Purwakarta Ingin Bangun Wisata Halal
Bahkan akan banyak bangunan"Ž sejenis Musala dan Tajug yang segera dibangun di objek-objek wisata Purwakarta.
"Kami sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak, seperti pihak hotel, maupun wahana wisata agar hal ini "Žterwujud. Karena potensi wisata halal di Purwakarta sangat tinggi. Apalagi Purwakarta adalah wilayah di Jabar yang paling tinggi kunjungan wisatanya," kata Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Kepemudaan Olah Raga Pariwisata dan Kebudayaan, Kabupaten Purwakarta, Heri Anwar,belum lama ini.
"ŽMenurut Heri, wisata halal ini dipengaruhi kunjungan wisatawan Timur Tengah yang tinggi ke Purwakarta. Namun selama ini Purwakarta hanya menjadi tempat singgah saja sebelum para wisatawan tersebut menuju ke Bogor dan Cianjur."Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya fasilitas pendukung wisata halal. Hal tersebut semisal ketersediaan makanan dan sarana ibadah yang tersedia di objek wisata," kata Heri.
Menanggapi kepentingan makanan dan sarana ibadah ini, maka Heri pun mengaku telah lakukan sosialisasi. Caranya adalah dengan meminta pihak hotel dan pemilik wahana wisata, menyediakan dua unsur penting tersebut.
"Respon pemilik hotel dan wahana pun ternyata cukup positif. Karena ternyata kunjungan wisatawan Timteng ke Purwakarta ternyata salah satu yang tertinggi untuk ukuran wisatawan asing," ujarnya.Apalagi wisatawan dari Timur Tengah, berani mengeluarkan dana yang banyak untuk liburannya. Namun seperti itu tadi, mereka tetap inginkan sarana ibadah yang baik.
Karena itu lanjut Heri, dari puluhan hotel yang ada di Purwakarta, ke depan harus memiliki tempat ibadah yang representatif."Ž
Begitu pula bagi 45 wahana wisata yang ada, wajib memiliki Masjid, Musala atau Tajug yang juga representatif.
"Hotel pun harus memiliki fasilitas ibadah pendukung di tiap-tiap kamarnya. Seperti ketersediaan arah kiblat, sajadah, mukena hingga Kitab Suci Alquran. Tak hanya itu saja, tempat ibadah di hotel pun harus dalam keadaan bersih dan tertata," kata dia.
Sementara makanan pun harus dijaga sebaik mungkin di hotel-hotel ini. Hal ini agar jangan sampai ada kandungan makanan yang mengandung babi. Selain itu penyembelihan hewan pun harus pula mengikuti konsep syariat Islam.
Heri pun secara tidak ragu, akan juga sosialisasikan agar hotel-hotel di Purwakarta menolak tamu yang datang dengan bukan mahramnya."Jadi untuk menginap harus dengan bukti berupa buku nikah. Atau jika alamatnya sama cukup dengan KTP saja," katanya.
Sementara baik hotel maupun wahana wisata pun diimbau untuk menyampaikan pada wisatawan pada saat waktu salat tiba.
"Bisa dengan suara azan yang terdengar, atau dengan pemberitahuan lewat microphone," ucapnya.
Disinggung apakah wisata halal ini akan diterapkan 100 persen di Purwakarta, Heri belum bisa menjawabnya secara pasti. Tetapi meski demikian Heri berharap penerapan wisata halal ini bisa sepenuhnya dilakukan."Ž"Kita lihat saja di hotel-hotel di Purwakarta, apakah setelah wisata halal ini diterapkan maka kunjungan akan naik? Atau bahkan turun. Jika naik maka Heri berharap wisata di Purwakarta bisa semuanya berlabel halal," katanya.
Untuk menuju ke wisata halal, pemerintah daerah juga terus melakukan kajian. Mengundang stakeholder yang berkaitan dengan pariwisata dan pihak lainnya. Hal ini menjadi sangat penting untuk bisa menyamakan persepsi dalam penerapan wisata syariah.
(adh)