Pemerintah: 309 Kasus Corona,15 Sembuh dan 25 Meninggal

Kliknusae.com - Sampai hari ini,Kamis (19/3/2020), pemerintah mengumumkan bahwa data kasus positif virus Corona (COVID-19) mencapai 309, dengan rincian 15 orang sembuh dan 25 orang meninggal dunia.

Achmad Yurianto selaku juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona, pihaknya tengah mengupayakan dilakukannya tes massal virus corona. Namun untuk konfirmasi adanya virus, juga perlu dilakukan uji PCR.

"Berikutnya melakukan pencarian untuk orang yang mengidap penyakit ini agar tidak jadi sumber penularan. Pemerintah dalam waktu dekat akan melakukan pemeriksaan massal atau screening massal COVID-19 yang kita siapkan," kata Yuri di Grha BNPB, Jakarta, Kamis (19/3/2020).

Berikut ini pernyataan lengkap terbaru dari pemerintah soal perkembangan kasus COVID-19:

Bahwa sampai dengan hari ini riset penelitian yang dilakukan oleh WHO dengan menghimpun semua ahli virus di dunia masih belum mendapatkan suatu kesepakatan yang bisa dijadikan standar dunia terkait dengan pengobatan, spesimen pengobatan yang definitif terhadap COVID-19.

Beberapa uji coba telah dilaksanakan di berbagai negara dan seperti yang kita tahu di China juga pernah melakukan percobaan uji dengan menggunakan cloroquin, kemudian di beberapa tempat lain seperti di Thailand mencoba menggunakan ARV Anti Retro Virus, untuk melakukan terapi ini, semuanya memang memberikan gambaran-gambaran yang baik, tetapi masih belum menjadi suatu standar dunia, oleh karena itu sampai dengan saat ini secara definitif drug of choice obat yang pilihan untuk COVID-19 ini belum dikatakan, demikian untuk vaksin masih belum didapatkan.

Tetap beberapa kasus yang sembuh, atau sebagian besar, hampir seluruh kasus yang sembuh itu didominasi oleh faktor imunologi yang memang sangat baik dari pasiennya sehingga kemudian faktor inilah yang menentukan kesembuhannya, oleh karena itu berita tentang ditemukannya obat atau vaksin masih kita tunggu, dan kita berharap kerja keras dari semua ahli virus mudah-mudahan bisa memberikan hasil dalam waktu yang tidak terlalu lama sehingga kita kemudian juga bisa menggunakan itu bersama.

Oleh karena itu sekarang yang paling penting adalah upaya untuk mencegahnya, upaya untuk menghentikan penyebaran ini, ini menjadi lebih penting, bagi kita dibandingkan sekadar menunggu ditemukannya obat dan vaksin yang definitif.

Pemerintah sudah membuat kebijakan yang langkah pertama adalah social distancing ini dimaknai bahwa pemerintah menyadari sepenuhnya penularan dari COVID-19 ini adalah bersifat droplet percikan lendir kecil-kecil dari dinding saluran napas dari seseorang yang sakit yang keluar pada saat dia batuk, pada saat dia bersih, oleh karena itu beberapa hal yang dilakukan oleh pemerintah yang pertama untuk siapapun yang batuk, siapapun yang sedang menderita penyakit influenza untuk menggunakan masker, ini tujuannya untuk membatasi percikan droplet dari yang bersangkutan ke sekitarnya.

Kemudian yang kedua adalah mengatur jarak antar orang agar kemungkinan untuk tertular penyakit ini bisa menjadi rendah, ini implikasinya adalah bahwa pertemuan-pertemuan dengan jumlah yang besar, dan memungkinkan terjadinya penumpukan orang, dengan social distancing dengan jarak yang kurang dari 1 meter akan sangat mungkin terjadi, oleh karena itu sangat dipentingkan untuk disadari bersama dari seluruh komponen masyarakat untuk tidak melaksanakan kegiatan yang mengerahkan banyak orang dalam satu tempat yang tidak terlalu luas dan menyebabkan adanya kerumunan, ini adalah upaya yang sangat efektif untuk mengurangi sebaran, oleh karena itu social distancing harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari baik di dalam lingkungan kerja, apabila memang tidak memungkinkan bekerja dari rumah, atau pun di kehidupan rumah tangga juga, apabila ini bisa dilakukan dengan baik.

Kemudian yang kedua di dalam konteks upaya untuk mencegah penularan ini, maka penerapan pola hidup bersih sehat dengan selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabun di air yang mengalir, ini juga merupakan langkah yang efektif untuk mengurangi terjadinya penularan akibat COVID-19.

Ini adalah gerakan-gerakan yang saat ini semestinya harus mulai kita budayakan, bukan hanya kita sosialisasikan tapi kita budayakan, dan ini akan sangat bagus untuk bagaimana secara komunal, secara kelompok, secara masyarakat bisa mengendalikan penyakit ini.

Kemudian yang berikutnya adalah melakukan pencarian untuk orang yang mengidap penyakit ini, positif, agar tidak menjadi sumber penularan di masyarakat. Pemerintah dalam waktu dekat akan melaksanakan pemeriksaan secara massal atau yang kita sebut sebagai screening massal terhadap COVID-19 yang sekarang sedang kita persiapkan secara keseluruhan.

Metode pemeriksaan virus ini memang ada beberapa macam, tentunya kalau kita lihat dari sensitivitasnya, untuk virus ini yang paling sensitif adalah pemeriksaan dengan metode molekuler yaitu dengan menggunakan PCR, tetapi menggunakan pemeriksaan imunoglobulin, sebagai upaya tes screening awal dan bisa dilaksanakan secara massal adalah sebuah keputusan yang baik. Beberapa negara sudah melakukan hal ini, dan kita pun juga akan melaksanakan, tujuannya adalah untuk secepat mungkin bisa kita ketahui tentang kasus positif yang ada di masyarakat, tujuannya adalah untuk kemudian melaksanakan isolasi, sudah barang tentu nanti kita akan bisa mendapatkan kasus positif yang cukup banyak namun tidak seluruhnya dimaknai seluruhnya harus masuk rumah sakit, pada kasus positif dengan tanpa gejala atau kasus positif dengan gejala yang ringan tentunya akan diedukasi untuk melaksanakan isolasi diri, self isolation, yang bisa dilaksanakan secara mandiri di rumah tentunya dengan monitoring yang dilakukan oleh puskesmas atau petugas kesehatan, atau juga kita sudah mengembangkan bagaimana bisa melaksanakan konsultasi tentang kondisi kesehatannya melalui aplikasi online, halodoc misalnya, ini yang akan kita desain sehingga screening massal itu harus diikuti dengan langkah-langkah sosialisasi, edukasi tentang bagaimana melaksanakan isolasi diri dan ditambah dengan sarana untuk bisa melaksanakan monitoring dengan baik, dan konsultasi secara virtual dengan menggunakan aplikasi halodoc dan aplikasi lain yang mungkin akan kita lanjut kembangkan.

Inilah beberapa hal yang kita akan laksanakan di dalam konteks untuk bagaimana rapid test nanti akan kita laksanakan.

Sudah barang tentu di dalam self monitoring atau pada saat rapid test massal ini kita temukan kasus positif disertai gejala-gejala moderat, gejala-gejala sakit yang sedang, maka tetap harus dilakukan konfirmasi dengan menggunakan pemeriksaan PCR, karena ini menjadi penting, PCR memiliki sensitivitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan pemeriksaan rapid, tetapi pemeriksaan rapid ini adalah dalam rangka meyakinkan masyarakat apakah dirinya tertular atau tidak, dan apabila tertular bukan dimaknai bahwa dirinya harus dirawat di rumah sakit, tentunya rapid test ini juga akan diikuti disamping dengan sosialisasi tentang isolasi diri juga diikuti dengan penambahan sarana rawat inap apabila memang pasien itu pada kondisi sakit sedang atau sakit berat, ini beberapa langkah yang harus kita lakukan simultan dan ini menjadi upaya kita untuk pengendalian penyakit.

Update angka kasus corona di Indonesia ada di halaman berikutnya:

Saya akan menyampaikan perkembangan kasus baru terhitung mulai tanggal 18 pukul 12.00 WIB sampai 19 Maret 12.00 WIB, ada beberapa penambahan kasus yang sudah terkonfirmasi positif, di antaranya:

  1. Bali: Tidak ada penambahan, akumulatif 1 orang
  2. Banten: Ada penambahan 10 orang, akumulatif 27 orang
  3. DIY: Penambahan 2, akumulasi kasus 5 orang
  4. DKI Jakarta: Ada penambahan 52 orang, total akumulasi 210 orang
  5. Jabar: Penambahan 2, total kasus menjadi 26 orang
  6. Jateng: Tambahan 4 orang, total kasus 12 orang
  7. Jatim: Tambahan 1 kasus, total 9 orang
  8. Kalbar: Tidak ada tambahan kasus, tetap 2 orang akumulasi
  9. Kaltim: Tambahan 2, total 3 orang
  10. Kepri: Tambahan 2, total 3 orang
  11. Sulut: Tidak ada tambahan kasus, tetap 1 orang
  12. Sumut: Tambahan 1, total 2 orang
  13. Sultra: Tambahan 3 kasus baru, total 3 orang
  14. Sulsel: Tambahan 2 kasus, total 2 orang
  15. Lampung: Tidak ada tambahan kasus, tetap 1 orang
  16. Riau: Tambahan 1, total 2 orang

 Total kasus hari ini adalah 309 orang.

Dari jumlah keseluruhan, ada kasus yang 2 kali diperiksa negatif, dan dinyatakan sembuh. Untuk DKI Jakarta bertambah 4 yang dinyatakan sembuh, totalnya menjadi 13. Kemudian total keseluruhan yang sembuh 15 orang.

Untuk kasus yang meninggal, ada penambahan di DKI 5 orang, sehingga jumlahnya menjadi 17 orang. Kemudian di Jateng 1, sehingga jadi 3. Dari kematian di Bali 1, Banten 1, DKI 17, kemudian Jabar 1, Jateng 3, Jatim 1, dan Sumut 1, maka total kematian 25%. Total kematian 25% ini sekitar 8% dari total kasus.

Ini angka dinamis meningkat cepat. Mudah-mudahan tidak ada lagi kasus meninggal. Setiap saat akan berubah

Beberapa kasus meninggal bentang usia 45-65 tahun. Ada 1 kasus meninggal dunia 37 tahun. Kalau diperhatikan faktor lain memiliki penyakit pendahulu, sebagian besar diabetes, hipertensi, jantung kronis, paru obstruktif menahun.

Sehingga total terlapor positif 309 (orang), sembuh 15 orang, dan meninggal 25 orang.

(adh/dtk)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya