Bantul Tawarkan Wisata Swafoto Menarik Di Mangunan

Klik nusae - Pemerintah Provinsi Yogyakarta terus menggali potensi pariwisata untuk bisa dieksplore dan menjadi tujuan wisata menarik. Seperti di Desa Mangunan, Kabupaten Bantul. Sebuah kawasan yang berada di perbukitan itu kini dikembang menjadi objek wisata yang cukup mempesona.

Di sana ada wisata alam yang menarik seperti hutan pinus, hingga kebun buah. Tak hanya itu, masyarakat setempat mulai bergeliat dengan memaksimalkan potensi keindahan alamnya dengan membuat wisata yang digunakan untuk meningkatkan perekonomian warganya.

Salah satunya Jelajah Sawah Pertanian Bawongan (JSPB) Songgo Langit, di Dusun Sukorame, Desa Mangunan.

Hamparan sawah tadah hujan dijadikan lokasi wisata dengan membuat jembatan bambu yang berbentuk melingkar.

Tahun lalu, lokasi tersebut sempat viral di media sosial karena banyak masyarakat yang berswafoto dengan latar belakang sawah nan hijau dipadu dengan perbukitan di sekitarnya.

Pengunjung hanya perlu melakukan perjalanan darat sejauh 23 kilometer dari Kota Yogyakarta ke arah Kebun Buah Mangunan.

Sesampainya di pertigaan kanan masuk Kebun Buah Mangunan, pengunjung mengikuti arah ke Kecamatan Playen, Gunungkidul. Pada sisi kanan sudah ada petunjuk menuju ke lokasi JSPB.

"Masuk ke sini murah saja, untuk pengunjung biaya masuknya per orang Rp 2.500, sudah termasuk asuransi," kata ketua Pengelola JSPB Songgo Langit,Lagimin Budi Ismanto, saat ditemui disela upacara wiwitan di Dusun Sukorame, Selasa (19/2/2019) lalu.

Menurut dia, konsep ini meniru wisata bakau di Bali. Saat itu dirinya dan warga setempat bimbang karena di beberapa dusun di Desa Mangunan sudah terdapat wisata.

"Kami hanya punya spot persawahan. Karena itu kami minta bimbingan Ketua Pokdarwis Desa Mangunan Pak Widodo, saat itu pak Widodo habis dari Bali dan melihat hutan mangrove sebagai tempat wisata," ucapnya.

Kemudian, sawah tanah desa seluas 2,5 hektar itu diubah menjadi lokasi swafoto dengan membangun jembatan bambu di atasnya.

Namun ide itu tak mudah diwujudkan karena ada sebagian warga yang pesimis lokasi tersebut bisa berkembang.

Akhirnya tahun 2017 warga tetap membangun jembatan bambu sepanjang 357 meter yang berbentuk melingkar. Akhir tahun 2017, sebagian besar jembatan bambu telah selesai dibangun.

"Akhir tahun tepatnya bulan Desember 2017 sudah ada pengunjung, meski belum jadi sepenuhnya. Januari 2018 jembatan akhirnya rampung, dan diresmikan Bulan Februari 2018," ucap Lagimin.

Lagimin mengatakan dirinya dan warga saat ini bersyukur usaha yang dirintisnya sudah mulai dikunjungi banyak orang. Setiap hari ada ratusan orang yang berkunjung. Bahkan saat akhir pekan bisa mencapai 800 hingga 900 orang.

"Untuk saat selesai dipanen memang menurun, tetapi saat selesai masa tanam, dan akan panen itu ramai. Sawah disini karena tadah hujan bisa panen sebanyak dua kali," katanya.

Agar wisatawan tidak bosan, pengelola menabah lokasi swafoto mulai gardu pandang diatas bukit. Selain itu, juga akan dibangun joglo di tengah sawah.

"Di gardu pandang bisa menikmati sunrise indah," ujar Lagimin.

Pengunjung tidak perlu takut lapar karena di lokasi sudah ada pedagang makanan yang menjajakan makanan setiap hari.

Toiletnya pun bersih. Ketua BUMDES Seloaji Desa Mangunan, Aris Purwanto, mengatakan saat ini di Desa Mangunan ada beberapa lokasi wisata yakni wana wisata 9 lokasi dan 5 obyek wisata. Diakuinya saat ini pihaknya tengah merumuskan agar seluruh lokasi wisata bisa dikelola BUMDes untuk kesejahteraan masyarakat.

"Ke depan akan dikelola pemerintah desa melalui BUMDes. Saat ini desa kami setiap bulannya dikunjungi ribuan wisatawan, sehingga perlu pengelolaan yang baik," tutur Aris.

Salah seorang pengunjung asal Kota Yogyakarta, Slamet, mengaku tertarik mengunjungi Desa Mangunan karena ada berbagai obyek wisata alam.

"Tadi mampir ke Hutan Pinus, dan saat ini di JSPB. Nanti mau ke Pantai Gunungkidul. Kebetulan sedang liburan mau menyenangkan keluarga," katanya.

(adh/kom)

 

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya