Kemenpar Jaring 200 Ribu Turis China Pada Imlek 2019

Klik nusae - Perayaan Imlek yang jatuh pada hari ini,Selasa (5/2/2019),dinilai jadi daya tarik turis China datang ke Indonesia. Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menargetkan 200 ribu kunjungan turisnya.

Dari tahun ke tahun, wisatawan mancanegara (wisman) asal Tiongkok yang berkunjung ke Indonesia selalu membludak selama Februari sehingga menjadikan bulan ini sebagai peak season tersendiri bagi turis Negeri Tirai Bambu.

Setiap tahunnya, perayaan Imlek dan Cap Go Meh jatuh pada Februari sehingga banyak turis China melancong ke berbagai destinasi termasuk Indonesia. Sejumlah destinasi favorit mereka di antaranya Bali, Manado, Batam, Bintan, dan Jakarta.

"Hampir semua negara mengejar pasar Tiongkok, bukan hanya sektor pariwisata, tapi juga industri lainnya. Karenanya kami targetkan wisman asal Tiongkok itu bisa mencapai 3,5 juta tahun ini," ujar Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Regional I (Great China) Kemenpar Vinsensius Jemadu di Jakarta,melalui siaran pers Kemenpar yang diterima,Senin (4/2/2019).

Vinsensius mengatakan, setiap Februari merupakan saat yang tepat untuk menggaet turis China. Untuk itu pihaknya sudah mulai melakukan promosi sejak awal Januari untuk momentum Imlek dan Cap Go Meh.

"Paket imlek kita jual di berbagai daerah yang menjadi pasar wisman Tiongkok. Ada di Bali yang ditargetkan menyumbang 50.000-75.000 wisman saat bulan Febuari. Lalu Batam 20.000 wisman, Bintan 35.000, Manado setiap bulan sudah mencapai 10.000, dan Jakarta 15.000. Minimal 200.000 wisman Tiongkok datang ke Indonesia selama Februari," katanya.

Tiongkok merupakan pasar potensial pariwisata Indonesia. Tercatat, tingkat kunjungan turis China ke Indonesia selama tiga tahun terakhir terus meningkat.

Pada 2015, China menyumbang wisatawan sebanyak 1.141.350 orang. Angka tersebut naik menjadi 1.452.971 orang pada 2016. Begitu juga pada 2018, Tiongkok mendominasi wisatawan dengan menyumbang 1976.728 orang.

"Namun hingga saat ini jumlah masyarakat Tiongkok yang melakukan perjalanan wisata ke Indonesia masih relatif sedikit. Ini yang harus terus kita tingkatkan dengan hard selling seperti ini," ucap pria yang akrab disapa VJ itu.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengungkapkan, jika pasar turis China sangat potensial untuk dikembangkan.

Sebab outbound turis China selalu terkoreksi positif setiap tahunnya. Tercatat, jumlah outbound mereka mencapai 130 juta orang pada 2017.

Selain itu jumlah pengeluaran mereka juga besar dan menghabiskan bujet hingga RMB 115,29 miliar atau Rp 242,109 triliun sebagaimana data International Luxury Travel Market Asia (ILTMA).

"Wisatawan Tiongkok sangat royal berbelanja di pasar global. Kemampuan rata-rata spending mereka mencapai USD 1.139 per trip atau setara Rp 15,9 juta dengan kurs Rp 13.940. Ini tentu menjadi acuan yang bagus untuk meraup pundi-pundi devisa kita," ujar Menpar Arief.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya