George Washington University Lakukan Penelitian Homestay Di Bandung
"Kolaborasi penelitian ini akan memberikan pengalaman bahwa hasil penelitian tidak hanya menjadi konsumsi lembaga tetapi juga untuk dipublikasikan di jurnal internasional," kata Plt Ketua STP NHI Bandung Faisal Karim,kemarin.
Menurut Faisal, pemilihan topik homestay sejalan dengan kebijakan paruiwisata dari pemerintah. Homestay dinilai lebih unik karena menampilkan sisi lokalitas dengan melibatkan masyaraat dalam penyediaan akomodasi dan keuntungan ekonomi yang diterima.
Penelitian ini sendiri akan dilakukan selama 4 hari. Dari dua desa tadi,Jelekong dan Alam Endah, nantinya dapat dibandingkan pengelolaan homestay-nya.
"Hasilnya akan dipresentasikan di depan pemangku kepentingan di Jelekong dan Alam Endah. Selain itu kita juga akan publikasikan di jurnal internasional," tambah Faisal.Sementara itu, Sekretaris Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) NHI Bandung Ananta Budhi mengemukakan perlu segera dilakukan standarisasi homestay guna menyamakan kualitas pelayanan yang diterima wisatawan.
"Saat ini ada penyimpangan makna homestay. Seharusnya homestay itu kan melibatkan wisatawan dalam berbagai kegiatan dengan tuan rumah," katanya.
Namun kenyataanya,lanjut Ananta,homestay sekarang seperti hanya menyewakan rumah tinggal.
"Terkadang, ada kekhawatiran tuan rumah bahwa kehadirannya akan membiuat tidak nyaman wisatawan. Ada juga wisatawan yang menginginkan tuan rumah tinggal terpisah," papar Ananta seusai membuka kegiatan "Tourism Consulting Project Rearch Collaboration between Bandung Institute of Tourism (STP NHI Bandung) and George Washington University di Gedung Ceremai STP NHI Bandung Jln Setiabudhi,Senin (25/6/2018) lalu.
Sebelumnya, secara terpisah Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, Rahmat Surjana mengemukakan bahwa penginapan di rumah-rumah penduduk (homestay) mulai diminati wisatawan.Oleh sebab itu,pihaknya saat ini tengah berupaya mengembangkan sistem homestay bagi wisatawan.Strategi tersebut diharapkan menambahkan daya tarik wisata daerahnya tahun ini.
"Dari 40 kecamatan yang ada di Kabuoaten Bogor,semua punya potensi wisata. Bagaimana caranya potensi-potensi wisata itu mempunyai nilai ekonomi bagi warga. Salah satunya lewat homestay," katanya.
Menurut data Disbudpar setempat, kunjungan wisatawan sejak 2015 sebanyak 5,2 juta orang dari target lima juta wisatawan. Jumlah kunjungan wisatawan meningkat hingga enam juta orang selama 2016 dari target awal 5,5 juta. Ia meyakinkan target tersebut akan semakin dari tahun ke tahun.
Ketua Badan Promosi Pariwisata Kabupaten Bogor, Zaenal Syafruddin mengharapkan strategi wisata pedesaan melalui pengembangan homestay bisa menarik minat wisatawan backpacker."Sekarang wisatawan backpacker ini menjadi salah satu pilihan yang menarik. Padahal sebelumnya sempat tidak dilirik karena dianggap kurang potensial," jelasnya.
Zaenal pun menekankan perlunya kerjasama dengan berbagai stakeholder pariwisata di daerah ini untuk mengembangkan homestay tanpa bersinggungan dengan perhotelan yang ada.
(adh)