka Covid menjadi sangat penting. Memang 19 Juni lalu sempat naik, namun sekarang sudah melandai. Dari sini, secara perlahan kita melakukan relaksasi pembasatan sosial berskala besar (PSBB). Restoran atau rumah makan mulai kita buka," jelasnya.
Selanjutnya Pemkot Bogor pada pekan ini berencana membuka kembali pusat perbelanjaan modern (mall) dengan target bisa meningkatkan PAD.
"Namun demikian, tetap harus ada strategi lain, tidak hanya relaksasi seperti buka restoran,mall dan lainnya. Tetapi bagaimana melakukan strategi pemulihan ekonomi secara terukur," tandasnya.
Diantara upaya untuk mendorong ke arah tersebut,Bima Arya, berharap beberapa proyek besar pariwisata bantuan dari Provinsi Jawa Barat bisa terealisasi.
Proyek-proyek yang segarusnya diterima tahun ini dan dilakukan penundaan diantaranya adalah; rehabilitasi alun-alun Kota Bogor sebesar Rp 15 miliar,Penataan Kawasan Suryakencana (Surken) Rp 30 miliar, Eduwisata Ciharacas Rp. 2 miliar.
Kemudian, DED Kawasan Batutulis Rp. 850 juta, Penataan Kawasan Situ Gede Rp. 18,5 miliar dan Bogor Creative Hub Rp. 14 miliar.
"Proyek-proyek itulah yang seharusnya diturunkan tahun ini dan akhirnya batal karena Covid. Saya sendiri sudah melobi ke Bappeda Jawa Barat bahkan langsung ke Pak Gubernur Ridwan Kamil agar jangan dibatalkan," tegas Bima.
Pertimbangannya proyek tersebut, menurut Bima, merupakan recovery dalam pemulihan ekonomi untuk tahun depan.
"Tapi, mau bagaimana lagi. Ya sudah, the show must go on," tandasnya.
Pada tahun ini sendiri, Kota Bogor sudah mempersiapkan berbagai event tahunan seperti Festival Merah Putih, Festival Helaran, dan Bogor Festival Cap Go Meh-yang selalu didatangi ribuan wisatawan.
"Semua itu tidak akan terjadi tahun ini," kata Bima.
Sementara itu Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor dr Yuno Abeta Lahay juga mengakui pandemi Covid-19 mengakibatkan okupansi hotel turun dratis mulai akhir Maret hingga awal Juni.
"Namun, saat ini secara perlahan sudah mulai menunjukan peningkatan. Memang angka-nya belum signifikan, tetapi sinyal menuju pemulihan mulai terlihat," katanya.
(adh)