Suhu Di Bandung Diprediksi 15 Derajat Celsius

Klik nusae - Bersiap-siaplah dengan pakaian hangat. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kota Bandung memprediksi suhu udara pada Jumat-Sabtu (19-20/7/2019) akan mencapai titik 15 derajat Celsius.

Pengumuman itu disampaikan situs BMKG Kota Bandung, Kamis (18/7/2019). Dalam penjelasannya juga disampaikan bahwa beberapa hari kedepan suhu udara di sebagian wilayah Indonesia selatan ekuator, khususnya di wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara, cukup dingin.

Bahan akan mengalami penurunan signifikan pada malam hari. Secara umum, kondisi suhu dingin ini terjadi sebagai akibat dari adanya aliran massa udara dingin dan kering dari wilayah benua Australia yang dikenal dengan aliran monsun dingin Australia.

Secara klimatologis, monsun dingin Australia aktif pada periode bulan Juni-Juni-Agustus, yang umumnya merupakan periode puncak Musim Kemarau di wilayah Indonesia selatan ekuator.

Desakan aliran udara kering dan dingin dari Australia ini menyebabkan kondisi udara yang relatif lebih dingin, terutama pada malam hari dan dapat dirasakan lebih signifikan di wilayah dataran tinggi atau pegunungan.

Fenomena ekstrem juga terjadi di kawasan pegunungan di Kota Garut yang sempat  didera suhu dingin hingga 1 derajat Celsius dalam beberapa hari terakhir.

Begitu pun suhu di wilayah Bandung juga mengalami penurunan hingga mencapai 15,4 derajat celcius pada Rabu (17/7/2019) dini hari tadi.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Bandung Toni Agus Wijaya mengatakan, suhu dingin itu disebabkan cuaca cerah yang membuat sinar matahari yang menyinari permukaan bumi sebagian besar terpantulkan ke angkasa.

Sehingga radiasi panas matahari yang tersimpan di permukaan bumi saat dini hari, sangat sedikit.

"Suhu yang dingin dalam beberapa hari terakhir di  Bandung Raya maupun secara umum di Jawa Barat merupakan fenomena yang biasa atau wajar yang menandakan datangnya periode musim kemarau," ujar Toni, Rabu.

Untuk Jawa Barat, kata Toni, periode musim kemarau datang pada bulan Juni dengan terlebih dahulu masuk di wilayah sekitar pantura, kemudian bergerak ke arah selatan.

Pada saat musim kemarau angin bertiup yang melewati Jawa Barat merupakan pasat tenggara atau angin timuran dari arah Benua Australia.

Pada bulan Juli, Agustus, September di Australia sedang mengalami puncak musim dingin, sehingga suhunya relatif lebih dingin dibandingkan musim penghujan.

Ia melanjutkan, kondisi saat ini dipengaruhi juga dengan masih adanya kelembapan pada ketinggian permukaan hingga 1,5 km di atas permukaan laut. Sehingga pada sore hari masih terlihat adanya pembentukan awan.

Akan tetapi pada ketinggian 3 km di atas permukaan laut yang relatif kering sehingga potensi awan yang terbentuk untuk terjadi hujan relatif kecil dan dampaknya kondisi kelembapan pada malam hingga pagi hari menambah kondisi suhu udara menjadi dingin.

"Dari pantauan alat pengukur suhu udara di Stasiun Geofisika Bandung tercatat selama bulan Juli 2019 ini, suhu udara terendah tercatat sebesar 16,4 derajat celcius pada tanggal 12 Juli 2019. Sedangkan di lokasi dengan elevasi yang semakin tinggi seperti di pos observai geofisika Lembang (1.241 meter) tercatat 13,0 derajat Celcius pada tanggal 16 Juli 2019," paparnya.

Toni menjelaskan, puncak musim kemarau terjadi pada bulan Agustus-September dengan karakteristik suhu udara dingin dan kering.

(adh/kom)

 

 

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya