Riau Punya Kekuatan Destinasi Kuliner

JELAJAH NUSA - Provinsi Riau memahami bahwa mengelola pariwisata tidak cukup hanya dengan menampilkan kebudayaan dan kesenian yang dimiliki. Tetapi bagaimana potensi tersebut bisa dikelola lebih kreatif sehiingga menarik disaksikan.

"Kebudayaan sebetulnya bisa dibuat menjadi lebih menarik untuk didatangi,dikunjungi oleh wisatawan. Oleh sebab itu, perlu kreatif dalam mengemas suatu pertunjukan. Selanjutnya tidak kalah  penting juga aksebitilitas, yakni bagaimana orang bisa sampai ke tujuan pertunjukan kesenian atau budaya dengan lancer dan tenang," demikian disampaikan Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi Riau," Fahmizal Usman saat ditemui Jelajah Nusa, Sabtu (05/08/2017) di Anjungan Riau Taman Mini Indonesia Indah (TMII)

Menurut Fahmizal, pihaknya terus berupaya memperbaiki infrastruktur penunjang agar beberapa lokasi destininasi di Riau bisa dikunjungi wisatawan dengan nyaman. Diantaranya mempersiapkan sarana pendukung vital seperti air bersih,listrik,kamar kecil,rumah makan,homestay (hotel),mini market, ATM, disetiap spot distinasi.

"Dengan kesiapan aminitas yang baik ini, diharapkan kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara akan semakin banyak datang ke Riau," lanjutnya.

Tentu masih ada komponen lain lagi yang harus dipersiapkan agar suatu objek wisata itu bisa masuk dalam agenda para wisatawan.

"Apa itu, tentu harus terus dilakukan pengembangan destinasi, peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan promosi. Tiga hal ini program strategis yang tidak bisa diabaikan jika suatu pariwisata di suatu daerah cepat berkembang," paparnya.

Khusus Provinsi Riau, Fahmizal mengemukakan bahwa daerah ini memiliki dua kekuatan yakni seni pertunjukan dan kuliner. Beberapa kesenian kebudayaan melayu sudah menjadi trendmark yang sering dinanti wisatawan.

"Kami juga memiliki 500 -an jenis kuliner. Ibaratnya kalau istri kita sehari masak satu, setahun tidak habis. Termasuk sagu di Riau sudah menjadi ikon. Belum settahun lalu konsumsi sagu di riau hanya 1 persen, sekarang sudah 17 persen. Itu kurang dari satu tahun. Kenapa? Ya kita hebohkan dengan promosi melalui kuliner yang dikreasi dengan sagu sehingga Riau mampu melampui Papua. Papua hanya sanggup 308, sementara kita bisa 369 sehingga masuk record Muri," ungkapnya.

Disparekraf Riau melalui Upt Anjungan Riau Taman Mini Indonesia Indah (TMII) menggelar pegelaran seni pertunjukan Indragiri Hulu bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Budaya (Disdikbud) Indragiri Hulu.

Acara yang mengusung tema "Menghulu Budaya Melayu, Menghilir Riau Berintegritas" Disdikbud Indragiri Hulu menampilkan empat pertunjukan tarian dan budaya yakni tarian beringin sungsang, tarian songgom monggang, syair surat kapal dan upacara cukur rambut dan penambalan nama.

Upacara cukur rambut dan penambalan nama ini merupakan acara dimana pemberian nama pada anak bayi yang baru lahir dan dilanjutkan penaburan tepung tawar dan acara cukur rambut dan diiringi dengan lantunan sholawat nabi.

Kepala Upt Anjungan Riau, Cecep Iskandar menjelaskan bahwa acara ini merupakan bagian dari upaya pelestarian budaya melayu, sempena Hut Riau ke-60.

"Acara yang kita selenggarakan setiap tahun ini, secara bergantian diisi oleh Kabupaten/Kota. Tahun ini kebetulan Inhu yang memamerkan pertunjukkannya," ujar Cecep.

Sementara itu, Syarifah Nuraisyah selaku staff seksi Anjungan Riau yang menjadi koordintor iven mengatakan, pertunjukkan ini merupakan tarian yang diangkat dari upacara tradisi pengobatan dan tolak bala "Balai Panjang" pada masyarakat Talang Mamak di Inhu.

Kemudian penampilan tari Songgam Monggang, yang diangkat dari kegiatan prosesi adat kematian masyarakat Talang Mamak, yang biasa dilakukan pada hari ketujuh, keempat belas dan kedua puluh satu hari setelah kematian.

Nah yang lebih penting lagi,  pengunjung yang menyaksikan acara ini dapat berbagai fasilitas, seperti bebas bea masuk TMII serta bisa menikmati hidangan kuliner khas melayu.

(Adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya