Harus Lebih Giat Dan Kreatif Agar Lebih Kompetitif

 

JELAJAH NUSA - Grand Mercure Bandung yang berdiri sejak 2015 lalu, kini resmi berbintang 5 dengan total 205 kamar. Peningkatan status ini ditujukan untuk menaikan mutu pelayanan. Peningkatan status juga untuk memberikan pengetahuan kepada khalayak bahwa kini status Hotel Mercure Setiabudi menjadi Grand Mercure.

"Perubahan status ini karena memang awalnya fasilitas kami sudah bintang lima," terang Engkun Kurnia selaku General Manager Grand Mercure Setiabudi pada JELAJAH NUSA.Status peningkatan tersebut bekerjasama dengan Lembaga Sertifikasi Usaha (LSU) Karsa Bhakti Persada. Peningkatan level hotel tersebut akan diresmikan Menteri Pariwisata Arief Yahya pada 19 Mei 2017.

"Kami berharap untuk meningkatkan pelayanan dan image ada baiknya hotel-hotel yang belum disertifikasi segera menerbitkan statusnya," ujar Herrie Soewarma, Direktur LSU Karsa Bhakti Persada.

Peningkatan luas kamar, amenities, SOP Pelayanan baru dan training karyawan khusus untuk hotel berbintang 5 sudah dilakukan Grand Mercure. "Luas kamar kita sudah 31 square meter dari asalnya 26 square meter," kata Engkun.Lebih jauh akan ada penambahan fasilitas berbintang di Grand Mercure, yakni jumlah ruang meeting. "Tadinya cuma 6 ruang meeting, sekarang kita tambah 6 ruang meeting lagi, sehingga total ada 12 ruang meeting," terang Engkun Kurnia yang sudah 30 tahun lebih malang melintang di perhotelan.

Grand Mercure juga sudah mengubah menu restorannya ke bintang 5, bahkan akan ada Lounge di gedung paling atas sebagai fasilitas bagi tamu hotel jika ingin bersantai dengan menu terbaik ditambah pemandangan city view kota Bandung.

"Namanya Keppler Sky Lounge. Namun masih tahap pembuatan. Nama Keppler itu diambil dari ahli bintang zaman dulu," ujar Engkun.Tingginya supply hunian kamar hotel di Kota Bandung sebagai salah satu pemicu peningkatan fasilitas di Grand Mercure. Maklum Kota Bandung kini menjadi idola destinasi wisatawan domestik dan mancanegara. Sehingga Kota Bandung banyak meraih penghargaan di Bidang Tata Kota dan Pariwisata.

"Kita siap berkompetisi dan berharap meningkatnya reputasi, karena kita yakin fasilitas di sini akan memenuhi kepuasan para pengunjung baik dalam dan luar negeri. Lebih giat dan kreatif ya dengan kompetisi saat ini," tambah Engkun.Sementara itu, menyikapi penurunan tingkat okupansi hunian hotel di Kota Bandung awal tahun ini yang berimbas pada lesunya bisnis pengelolaan perhotelan, Engkun berpendapat mesti ada terobosan baru.

"Harus ada terobosan, misalnya dari Asosiasi General Manager Hotel akan mengadakan roadshow untuk mempromosikan MICE (Meeting, Insentive, Conferences, Exibition) di Kota Bandung," papar Engkun yang tergabung di asosiasi GM "Riung Priangan" dan IHGMA (Indonesia Hotel General Manager Association).

Selanjutnya ia berharap dari Badan Promosi Pariwisata Kota Bandung membuat sebuah program promosi yang holistik terhadap pariwisata kota Bandung. Misalnya sorotan terhadap situasi transportasi kemacetan di Kota Bandung harus segera terselesaikan, terutama saat hari libur.***

Teks & Foto: Rivansyah Dunda

Share this Post:

Berita Lainnya

E-Magazine Nusae