Citra Rasa Arabik Di Tanah Sunda
Dengan menggunakan rempah-rempah khas dari negara Arab tersebut, siapapun yang mencoba pasti akan ketagihan untuk mencicipinya.
Ya, masakan timur tengah ini bisa anda dapatkan disalah satu restoran menu Arabian dengan suasana kental ketimur tengahannya di kota kembang.
Restoran dengan berkonsepkan Arabik ini sangat cocok untuk dikunjungi baik bersama keluarga, rekan bisnis dan kerabat. Dari depan pintu masuk restoran, aroma timur tengah sudah tercium.
Terdapat dua Host (penerima tamu), satu berasal dari Arab dan satu lagi dari Bandung berpakaian gamis berjubah, lengkap dengan pedang yang tersalip di pinggang.
Dengan ramah, si Host akan melayani pelanggan serta mengarahka tamu ke tempat meja makan.
Jika dilihat sekeliling ruangan, susunan meja tertata rapi dengan alunan musik khas Arabik yang keluar dari speaker yang terpasang. Tampak, beberapa ruangan tersedia ketika menginjakan kaki di tempat makan ini.
"Disisi sayap Restoran ini, tersedia ruangan makan berkonsepkan selonjoran tanpa kursi atau lesehan, dilengkapi kelambu yang mengelilingi tempat makan Anda. Ditanya soal menu makanan, pastinya menu timur tengah yang lebih dominan tersedia disini," kata Manajer Restoran Al Jazeerah, Dicky Dharma kepada Jelajah Nusa, baru-baru ini.
Meski Restoran ini belum genap satu bulan usia nya. Namun, dilihat dari grafik pengunjung, jumlahnya terus bertambah dari hari ke hari. Baik dari pengunjung mancanegara maupun lokal.
Berbicara soal menu yang tersedia, hampir 99 persen bahan pokoknya berasal dari Indonesia. Sedangkan satu persennya, didatangkan dari timur tengah.
"Untuk beras kita impor langsung dari Timur Tengah, karena jenis beras ini hanya ada di negara tersebut," jelasnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Chef di Restoran ini, Ahmad Suharman, yang membocorkan resep khas yang terdapat di Al-Jazeerah.
"Menu Kari Kambing dan Umm Ali (puding susu) yang paling favorit untuk dicoba," katanya.
Cara pengolahan Kari Kambing khas dari tempat makan ini, menurut dia, terletak pada pemanggangan dan campuran rempah-rempah.
Dimana, bahan utamanya yaitu kambing dipilih berusia muda dengan mengurangi takaran rempah-rempah yang menyengat lidah.
"Pemanggangannya dari suhu panas 350 derajat celcius yang kemudian diturunkan secara bertahap ke suhu lebih dingin, supaya dagingnya lebih lembut. Untuk bahan karinya, kita tidak banyak memasukan bahan jintan," jelasnya.
Sedangkan untuk menu Umm Ali atau puding susu, dia menyebutkan menggunakan bahan-bahan sederhana seperti Paperri, cream dan susu yang dicampur dengan kacang Almont dan sedikit kismis sebagai penambah rasa.
Bukan cuma itu saja, masih banyak menu arabik lainya yang disajikan oleh Chef dua anak ini untuk memuaskan pelanggannya. Dimulai dari makanan pembuka, ringan, berat hingga penutup.
"Nasi goreng arab juga ada. Berasnya menggunakan beras jenis Basmati," terangnya.
Selain itu, Chef yang pernah bekerja di maskapai penerbangan Internasional ini juga menyajikan berbagai menu minuman Arabik seperti Arrabic Tea, Moroccan Tea dan Adeni Tea.
(Ozi/Adh)